Geopolitik Kontemporer

Bagikan artikel ini
M Arief Pranoto, Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute (GFI)
Bahwa globalisasi yang bercirikan liberalisasi dan demokrasi telah membidani apa yang disebut dengan post modern/posmo geopolitik. Namun saya lebih suka mengistilahkan “Geopolitik Kontemporer” yaitu unsur-unsur geopolitik terbarukan atau kekinian akibat perkembangan lingkungan strategis yang bergerak. Amerika (AS) misalnya, ia mengubah geopolitiknya sebagaimana Annual Report to Congress 2006 tentang Military Power yang dibuat Departement of Defence US. Isi laporan tersebut, intinya mengantisipasi perkembangan militer Rusia, Korea Utara, China serta pemantauan terhadap perkembangan negara di Kawasan Asia.
Jepang pun demikian. Dampak perubahan lingkungan strategis, ia juga mengubah geopolitiknya dengan pembentukan Departemen Pertahanan dari sebelumnya yang hanya Badan Pertahanan. Hal tersebut ditandai dengan dilantiknya Menteri Pertahanan pada 9 Januari 2007.
Terkait hal-hal di atas, “Adakah geopolitik kontemporer bagi Indonesia akibat perkembangan lingkungan strategis terkini?” Gatra-gatra dalam astagatra apa tak perlu diubah atau ditambah (gatra) lagi. Implementasi apa sudah pas atau nihil jika ditinjau dari situasi saat ini?
Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kajian geopolitik itu sifatnya dinamis, tidak statis. Kenapa? Agar tidak salah kelola. Bangsa yang salah kelola dalam geopolitik akan membiarkan “teritori”-nya direbut asing akibat ketidaktahuan dan gilirannya malah terdesak oleh bangsa-bangsa lain. Betapa bangsa pendatang itu cenderung berupaya melenyapkan penduduk asli, atau minimal membuat kaum pribumi tak punya kapabilitas guna merebutnya kembali. Apa mau bangsa Indonesia seperti Indian di Amerika, atau semacam Aborigin di Australia?
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com