Ajakan Tidak Memilih Politisi Busuk

Bagikan artikel ini

Titi Viorika, peneliti Fordial, Jakarta

GP Ansor Kabupaten Tanjabbar melalui ketuanya konon telah menghimbau agar masyarakat Tanjabbar pada Pemilu 2014 menjadi pemillih yang pintar dan cerdas, dengan tidak memilih “politisi busuk” yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Ciri-ciri politisi busuk antara lain, mementingkan dirinya dan kelompoknya saja, aspirasi warga tidak pernah tersalurkan khususnya para konstituennya dan mengumbar seribu janji politik untuk meraih simpati warga dengan cara menghamburkan-hamburkan uang (money politics).

Dalam konteks politik dan semiotika sosial, pernyataan ini bisa bermata ganda karena mengingat Ansor adalah organisasi sayap pemuda dari NU, sedangkan teoritis aspirasi politik NU disalurkan ke PKB, maka pernyataan ini justru ditujukan kepada caleg dari NU khususnya yang ingin terpilih menjadi anggota DPR RI.

Menurut penulis, NU sebagai ormas pemuda Islam sadar menjadi perebutan berbagai Parpol khususnya PPP, PKB dan Partai PKS. Oleh sebab itu, Ansor sadar ia merasa perlu mengingatkan khususnya umat Islam agar hati-hati dalam memilih calonnya.

Pernyataan ini juga harus diterjemahkan bahwa Ansor juga sadar berbagai parpol non-Islam juga menginginkan Ansor sebagai salah satu unsur yang mengharapkan dukungan Ansor. Oleh karena itu, Ansor juga merasa perlu mengingatkan umat Islam agar berhati-hati dalam memilih calonnya.

Meskipun demikian, ajakan Ketua GP Ansor Kabupaten Tanjabbar, Provinsi Jambi ini patut diapresiasi, karena pelaksanaan Pemilu 2014 akan berhasil, aman dan lancar dengan tingkat partisipasi politik yang meningkat, jika ormas-ormas kepemudaan seperti GP Ansor dll memiliki pandangan yang positif terhadap pelaksanaan Pemilu 2014 itu sendiri, sebagai mekanisme legal konstitusional dalam menata dan memperbaiki Indonesia ke depan.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com