Indonesia perlu memanfaatkan potensi dan peluang dalam kerjasama kemitraan-ASEAN-Rusia guna mencapai tujuan dan kepentingan nasional, termasuk dalam mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan masyarakat di kawasan Asia Tenggara. Demikian sambutan tertulis Djauhari Oratmangun, mantan Duta Besar Republik Indonesia di Rusia dan Staf Khusus Menteri Luar Negeri, di depan forum diskusi terbatas yang diselenggarakan oleh Global Future Institute dan Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Nasional, Rabu 11 Mei 2016 di Pejaten, Pasar Minggu.
Diskusi terbatas tersebut terselenggara dalam rangka diadakannya KTT peringatan ASEAN-Rusia di Sochi, Rusia, pada tanggal 19-20 Mei 2016. Sekaligus peluncuran Jurnal The Global Review Quarterly Edisi IX, dengan mengangkat tema “Dialog Kemitraan ASEAN-Rusia: Momentum Membangun Strategi Perimbangan Kekuatan di Asia Tenggara.
Forum Dikusi digelar dengan tujuan untuk mendapatkan masukan dan umpan balik, baik dari instansi pemerintan, lembaga kajian, maupun perguruan tinggi.
Menurut Oratmangun, berdasarkan rekomendasi ASEAN-Russia Eminent Persons Group (AREP), akan diupayakan untuk penguatan kerjasama kemitraan ASEAN-Russia di masa mendatang antara lain dengan: Mempromosikan kerja sama politik keamanan, maritim, kontra terorisme, dan perdagangan obat terlarang. Selain itu, disepakati untuk mendukung upaya ASEAN untuk mempromosikan prinsip dasar dan tujuan Southeast Asia Nuclear Weapons Free Zone (SEANWFZ).
Terkait kemungkinan berbagai bentuk kerjasama, Oratmangun juga telah disepakati untuk menjajaki kemungkinan pembentukan hubungan kerjasama antar kawasan, seperti ASEAN Eurosian Economic Union (EAEU), dan Shanghai Cooperation Organization (SCO). Lebih dari daripada itu, lanjut Oratmangun, akan segera ditindaklanjuti upaya untuk meningkatkan kerjasama perdagangan dan investasi melalui promosi dagang, fasilitas UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), dan misi bisnis. Juga tak kalah penting dalam hal konektivitas energidan pariwista.
Di bidang sosial-budaya, prospek kerjasama ke arah kerjasama ASEAN-Rusia juga cukup menjanjikan. Termasuk di bidang kepemudaan, pendidikan, Ilmu dan Teknologi, penanganan bencana, lingkungan dan perhubungan.
Dan yang tak kalah penting, tentu saja di bidang politik-keamanan. Karena di sektor ini Indonesia member prioritas kerjasama kemitraan ASEAN-Rusia antara lain di bidang kontra terorisme, Maritim dan Arsitektur kawasan.
Diskusi terbatas yang mengangkat tema: Dialog Kemitraan ASEAN, Upaya Bangun Strategi Perimbangan Kekuatan di Asia Tenggara tersebut, juga dihadiri beberapa narasumber mewakili kementerian terkait. Antara lain Dara Ysulawati, dari Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN, Brigjen Sunaryo, Direktur Kerjasama Internasional, Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan, Kementerian Pertahanan, Junita S Syarief, Kepala Seksi Eropa, Afrika, dan ASEAN, Kementerian Perdagangan, Basilio Dias Araujo, Asisten Deputi Keamanan dan Ketahanan Maritim, Kementerian Kemenko Maritim. Guspiabari, pakar ekonomi dari Center for Indonesia National Policy Studies (CINAPS) dan Direktur Eksekutif Imagoinvest. Suryo AB, staf pengajar geopolitik dari Fakultas Ilmu Sosial-Politik jurusan hubungan internasional, Universitas Nasional. Dan Agus al Gafur, tenaga ahli dari komisi I DPR-RI mewakili Tantowi Yahya. (FSA)