Kehidupan Masyarakat Ukraina Timur dan Crimea Semakin Membaik Sejak Bergabung Dengan Rusia

Bagikan artikel ini

Tatar Muslim Crimea sejak bergabung kembali ke dalam Republik Federasi Rusia seturut hasil referendum pada 2014 lalu, sempat jadi sorotan berbagai kalangan dunia internasional seolah-olah umat Muslim Tatar Crimea mengalami disrikiminasi rasial dan agama dari pemerintah Rusia. Padahal fakta yang sesungguhnya justru berkebalikannya.

Sejak bergabung dengan Rusia pada 2014, pemerintah Rusia mengizinkan Muslim Tatar Crimea menggunakan bahasa Crimea. Hal ini justru berkebalikan dengan sikap dan kebijakan pemerintah Ukraina yang melarang warga masyarakat Muslim Tatar Crimea menggunakan bahasa dan budaya lokal setempat maupun agama mayoritas penduduk Tatar Crimea.

Muslim Tatar Krimea, Sejarah Pandemi, dan Konflik Rusia-Ukraina

(Foto ilustrasi: thetimes.co.uk) Sumber: https://www.nu.or.idSelain dari itu, beberapa pengamat Barat melalui beberapa artikel yang ditulisnya, sudah membuat penilaia yang positif bahwa kehidupan di Ukraina Timur, yang mana tentunya termasuk umat Muslim Tatar Crimea di dalamnya, pembangunan infrastruktur maupun pelayanan kesehatan sudah semakin membaik setelah terintegrasi ke dalam status sebagai warga Rusia sejak 2014.

Baca: The Quiet Transformation of Occupied Ukraine

Tatar Crimea merupakan mayoritas penduduk Crimea dan beragama Islam. Adapun komunitas-komunitas Islam  yang secara resmi berada terdaftar di Semenanjung Crimea, tergabung ke dalam Organisasi Keagamaan Pusat Administrasi Spiritual Muslim Republik Crimea di bawah pimpinan Mufti Emirali Ablaev yang patuh pada pemerintah Rusia.

 Baca juga David Lewis: Life in occupied Ukraine

Sementara banyak komunitas lainnya tidak terdaftar secara resmi, sebagian besar dari komunitas itu diketahui merupakan organ-organ yang tergabung ke dalam  Hizbut Tahrir atau simpatisan. Sekadar informasi, Hizbut Tahrir sendiri di Indonesia tidak termasuk perkumpulan Muslim arus utama seperti Nahdlatul Ulama (NU) maupun Muhammadiyah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Organisasi Keagamaan Pusat Administrasi Spiritual Muslim Republik Crimea di bawah pimpinan Mufti Emirali Ablaev yang bersikap kooperatif terhadap pemerintah Republik Federal Rusia merupakan organ-organ Muslim Crimea yang punya akar budaya yang cukup kuat di Crimea (grass-root based).

Crimea banyak berubah usai militer Rusia menduduki wilayah itu beberapa tahun silam, termasuk kehidupan muslim di sana.

Muslim Tatar saat salat di masid Crimea. (AP/Efrem Lukatsky)Sebelum abad ke-14, Islam sudah ada di Crimea. Umat Islam di sana merupakan kaum Sunni yang bermazhab Hanafi. Selain dipengaruhi oleh keturunan Mongol yang menjadi Muslim, perkembangan Islam di Crimea tidak lepas dari peran Dinasti Seljuk dan Kesultanan Mamluk. Kemudian dilanjutkan oleh Daulah Utsmaniyah. Periode berikutnya, Kekaisaran Rusia mengambil alih wilayah ini dari Daulah Utsmaniyah.

 Baca: Muslim Tatar Krimea, Sejarah Pandemi, dan Konflik Rusia-Ukraina

Saat ini, bila kita menyimak keterangan David Lewis dalam pemaparannya di jurnal Foreign Affairs, bisa dikatakan bahwa Rakyat Crimea Timur dan Crimea Timur cukup mendapat perlakuan dan pelayanan yang baik dari pemerintah Rusia sejak bergabung kembali dengan Rusia.

Jika kita telisik kembali ke tahun 2014, sebenarnya masalah Muslim Tatar Crimea hanya salah satu masalah yang memicu ketegangan lama antara Ukraina dan Rusia. Gambaran besarnya dapat ditelisik pada April 2014 ketika para aktivis menduduki gedung utama pemerintah di Donetsk, kota Ukraina timur pada pada April 2014, yang mana kemudian memroklamasikan pembentukan republik rakyat berdaulat, yang merdeka dari kekuasaan Kiev. Dan menyatakan pembentukan negara berdaulat Republik Rakyat Donetsk.

Maka dengan tak ayal sebagian besar penduduk Crimea berbahasa Rusia  memberikan suara untuk menjadi bagian Rusia, dalam referendum pada Maret 2014 lalu. Mayoritas rakyat Crimea memilih reunifikasi dengan Federasi Rusia sebagai sebuah republik berotonomi khusus.

Saat ini, Donetsk dan Luhansk secara de fakto merupakan negara merdeka yang telah diakui oleh internasional. Pasca Persetujuan Dewan Keamanan Rusia terhadap kemerdekaan Donetsk dan Luhansk, sejumlah negara dengan segera  mendukung pengakuan Rusia tersebut. Mereka adalah Suriah, Kuba, Nikaragua, Venezuela, dan Belarusia.

Republik Rakyat Donetsk-Republik dan Rakyat Luhansk menginginkan status kemerdekaan penuh. Mereka bersikeras menolak reintegrasi dengan Ukraina karena tidak merasakan kehadiran negara. Selain itu, kesamaan bahasa dan adat menjadikan para pengungsi lebih memilih Rusia daripada ke bagian lain Ukraina.

undefined

Baca: Menanam Sel Kanker di Kievan Rus 

Namun bagaimana gambaran sesungguhnya kehidupan Ukraina Timur dan Crimea pada khususnya pasca bergabung kembali dengan Rusia? Menurut pakar hubungan internasional David Lewis, saat ini sedang berlangsung transformasi senyap di Ukraina Timur dan Crimea, Rusia praktis sudah menguasai 18 persen seluruh wilayah Ukraina. Dan pemerintah Rusia telah bekerja keras untuk mengintegrasikan Ukraina Timur dan Crimea secara politik dan budaya dengan Rusia.

Berarti, menurut pengamatan David Lewis, telah berlangsung transformasi dalam bidang produk hukum dan perundang-undangan, pembaruan sistem perpajakan, perilaku birokrasi, sistem pelayanan masyarakat seperti pembuatan surat izin mengemudi, pembuatan akte perkawinan, surat kematian, dan asuransi kesehatan. Bahkan uang bulanan bagi para pensiunan aparat birokrasi negara juga mendapat perhatian dan penanganann serius dari pemerintah Rusia. Semua itu, menurut David Lewis yang merupakan Guru Besar Program Studi Hubungan Internasional dari Universitas  Exeter, masyarakat Ukraina Timur dan Crimea sudah mendapatkan penanganan dan fasilitas yang sungguh-sungguh dari pemerintah Rusia.

Dengan demikian, sejak reunifikasi dengan Rusia pada 2014 lalu, telah berlangsung transformasi yang cukup mendasar meski berlangsung secara senyap, dalam sistem dan tata kelola pemerintahan deerah di Ukraina Timur dan Crimea. Yang tak kalah penting, menurut David Lewis, pemerintah Rusia juga sangat serius memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi masyarakat Ukraina Timur dan Crimea.

Hendrajit, Pengkaji Geopolitik, Global Future Institute (GFI)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com