( Sekelumit pikiran, gabungan dari sudut pandang geopolitik, kekuatan imajinasi dan kepekaan rasa ).
Dengan memahami “cara kerja” Renaisans- di Eropa yaitu dengan menggali pemikiran lama, maka tidak berlebihan kiranya apabila saya berkeyakinan “ proyek penggalian kembali Jalur Rempah” di negeri kita inipun akan berdampak sama. Dalam skala dan derajat yang tidak jauh berbeda, bisa memunculkan ide-ide orisinal dan langka, serta tak terduga yang mampu mendorong individu-individu menjadi pemberani dan lebih maju.
Bagi bangsa Eropa, rempah-rempah di masa lalu adalah soal kebutuhan hidup. Selama musim dingin, tidak ada satu cara apapun yang bisa dilakukan agar semua hewan ternak tetap hidup. Karenanya, banyak hewan ternak harus disembelih dan dagingnya diawetkan. Untuk itu dibutuhkan garam dan rempah-rempah. ( Baca M.c. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, hal, 41, 2008.)
Selain itu, rempah-rembah juga digunakan dalam pengobatan serta untuk menambah rasa pada daging. Rempah-rempah meningkatkan kwalitas hidup.. VOC ( Vereenigde Oost-Indische Compagnie) –Perserikatan Maskapai Hindia Timur adalah salah satu perusahaan paling penting dalam sejarah modern.
Salah satu alasannya karena perusahaan ini adalah perusahaan pertama yang sahamnya dimiliki umum-go publik di bursa efek pertama di dunia. Jumlah karyawannya 70.000 pada puncaknya ditahun 1650 an, lebih dari 0,01% populasi dunia bekerja untuk satu perusahaan ini.
Perusahaan menjalankan galangan kapal mereka sendiri, membangun jaringan pengkalan dan petugasnya, gudang dan pelabuan kerja berat. Mengembangkan tentara mereka sendiri untuk melindungi tanah yang mereka peroleh, memiliki kekuatan untuk mengobarkan perang, menegosiasikan perjanjian, mencetak koin sendiri dan bahkan mendirikan koloni baru.
Perusahaan ini juga digunakan untuk berperang melawan kekaisaran Spanyol. Selain itu, sumbangannya terhadap pengetahuan geografis dunia modern tak boleh diabaikan. Melampuhi perusahaan manapun yang dapat kita bayangkan sampai hari ini.
Dan secara efektif mengubah dirinya dari entitas perusahaan menjadi negara. Dan berakhir menjadi kekaisaran tirani. (The History of VOC https;//www.patreon.com/ ColdFusion) Sebuah portret masa lalu yang memberitahu kita, mengenai sesuatu yang sangat mendasar, bahwa meskipun dunia bergerak semakin maju dalam pencapaian peradabannya, tetapi sifat manusia tetap sama. Mirip dengan ungkapan novelis Inggris Abad ke- 18 akhir,Mary Shelley, yang dikutip Bertrand Russell dalam bukunya The History of Western Philosophy: Dunia demi dunia bergulir senantiasa dari kelahiran menuju keruntuhan bagai gelumbung-gelumbung air kali Berkilau, membuncah dan sirna.
Mary Shelly benar, dengan menyingkap sejarah peristiwa masa lalu , kita dingatkan mengenai; bagaimana sebuah entitas- kota, negara itu dimenangkan, diselenggarakan dan….ambruk? Tulisan ini, saya maksudkan sebagai dukungan kepada pemerintah-Kemdikbudristek dalam upaya menggali pengetahuan lama yang berhubungan dengan peta perdagangan jalur rempah dimasa lalu.
Sebuah program dengan tujuan untuk merekonstruksi dan rivatalisasi nilai budaya, ekonomi dan lain lain. Menjadi sumber inspirasi disertai harapan dapat memunculkan kreativitas dan inovasi yang relevan dan pada akhirnya bisa membawa kesejahteraan masa kini dan akan datang.
Agenda program ini juga telah diajukan ke UNESCO agar Jalur Rempah nanti menjadi warisan budaya Indonesia dan negara-negara lain (joint nomination) yang pernah tersentuh dalam perdagangan rempah-rempah. Selanjutnya setelah menelusuri berbagai artikel di laman Kemdikbudristek, lalu mencermati data-data yang muncul, baik dari kawasan lokal, regional maupun antar benua, menurut saya, apa yang menjadi tujuan dari program ini, bisa menjadi kick starting bagi data-data yang terhimpun itu, agar nantinya bisa tersusun sebuah hipotesa.
Sebab tanpa hipotesa itu, kita tahu bahwa berkeranjang-keranjang data-faktapun bisa tidak bermakna apa-apa. “Proyek penggalian kembali ” yang diprakasai oleh Kemdikbudristek ini, mengingatkan saya kepada pencapaian Abad Pencerahan Eropa dimasa lalu. Melalui perantara bangsa Moor dimulailah masa “penggalian kembali” dunia Hellenistis (kebudayaan Yunani), hingga secara perlahan mampu menyingkirkan kabut kegelapan yang menyelimuti Eropa, khususnya Eropa Barat.
Diawali dengan datangnya peradaban baru- semangat yang baru lahir-Islam dan peradaban lama yang lelah (Kekaisaran Romawi Barat). Pada tahun 711M Dinasti Ummayah dengan mudah menyebar ke Semenanjung Iberia Al-Andalus-( kini Spanyol dan Portugal). Dari sinilah, ilmu pengetahuan yang bersumber dari pemikiran-pemikiran Yunani yang dibawa oleh bangsa Moor, menggantikan pemikiran Abad Pertengahan-kegelapan di wilayah Iberia.
