Akhiri Pertemuan di Bali, HLP Kejar Agenda Pembangunan Pasca-2015

Bagikan artikel ini

Rangkaian pertemuan keempat High-level Panel of Eminent Persons on the Post-2015 Development Agenda (HLP) telah dilaksanakan di Bali, 25-27 Maret 2013. Panel yang dibentuk Sekjen PBB dan diketuai bersama Presiden RI, Presiden Liberia dan PM Inggris tersebut berhasil menyepakati sebuah Bali Communiqué.

 

Di sela-sela pertemuan, Menlu Marty M. Natalegawa mengatakan, “Para anggota Panel berupaya menyusun rekomendasi yang ambisius namun juga praktis, dengan menggabungkan visi dan pragmatisme.”

Karena itu, lanjut Marty, pertemuan di Bali ini adalah pertemuan yang krusial dalam mengejar pencapaian masing-masing tujuan dalam agenda pembangunan pasca-2015 nantinya, dengan menekankan pentingnya pemajuan kemitraan antar berbagai pemangku kepentingan dan tersedianya sarana implementasi.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menyerahkan rekomendasi hasil pembahasan Panel di New York, Mei 2013, yang melaporkan visi, agenda, serta tujuan, disertai dengan penjelasan dalam narasi yang diperlukan.

Laporan tersebut kemudian akan dibahas dalam forum multilateral, bersama dengan dokumen The Future We Want hasil KTT Rio+20 dan dokumen hasil pembahasan Open Working Group (OWG) tentang Sustainable Development Goals (SDGs).

Sementera itu dari Bali dilaporkan, hari pertama (25/3) pertemuan dimulai dengan kegiatan outreach pada yang dihadiri pemangku kepentingan dari seluruh dunia.

Dalam kegiatan tersebut, wakil dari kalangan pemerintah, swasta, akademisi, kelompok pemuda dan perempuan melakukan diskusi interaktif serta memberikan masukan kepada para anggota Panel.

Mereka mendiskusikan masa depan agenda pembangunan global pasca-2015, seperti bagaimana menghadapi isu kemiskinan, ketimpangan (inequality), lingkungan hidup, dan juga menghadapi tantangan pembangunan terkini, seperti isu ketahanan pangan, energi dan air.

Pada hari kedua (26/3), semua anggota Panel dan advisers-nya berkumpul untuk mempersiapkan pembahasan pada pertemuan utama dengan co-Chairs di keesokan harinya. Pertemuan ini melanjutkan hasil pertemuan-pertemuan sebelumnya di New York, London dan Monrovia yang membahas upaya pengentasan kemiskinan di tingkat individu/rumah tangga dan di tingkat nasional. Untuk itu, pertemuan difokuskan pada upaya pengentasan kemiskinan di tingkat global.

Sementarai di hari terakhir (27/3), pembahasan difokuskan pada upaya membentuk kemitraan global dan sarana implementasi. Kemitraan global antara lain diperlukan untuk memperkuat koordinasi dan koherensi baik dalam sistem PBB maupun dengan berbagai organisasi internasional. Selain itu, ditekankan pula pentingnya untuk mengindari duplikasi dari berbagai bentuk kemitraan dan perlunya inovasi dalam melahirkan kemitraan-kemitraan yang lebih efektif.

Sarana implementasi diperlukan untuk memastikan agenda pembangunan pasca-2015 dapat direalisasikan dengan baik. Sarana-sarana tersebut antara lain adalah pendanaan, transfer teknologi, pembangunan kapasitas, dan perdagangan.

Anggota Panel banyak menekankan mengenai pendanaan untuk pembangunan yang bersifat adequate, stable, dan predictable.
Pendanaan pembangunan diharapkan tidak hanya bersandar pada official development assistance (ODA) dari negara donor namun juga dapat menjajaki berbagai kemungkinan sumber-sumber pendanaan inovatif.

Hadir pula pada rangkaian pertemuan beberapa pembicara tamu, antara lain Putri Máxima dari Belanda, Presiden Majelis Umum PBB Vuk Jeremić, George Soros dan Jeffrey Sachs.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga mengundang seluruh peserta rangkaian pertemuan keempat HLP, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, serta Duta Besar negara sahabat, pada acara makan malam (26/3).

Seluruh kalangan, baik pembuat kebijakan hingga pemangku kepentingan nasional dan internasional, berkesempatan untuk berinteraksi lebih dekat sambil menikmati pertunjukan seni Indonesia dalam acara tersebut. (Kemlu RI-sumber: Ditjen Multilateral/ed. Yo2k)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com