Rusman, Peneliti Global Future Institute (GFI)
Jumlah korban gempa tektonik dengan kekuatan 6,5 SR di wilayah Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh pada Rabu (7/12/2016) hingga saat ini korban tewas sudah mencapai 52 orang. Namun jumlah itu masih bisa bertambah karena proses pencarian dan evakuasi masih berlangsung.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, menyebutkan jumlah korban tewas di Kabupaten Pidie Jaya tercatat 50 orang (empat korban teridentifikasi dan lainnya masih didata). Selain itu ada 70 orang yang terluka berat, dan 122 orang terluka ringan.
Di Kabupaten Bireuen, ada dua orang yang meninggal dunia, tiga orang luka berat, 78 orang luka. Di daerah ini gempa juga berdampak pada 10 ribu santri.
Gampa juga menyebabkan 105 ruko roboh, 123 rumah rusak berat hingga roboh, 14 masjid rusak berat hingga roboh, satu unit sekolah roboh dan RSUD Pidie Jaya rusak berat.
Rinciannya, di Kabupaten Pidie Jaya ada 105 ruko roboh, 86 rumah rusak berat, 13 bangunan masjid roboh, satu rumah sakit rusak berat dan beberapa ruas jalan retak.
Sementara di Kabupaten Bireuen, ada dua rumah roboh, satu masjid rusak berat, kampus STAI Al-Azziziyah roboh, dan 35 rumah rusak berat.
Analisis BMKG
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa gempabumi terjadi pukul 05. 03.36 WIB dengan kekuatan M=6,5. Pusat gempabumi terletak pada 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di darat pada jarak 106 km arah tenggara Kota Banda Aceh pada kedalaman 15 km. Gempa tidak memicu tsunami.
Hasil analisis peta tingkat guncangan dari BMKG menunjukkan bahwa dampak gempabumi berupa guncangan kuat terjadi di daerah Busugan, Meukobrawang, Pangwabaroh, Meukopuue, Tanjong, Meukorumpuet, Panteraja, Angkieng, dan Pohroh pada skala intensitas III SIG-BMKG (VI MMI). Seluruh wilayah ini diperkirakan berpotensi mengalami dampak gempabumi berupa kerusakan ringan seperti retak dinding dan atap rumah bergeser.
Posko Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) telah mendapatkan konfirmasi dari BPBD, bahwa gempa sangat kuat dirasakan selama 15 detik di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Pidie. Masyarakat panik dana berhamburan keluar rumah.
Sejumlah bangunan di Kecamatan Bandarbaru Kabupaten Pidie Jaya roboh. Sebuah rumah di perbatasan antara Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya yaitu di Kecamatan Gelumpang Tiga Kabupaten Pidie juga roboh dan menimpa penghuninya. Juga ada 1 orang luka, 10 ruko roboh, 4 rumah roboh, beberapa tiang listrik roboh di Pidie Jaya. “Ada beberapa bangunan di Ulle Glee Kabupaten Pidie roboh. Sedangkan di Kabupaten Bireuen terdapat masjid yang rusak akibat gempa,” demikian dilaporkan BNPB.
Hingga kini BPBD masih melakukan pendataan. Dengan pusat gempa dangkal dan sumber gempa berasal dari sesar aktif yang menjadi pembangkit gempabumi ini adalah Sesar Samalanga-Sipopok Fault yang jalur sesarnya berarah barat daya-timur laut diperkirakan bangunan tidak tahan gempa akan mengalami kerusakan.
BNPB masih terus melakukan kajian dan koordinasi dengan BPBD. Tim Reaksi Cepat BPBD sudah berada di lokasi untuk melakukan pendataan dan memberikan bantuan pada masyarakat.
Hasil monitoring BMKG menunjukkan hingga pukul 5.30 WIB sudah terjadi gempabumi susulan sebanyak 5 kali dengan kekuatan terbesar M=4,8. (TGR07)