Toni Ervianto, alumnus pasca sarjana Kajian Strategik Intelijen, Universitas Indonesia. Tinggal di Jakarta Timur
Sebanyak 250 batang dinamit bermerk Super Power gel 90 dengan spesifikasi yaitu box dimensi: 465 x 260 x 275 mm, Gross Weight : 26 Kg, Net Weight: 25 Kg/Kardus, 1 kardus berisi 125 batang dinamit/power gel (yang hilang 2 kardus = 250 batang), berat satu batang dinamit : 200 gram (25.000 : 125 = 200), ukuran catrige : 50 mm x 200 mm (5 cm x 20 cm) hilang dari perjalanan dari gudang bahan peledak PT MNK Subang menuju lokasi tambang PT Batusarana Persada di Desa Rengas Jajar, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 27 Juni 2013.
Dinamit tersebut diambil pada hari Rabu (26/6/2013) sekitar pukul 14.00 WIB. Empat truk tersebut mengangkut bahan peledak lainnya dengan jenis Amonium Nitrat sebanyak 30.000 kilogram, Dinamit 2.000 kilogram dan detonator listrik sebanyak 4.000 unit.Dalam perjalanan, keempat truk sempat berhenti di Marunda, Jakarta Utara. Dari hasil penyelidikan sementara, truk sempat berhenti atau singgah sebanyak lima kali. Keempat truk ini mengangkut beragam bahan peledak lain.
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suhardi Alius menegaskan, 250 batang dinamit yang raib dari perjalanan Subang-Bogor pada 27Juni 2013 lalu, tidak akan bisa meledak jika tanpa detonator. Detonator masih aman di disimpan di dalam salah satu truk.”Daya ledak masih low. Karena tidak ada detonator listrik dan tidak akan meledak sekalipun dibakar,” kata Suhardi di Mapolda Jawa Barat di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Minggu (30/6/2013).Irjen Pl Suhardi pun mengimbau kepada masyarakat, apabila menemukan dinamit tersebut agar segera melaporkan ke Polisi.
Kepolisian termasuk Densus 88 hingga saat ini terus menyelidiki hilangnya 250 batang dinamit tersebut, termasuk sudah memeriksa 15 orang mulai dari pabrik pembuatan dinamit, yaitu PT Tamboraputra Dirgantara (PT TD) Tasikmalaya hingga ke pemesan PT Batusarana Persada (BSP). Polisi juga sudah menyisir jalur yang dilewati truk adalah berangkat dari Subang, singgah di Marunda dan Cilincing, Jakarta Utara; melewati tol di Serpong, Tangerang; dan sampai akhirnya tiba di Bogor.
Sementara itu, Kapolda Bali Inspektur Jenderal Arif Wachyunadi di sela-sela Peringatan ke-67 HUT Bhayangkara di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Minggu (30/6/2013) mengatakan, Kepolisian Daerah Bali saat ini tengah meningkatkan pengawasan pascahilangnya 250 batang dinamit yang dicuri dari truk pengangkut milik sebuah perusahaan pertambangan di Bogor, Jawa Barat.
Polda Bali melakukan penjagaan di sejumlah pintu masuk menuju Pulau Dewata di antaranya Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana, Pelabuhan Padangbai di Kabupaten Karangasem, Pelabuhan Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng, Pelabuhan Benoa di Denpasar, dan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai di Kabupaten Badung, termasuk sejumlah terminal angkutan.
Disamping itu, Polda Bali juga mengawasi sejumlah pintu masuk yang disinyalir menjadi “jalur tikus” dan jalur tidak resmi.Apalagi di Pulau Dewata sejumlah agenda nasional maupun internasional dalam waktu dekat hingga akhir tahun 2013 akan dilaksanakan, di antaranya ajang kontes kecantikan dunia Miss World, Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama EKonomi Negara Asia Pasifik (KTT APEC), Pertemuan World Trade Organization (WTO), dan Bali Democracy Forum (BDF).
