Amerika Serikat Khawatir Media Internet jadi Media Arus Utama Baru, Pentagon Nyatakan Media Cyber Sebagai Medan Tempur

Bagikan artikel ini

Hendrajit, Peneliti Senior Global Future Institute (GFI)

Pemerintah Amerika Serikat  nampaknya sudah mulai terganggu dengan maraknya media media alternatif yang mampu mengimbangi infomasi informasi  yang disebarkan oleh pihak resmi di Washington terhadap sepak terjang AS di beberapa negara.

Baru baru ini, Departemen Pertahanan (Pentagon) mencanangkan kepada publik bahwa  media cyber atau internet sebagai wilayah pertempuran  baru. Ini tentu saja menarik karena justru Pentagon, yang terkait dengan perang militer, ternyata mulai terjun juga di ranah perang media yang notabene masuk kategori perang non-militer yang seharusnya militer  tidak  berhak ikut campur.

Sayangnya, Pentagon tidak merinci dengan cara bagaimana angkatan bersenjata AS  akan melancarkan perangnya lewat situs situs di media internet. Namun  tak pelak lagi bahwa Departemen Pertahanan AS sudah bertekad untuk menghadapi berbagai serangan serangan opini dan informasi yang berasal dari berbagai negara dan kelompok-kelompok strategis  non negara yang mampu menyajikan informasi informasi tandingan terhadap sajian berita berita resmi media arus utama di  AS seperti The Washington Post, The New York Times,  Miami Herald, dan sebagainya.

Bisa dimengerti  jika  AS sangat  kuatir dengan aksi informasi  tandingan  yang dilancarkan berbagai negara dan aktor aktor non negara yang melawan dominasi korporasi korporasi  AS yang berada di belakang media media arus utama tersebut di atas. Karena berbagai korporasi raksasa minyak milik Rockefeller group seperti Exxon Mobi, Chevron, Shell dan sebagainya, memang sangat mengandalkan sajian sajian informasinya dari  media media internet

Seperti terurai dalam dokumen rencana Pentagon tersebut, pemerintah AS berpandangan bahwa media internet telah digunakan oleh intelijen intelijen luar negeri  untuk membuka dan membongkar jaringan jaringan rahasia mereka.

Tapi itu kan dalih resmi Pemerintah AS. Sejatinya, mereka mengakui betapa dahsyatnya kekuatan media cyber (internet) sebagai media alternatif. Dan bahkan pada perkembangannya di masa depan, bisa menjadi satu media arus utama baru mengimbangi dan mematahkan media media arus utama yang dibiayai oleh korporasi korporasi global di Washington.

Bahkan yang lebih menakjubkan lagi, Pentagon mengakui bahwa jaringan dan sistem pentagon telah berhasil ditembus oleh berbagai negara dan kelompok kelompok strategis non negara melalui media cyber ini,

Maka dari itu, keterlibatan langsung Pentagon dalam perang cyber melawan yang mereka anggap sebagai musuh musuh di ranah informasi dan pemberitaan, menggambarkan secara jelas betapa AS mulai tersuduut dalam perang informasi berskala global.

Buktinya, melalui  rencana strategis Perang Informasi Pentagon  di ranah media internet, pada perkembangannya akan melibatkan juga Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (Department of Homeland Security). Sebagai bagian dari upaya lintas kementerian, dan juga sektor sektor swasta strategis, untuk mengidentifikasi dan menjinakkan  aksi aksi informasi  dari  negara-negara dan kelompok kelompok strategis non negara, yang mereka anggap bakal menghancurkan infrastruktur strategis AS dan para sekutu barat lainnya.

Pada perkembangan tahapan ini, berbagai kalangan di dalam negeri AS sendiri, mulai kuatir jangan jangan manuver ofensif Pentagon tersebut akan mencampuri dan ikut mengatur kewenangan kewenangan pengelolaan media internet di AS itu sendiri.

Salah satu yang mencemaskan, Pentagon mulai mendorong beberapa perusahaan pengelola media internet, untuk mengembangkan semacam program rintisan (Pilot Project), agar secara sukarela berbagi informasi  terkait dengan semua aktivitas media internet. Berarti ini kan semacam upaya dari Pentagon agar perusahaan perusahaan pengelola internet untuk memainkan peran sebagai unsur unsur garis depan dari operasi  intelijen Pentagon.

Sebagai efek dari Program Pertempuran Cyber ini, AS akan menggalang dan merekrut tenaga tenaga ahli Information Technology (IT), yang tentunya dengan mengeluarkan anggaran yang cukup besar untuk menggaji pemanfaatan keahlian mereka.

Dalam skema ini, Pentagon dan Homeland Security Department  barang tentu akan memotivasi temuan temuan baru di ranah teknologi, kerjasama dengan sektor sektor bisnis berskala menengah dan kecil.

Lepas dari rencana strategis Pentaton tesebut, berita bagusnya bagi kita di Indonesia jelaslah sudah. Betapa aksi informasi alternatif yang dilancarkan kawan kawan yang berhaluan kritis terhadap imperialisme Amerika, termasuk kami kami ini Global Future Institute, dan media web kami The Global Review,  ternyata telah memberi kontribusi yang cukup berarti dalam rangka memberi panduan informasi perkembangan dunia, sebagaimana moto media cyber kami.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com