Arif Rahman Hakim, Kotributor The Global Review
Pemerintah memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp 100.000/bulan tahun 2009 hanya untuk dua bulan, yakni Januari dan Februari.
Di Kota Surabaya jumlah penerima BLT sebanyak 93.622 rumah tangga sasaran (RTS) dengan alokasi dana Rp 18.724.400.000. Pembayaran dilakukan oleh kantor pos. Penerima BLT tak hanya memakai uang tersebut untuk membeli kebutuhan pokok, tapi ada juga yang untuk menambah modal berdagang. Salah satu contohnya adalah Waras, warga RT 05/RW 04 No. 52 Kelurahan Kapasari, Kecamatan Genteng.
Sehari-harinya ayah lima anak dan kakek tiga cucu ini bekerja sebagai tukang becak. Waras dan keluarganya berdomisili di sebuah rumah kontrakan yang sederhana.
Waras tiga kali menerima BLT, yakni tahun 2005, 2008, dan 2009. Ketika pertama kali menerima BLT tahun 2005 sebesar Rp 1,2 juta, dia merasa senang sekali.
Uang BLT dipakai untuk membeli sebuah mesin jahit. Dengan mesin jahit itu ia membuka usaha konveksi sebagai pekerjaan sampingan. Jika sepi penumpang ia bersama isteri dan seorang anaknya menjahit pakaian di rumah. Pelan tapi pasti Waras banyak mendapat order jahitan. Selanjutnya pada tahun 2008 Waras mampu membeli lagi sebuah mesin jahit yang berasal dari uang BLT dan hasil tabungannya.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang memberikan BLT kepada saya. BLT sangat bermanfaat bagi saya. Saya mendoakan Presiden SBY sukses dalam menjalankan tugas,” kata Waras ketika diwawancarai di rumahnya, Sabtu (18/4).
Contoh lainnya adalah Maryam, 73 tahun, penjual makanan di Kelurahan Kapasari, Kecamatan Genteng. Uang BLT dipergunakan untuk menambah modal berdagang. Ia mempunyai sebuah warung kecil yang antara lain menjual rokok, kopi, kue, dan makanan ringan lainnya.
“Saya menerima BLT tahun 2005, 2008, dan 2009. Semua uang BLT saya pakai untuk menambah modal dagangan. Saya berharap pemerintah melanjutkan BLT,” kata janda seorang anak ini.
Yang juga memanfaatkan BLT untuk tambahan modal berdagang adalah Sayani, penduduk Jl. Undan Kulon 3 No. 53 RT 8/RW 8 Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng. Janda ini berjualan makanan ringan. Ia mempunyai empat anak dan dua cucu. “Saya mendoakan SBY terpilih lagi menjadi presiden,” ujarnya.
Sedangkan yang memanfaatkan BLT untuk membeli kebutuhan pokok antara lain Emistira, Srianah, Lani, dan Tasiah. Emistira, warga Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng. Suaminya bekerja sebagai satpam di sebuah pabrik.
“Uang BLT saya pergunakan untuk membeli makanan,” kata ibu dua anak itu. Srianah, 57 tahun, warga Kelurahan Embong Kaliasin. Ia seorang janda. Nenek seorang cucu ini tak memiliki penghasilan tetap. Hidupnya banyak tergantung pada anaknya. Sesekali ia membantu memasak di rumah tetangganya dan mendapat upah. “Uang BLT ini sangat berarti bagi saya. Saya mendoakan SBY panjang umur dan sehat, serta terus memperhatikan rakyat kecil,” ucapnya.
Lani dan Tasiah warga Genteng. Mereka tak henti-hentinya menyatakan rasa syukur karena mendapat uang BLT. Mulyono, Ketua RT 05/04 Kelurahan Kapasari mengatakan, sebanyak 30 orang warganya menerima BLT. “Uang BLT dimanfaatkan untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan menambah modal berdagang,” katanya.
Lurah Kapasari Dra. Mariyam berharap BLT dilanjutkan. “Banyak warga saya yang berekonomi lemah dan mereka sangat membutuhkan uluran tangan dari pemerintah,” tuturnya.
Pelaksanaan pembayaran BLT di Kantor Pos Besar Surabaya, Sabtu (18/4), berjalan lancar, tertib, dan aman. Petugas kantor pos menyediakan loket khusus untuk penerima BLT yang tergolong lansia (lanjut usia). Khusus untuk lansia disediakan kursi. Para petugas dengan sabar dan penuh kasih sayang mendatangi orang-orang lansia untuk memberikan dana BLT.
Sisi manusiawi lain yang dilakukan pimpinan dan pegawai kantor pos adalah mengantarkan uang BLT ke rumah warga yang sakit. Misalnya, pada Sabtu (18/4) siang Kepala Kantor Pos Besar Surabaya Barkah Hadi Moeljono bersama sejumlah stafnya mengantarkan uang BLT ke rumah Maliyah di Jl. Undakan Wetan Gang 3 No. 8 Kelurahan Ketabang, Kecamatan Genteng. Wanita lansia itu sedang sakit. “Terima kasih, terima kasih,” kata Maliyah.