Jangan Sampai Lengah
Walaupun dikatakan oleh Kapolda Jawa Barat bahwa hilangnya 250 dinamit tersebut tidak akan meledak tanpa adanya detonator, namun kasus hilangnya 250 bahan peledak tersebut tentunya menjadi alarm sendiri terhadap keamanan nasional dan keamanan insani warga Indonesia, karena seperti yang dikhawatirkan berbagai kalangan bahwa hilangnya dinamit tersebut merupakan masalah serius jika jatuh ke tangan kelompok teror.
Anggota Komisi I DPR Tjahjo Kumolo menilai lenyapnya 250 dinamit merupakan masalah sangat serius. satu dinamit saja hilang sudah menjadi ancaman, apalagi 250 dinamit.Sekjen PDI Perjuangan itu mengaku tidak habis pikir. Empat truk pembawa dinamit yang dikawal polisi bisa kehilangan dinamit dengan mudahnya.Tjahjo menegaskan, bila ada kelalaian dari pengawalan yang memadai maka seluruh pihak harus mewaspadai kehilangan dinamit tersebut. Menurutnya, masyarakat gelisah dengan hilangnya dinamit tersebut. Tjahjo meminta aparat mengusut tuntas pelaku yang berada di balik hilangnya ratusan dinamit tersebut.
Hal senada juga disampaikan Noor Huda Ismail yang menilai hilangnya 250 dinamit dari sebuah truk di Bogor merupakan hal yang fatal. Lebih fatal lagi jika bahan peledak itu sampai jatuh ke tangan kelompok teroris. Menurut Noor Huda Ismail yang juga wartawan The Washington Post ini, selama ini kelompok teroris mampu mengolah material sederhana menjadi bahan peledak mematikan. Maka akan sangat berbahaya jika dinamit itu jatuh ke tangan mereka. “Jaringan Abu Umar dan Abu Roban masih banyak yang berkeliaran. Sangat fatal sekali apabila sampai digunakan oleh mereka yang paham betul tentang bahan peledak,” kata Noor saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (29/6/2013). Noor menilai hilangnya 250 dinamit itu murni karena keteledoran polisi. Menurutnya, sudah seharusnya polisi memberikan pengamanan superketat dalam pengiriman barang-barang yang sangat berbahaya, seperti dinamit.
Masyarakat pada umumnya akan menilai hilangnya 250 dinamit ini merupakan “tamparan keras” dan sekaligus kerja keras bagi jajaran kepolisian di tengah merayakan HUT-nya ke 67 pada 1 Juli 2013 untuk menemukannya kembali. Mereka juga menilai hilangnya dinamit tersebut juga mengindikasikan standard operation procedures (SOP) pengawalan bahan peledak dan bahan berbahaya tidak dilaksanakan secara maksimal, terbukti hanya 2 anggota Brimob yang mengawalnya bahkan truk pembawa dinamit berkategori high explosive tersebut “mampir” ke beberapa tempat.
Dugaan Tjahjo Kumolo ataupun Noor Huda Ismail juga perlu mendapatkan atensi khusus jajaran kepolisian, karena tidak menutup kemungkinan hilangnya dinamit tersebut ulah sebuah “komplotan” yang melakukan sabotase, dan komplotan tersebut akan sangat membahayakan jika bagian dari kelompok teror itu sendiri, apalagi mengingat jalur yang dilalui truk tersebut merupakan jalur padat kendaraan, sehingga potensi terjadinya sabotase cukup besar, kecuali yang dilalui adalah hutan belukar, kemungkinan yang terjadi adalah “ambush” atau penyergapan oleh kelompok tertentu.
Media sosial triomacan2000 menganalisis ada kemungkinan skenario dibalik hilangnya 250 dinamit ini, antara lain mengacaukan situasi keamanan nasional (kamnas) menjelang Pemilu oleh kelompok-kelompok yang tidak puas dengan kebijakan pemerintah, namun bisa merupakan pengalihan isu karena kasus tersebut terjadi di saat maraknya penolakan penaikan harga BBM, gencarnya pengusutan KPK terkait Hambalang hingga kebakaran hutan. Apapun yang dikemukakan berbagai kalangan patut menjadi masukan, namun yang paling penting Polisi harus menemukan kembali dinamit tersebut, agar tidak menimbulkan spekulasi politik lanjutan dan sinisme yang semakin meluas di tengah masyarakat terkait kinerja Polri dan Pemerintah.