Gilad Atzmon: Irak, AS, dan Lobi Yahudi

Bagikan artikel ini

Penulis: Dina Y Sulaeman, mahasiswa Program Doktor Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran

Gilad Atzmon, penulis Yahudi yang selama ini gigih mengkritik Israel dan membela Palestina dan menyatakan “Kita semua ini adalah bangsa Palestina dan kita memiliki satu musuh yang sama. [yaitu Israel]”, memberi tahu kita bahwa kekacauan di Timur Tengah, termasuk perang Irak dan Suriah, adalah agenda Yahudi-Zionis. Ironisnya, justru sebagian kaum muslimin (termasuk media-medianya) mengira dan mempropagandakan bahwa konflik di Suriah dan Irak adalah lahan ‘jihad’. Mengapa mereka tak mengerahkan jihad itu ke Israel? Afalaa ta’qiluun (tidakkah kalian berpikir?)

Berikut ini terjemahan lepas saya atas artikel Gilad Atzmon.

Irak, AS, dan Lobi Yahudi

Menarik diperhatikan, betapa media-media arus utama mengerahkan energi dan upayanya untuk mengalihkan perhatian publik dari fakta penting: bahwa kekacauan di Irak saat ini adalah akibat langsung dari dominasi politik Yahudi di Barat selama dua dekade terakhir.

Ketika Amerika dan Inggris meluncurkan Perang Teluk kedua, sebuah perang yang kriminal, sesungguhnya yang memprovokasi mereka Zionis Neocons, sekelompok orang Yahudi yang sangat berpengaruh. Yang mereka dengungkan untuk memicu perang adalah “kita perlu membebaskan rakyat Irak dari diktator”. Kelompok Zionis Neocon ini pula yang mendorong AS, Inggris, dan negara-negara Barat lain untuk mengintervensi Iran, Libya, dan yang terbaru, Suriah.

Tapi Zionis Neocon bukan satu-satunya pemain Yahudi dalam permainan bengis ini. Mereka ditentang oleh kaum Yahudi progresif yang sebagian besarnya didanai oleh George Soros dan Open Society Institute-nya. Mereka disebut sebagai ‘Yahudi baik’ karena seolah antiperang. Namun sesungguhnya, mereka juga ingin menghancurkan Timur Tengah, namun dengan strategi yang berbeda. Mereka berencana untuk menghancurkan umat Islam melalui penggunaan Politik Identitas dengan menyebarluaskan paham pro-Gay, Lesbian, Feminis di wilayah tersebut.

Mengapa orang-orang Yahudi ini campur tangan dalam kehidupan Arab dan Muslim? Apa yang memotivasi George Soros dan Paul Wolfowitz untuk ‘merevolusi’ atau ‘membebaskan’ orang yang hidup ribuan mil jauhnya dari Manhattan atau Washington? Mengapa Lord Goldsmith (anggota Parlemen Inggris) memberikan lampu hijau untuk keterlibatan Inggris dalam perang Irak? Apa yang mendorong penulis Jewish Chronicle, David Aaronovitch untuk mengkampanyekan ‘perang kemanusiaan’ yang kriminal itu? Apa yang mendorong Lord Levy untuk menggalang dana perang bersama Tony Blair?

Pada tahun 2007, Amerika profesor ilmu politik James Petras, John Mearsheimer dan Stephen Walt mencapai kesimpulan bahwa kebijakan luar negeri Amerika didominasi oleh lobi Israel. Tentunya, istilah ‘Israel Lobby’ hanyalah sopan santun, nama politik yang (dianggap) benar untuk Lobi Yahudi. Tapi apa yang memotivasi lobi Yahudi untuk menghancurkan Irak, Libya dan Suriah? Apakah komitmen mereka terhadap Negara Yahudi?

Tidak butuh waktu lama bagi orang-orang Yahudi yang berpengaruh untuk belajar bahwa membeli seorang politisi Barat jauh lebih murah daripada membeli tank. Ketika Anda membeli seorang politisi Amerika atau Inggris, ia akan datang dengan tank dan tentara-tentara muda akan bersedia mati untuk Zion.

Tapi George Soros, pedagang Zionis yang sangat canggih, menggunakan metode yang lebih murah untuk mencapai kepentingan Yahudi di Timur Tengah. Alih-alih membeli politisi profesional, ia menginvestasikan uangnya untuk membeli aktor marginal dan identitas politik. Dia membuat LSM menjadi suatu sistem yang efektif untuk menjinakkan pemimpin potensial (di Timteng). Dia mendukung ‘kelompok kebaikan’ yang juga sangat baik untuk orang-orang Yahudi.

Tapi di sini ada masalah. Para pedagang Yahudi ini dan para pialang saham yang menjalankan AIAPC, LFI, CFI, Crif, dan Open Society Institute memang unggul dalam menjual komoditas dan saham. Mereka menunjukkan bakat dalam menciptakan kebutuhan palsu dan konsumerisme di tengah masyarakat Barat. Tapi mereka sesungguhnya tidak tertarik dalam memajukan Amerika dan Inggris. Mereka mengabdikan diri untuk kepentingan ras mereka sendiri, meskipun mereka pun sering tidak sepakat, apa sebenarnya kepentingan mereka itu.

Meskipun mungkin tidak sengaja, lobi Yahudi sering gagal untuk mencapai kepentingan jangka panjang Israel. Kehancuran Irak, misalnya, telah membuat Iran menjadi kekuatan super regional. Kegagalan Lobi Yahudi terbukti dari ketidakmampuan mereka memprediksi, bahwa aksi mereka hanya akan memperkuat Iran. Selain itu, telah menjadi jelas dalam beberapa hari terakhir bahwa Iran diposisikan secara unik untuk menyelamatkan Amerika dari kekacauan yang diakibatkan oleh Lobi Yahudi. Jelas, ini bukan kabar baik bagi Israel dan lobi.

[note: Media Barat menyebarluaskan berita bahwa Iran akan bekerjasama dengan AS untuk menyelesaikan konflik Irak, dan hal ini sudah dibantah oleh Iran–Dina].

Jika Amerika dan Inggris ingin tetap menjadi negara-negara besar, mereka harus mengidentifikasi faktor-faktor perusak dalam politik, media, dan keuangan mereka. Mereka harus meneliti motif lobi Yahudi dan mengenali bahaya dari kelompok ini. Kinilah waktunya untuk mengembangkan obat penawar yang diperlukan dalam menangani racun politik yang akut ini.

Note:

  • Gilad Atzmon adalah penulis buku The Wandering Who? Sebuah Studi Politik Identitas dan Kekuatan Yahudi.
  • tentang betapa besar pengaruh lobi Yahudi dalam politik luar negeri AS, bisa dibaca di buku saya Obama Revealed.
  • tentang hakikat perang Suriah (yang kini telah meluas ke Irak) bisa dibaca di buku saya Prahara Suriah.
  • buku Israel Lobby in US Foreign Policy karya profesor HI, Mearsheimer, bisa diunduh gratis di internet, penting dibaca, terutama oleh penstudi HI.
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com