Anatomi Tim Sukses SBY

Bagikan artikel ini

Hendrajit, Direktur Eksektutif Global Future Institute

Pemilihan Presiden masih baru akan berlangsung 8 Juli mendatang. Tapi suhu politik Indonesia semakin memanas. Setelah menggelar Rapat Pimpinan Khusus pada 23 April lalu, dan menghasilkan keputusan mencalokan Jusuf Kalla sebagai calon presiden menantang SBY, Partai Golkar menjadi target operasi tim sukses SBY untuk dipecah-belah dari dalam.

Inilah yang terjadi Senin 27 April lalu ketika 25 Dewan Pimpinan Daerah Golkar mendesak agar partai beringin ini segera menggelar Musyawarah Luar Biasa dengan agenda tunggal membatalkan keputusan Rapat Pimpinan Khusus yang mencalonkan Jusuf Kalla sebagai presiden.

Manuver ini tentu saja ditujukan agar Golkar pada akhirnya akan kembali berkoalisi dengan SBY dalam Pemilihan Umum 8 Juli mendatang. Hanya saja, Golkar kali ini akan mengajukan calon wakil presiden yang bukan Jusuf Kalla.

Menyadari agenda ini, sangatlah masuk akal jika ada tuduhan bahwa tim sukses SBY berada di balik manuver menggoyang kepemimpinan Kalla di Golkar tersebut. Artinya, tim sukses SBY lah yang memicu keberanian beberapa kader Golkar di tingkat daerah provinsi untuk melawan kehendak politik Jusuf Kalla sebagai ketua umum Golkar.

Anatomi Tim Sukses SBY

Bagaimana gambaran yang sebenarnya mengenai Tim Sukses SBY? Fakta menunjukkan, ternyata di semua lini dikendalikan oleh beberapa jenderal. Sebagai misal adalah Marsekal Purn Djoko Suyanto, mantan Kepala Staf Angkatan Udara. Tugas pokoknya adalah, mengefektifkan pembinaan wilayan teritorial untuk memperbesar suara partai Demokrat di daerah. Tim ini tersebar di semua kabupaten dan kota.

Yang kedua adalah Mayor Jenderal Purn Abikusno, mantan asisten logistik Panglima TNI. Tugas pokok adalah menjamin semua kelengkapan logistik kampanye Partai Demokrat dan para calon anggota legislatifnya.

Mayor Jenderal Purn Sardan Marbun, mantan Komandan Intelijen TNI Angkatan Darat, tim ini bertugas mengkomunikasikan semua kebijakan SBY yang dianggap berhasil ke masyarakat. Sehingga memunculkan citra yang dikehendaki. Kotak Pos pengaduan dan SMS 9949 dikelola tim ini. Termasuk penerbitan secara berkala Tabloid Sambung Hati9949.

Yang tak kalah penting adalah Mayor Jenderal Irvan Edison, mantan Gubernur Akademi Militer dan mantan Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Darat. Edison, jenderal yang setia kepada SBY dan saat ini masih menjabat Staf Khusus Presiden bidang Pertahanan, bertugas menghimpun database tentang semua tokoh dalam masyarakat, baik pengusaha, pemuka agama, elemen-elemen perempuan, petani, buruh, nelayan, dan sebagainya. Misi yang harus tercapai kiranya cukup jelas, yaitu meningkatkan perolehan suara Partai Demokrat dan SBY sebagai calon presiden Juli mendatang.

Selain beberapa jenderal, ada juga tokoh sentral dan mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tanjung. Dia duduk sebagai Ketua Dewan Pembina Barisan Indonesia (Barindo) bersama jenderal dekat SBY yaitu Letnan Jenderal M Yasin.

Ada juga mantan Aktivis mahasiswa yang terlibat dalam kasus 27 Juli 1996 dan mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik(PRD), Andi Arif. Tergabung dalam kelompok dia ini beberapa aktivis mahasiswa, dan melakukan beberapa pendekatan ke kelompok anak muda dan mahasiswa. Kelompok Andi Arif ini tergabung dalam Jaringan Nusantara.

Di lini keagamaan, beberapa tokoh penting juga terlibat dalam tim sukses SBY. Melalui organ yang berada dalam naungan Yayasan Dzikir SBY Nurrul Salam, terdapat nama-nama seperti Hatta Rajasa, Menteri Sekretaris Negara. Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet. Maftuh Basyuni, Menteri Agama. Brigjen Kurdi Mustafa, mantan sekretaris pribadi presiden. Habib Abdul Rahman (Kwitang). Azis Mochtar, anggota DPR Partai Demokrat. Dan Harris Taher, pengusaha.

Di atas semua itu, bersatunya sejumlah jenderal di bawah naungan Gerakan Pro SBY. Ketua Umum, Mayor Jenderal Suratto Siswodihardjo, dengan didukung oleh beberapa anggota seperti mantan Kapolri Sutanto dan mantan Kepala Staf Angkatan Udara Herman Prayitno.

Selain itu tergabung juga didalam Gerakan Pro SBY ini Menteri Kesehatan Siti Fadila Supari dan Menteri Kehutanan MS Kaban. Juga terdapat beberapa perwira tinggi TNI seperti mantan Kepala Staf Umum TNI Letjen Purn Suyono dan mantan Kepala Staf Teritorial Letjen Purn Agus Wijoyo. Tim ini baru didirikan pada 24 April lalu.

Nampaknya inilah tim siluman SBY yang seringkali diduga oleh berbagai kalangan politisi melakukan gerilya politik atau operasi terselubung untuk melemahkan potensi-potensi kekuatan politik yang yang ada baik dari segi bobot ketokohan politik seseorang maupun elemen-elemen atau faksi-faksi yang dinilai SBY bisa menjadi ancaman atau penghalang terbentuknya sebuah koalisi partai yang mengarah pada terpilihnya kembali SBY sebagai presiden untuk kedua kalinya.

Tertangkapnya Emron Pangkapi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang di internal PPP menjadi motor penggerak dukungan partai kepada Prabowo Subianto dari Partai Gerindra dan menentang koalisi PPP dan Partai Demokrat mendukung kembali SBY, kiranya merupakan indikasi jelas adanya operasi terselubung Tim Sukses SBY tersebut di atas.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com