Ilmu pengetahuan ilmiah, aljabar, geometri, astronomi, kimia, kedokteran berkembang pesat, banyak akademi didirikan. Terjalin toleransi antar umat beragama yang mantab antara Yahudi, Islam dan Kristen. Dan setelah Eropa tumbuh menjadi negara Bangsa, Dalam perkembangan selanjutnya, dikemudian hari, mengantarkan bangsa Spanyol dan Portugal menjadi kekaisaran besar di Eropa, yang menguasai pelayaran samudera bebas di awal Abad Modern.
Sedikit pengantar mengenai kawasan Mediterania, dimana semua negara kota di wilayah Italia utara hidup dari perdagangan. Kota-kota maritim itu; Genoa, Venice, Florence dan Pisa. Genoa, kota kelahiran Columbus. Venice menjadi salah satu negara bagian Italia yang makmur dan masyhur. Venice menjadi bandar pusat rempah-rempah sebelum menyebar ke seluruh Eropa. Menjadi tempat pertukaran budaya bangsa di dunia.
Kemasyhuran kota Venice ini terekam oleh Penyair Inggris William Shakespeare di awal Abad ke- 17, dalam karyanya The Merchant of Venice. Sedangkan Florence adalah kota yang menjadi sumber utama dari Abad Pencerahan-Renaisans. Hampir semua nama besar dalam bidang kesenian awal dan bidang politik dalam perkembangan selanjutnya, berhubungan dengan Florence. Seperti Loenardo Davinci, Michelangelo, Raphael dan Niccolo Machiavelli.
Bergesernya Peta Perdagangan Jalur Rempah di Eropa
Memasuki periode penting dalam sejarah dunia, ditandai dengan bergesernya peta perdagangan Jalur Rempah di Eropa. Sejarahnya diawali ketika Ottoman berhasil menghancurkan tembok super tebal Konstantinopel ibukota Kekaisaran Romawi Timur pada bulan Mei tahun 1453. Dan secara otomatis kota Venice dan kawasan Mediterania menjadi dominasi-daerah kekuasan kekaisaran Ottoman. Pergeseran peta kekuasaan inilah, mengakibatkan para pedagang Portugis dan Spanyol harus “terusir” dari Venice, dan mencari jalur lain untuk mendapatkan kebutuhan akan rempahrempahnya.
Yang berarti harus mendapatkan rempah –rempah langsung dari sumbernya. Bangsa Spanyol dan Portugal yang lebih dulu maju dan makmur: menguasai ilmu pengetahuan ilmiah dibanding kawasan Eropa lainnya semenjak dibawah Dinasti Ummayah, pada tahun 1492 Columbus dengan menggunakan petunjuk peta geografi Ptolemeus dan ilmu yang dipelajari selama belajar di Imago Mundi berdasarkan beasiswa Muslim, serta atas sponsor dari Ratu Arogan Spanyol, berhasil menemukan San Salvador –Amerika Utara.
Mengubah Spanyol menjadi sebuah Kekaisaran. Disusul armada laut lainnya dari Spanyol yang dipimpin oleh Ferdinand Magellan di tahun 1519-1522 yang membawa 237 pelaut, lima kapal dan berhasil mencapai Filipina. Namun berakhir dengan hanya 1 kapal dan 18 pelaut yang berhasil kembali ke Spanyol.
Sementara Portugal yang diprakarsai oleh Pangeran Henry sang navigator, banyak mensponsori penjelajah untuk menyelusuri garis pantai Afrika. Dengan dibekali meriam, dan teknologi kapal tiang tinggi, dimana kapal tetap bisa berlayar melawan arus angin dengan cara berjalan zigzag. Di antaranya Bartolomeu Diaz yang mengitari Tanjung Harapan dan memasuki Samudra Hindia Pada tahun 1487, Vasco de Gamma mencapai India tahun 1497. Peldro Alfares Cabral mencapai Brazil, dan Antonio de Mata mencapai Jepang. Dipenghujung Abad 15 ini, dunia “ dibelah” menjadi dua bagian oleh Paus Alexander VI dengan perjanjianTordesillas untuk menyelesaikan perselisihan antara Spanyol dan Portugal, dengan memberikan garis batas tegas-demarkasi, dimana kekuasaan diberikan tidak berdasar atas penguasaan suatu wilayah, tetapi berdasarkan peta rute pelayaran dan perdagangan.
Pada periode inilah perjalanan rempah-rempah memasuki babagan baru. Dimana Lisbon – Portugal menjadi Kota Bandar baru, sebagai pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa “menggantikan” Venice. Belanda mengambil rempah-rempah dari Lisbon dan mengecerkannya menuju Eropa Barat. Portugal mengalami kekacauan politik dalam negeri yang berkepanjangan setelah meninggalnya Raja Sabastian yang tidak meninggalkan pewaris tahta.
Menyebabkan Raja Phillip II dari Spanyol menyerbu Portugal, kemudian membentuk Uni Iberia dengan menggabung mahkota Spanyol dan menempatkan Portugal menjadi provinsi di bawah Spanyol. Selanjutnya di masa Phillip ke IV, Spanyol menyingkirkan para bangsawan Portugis dari posisi kekuasaan.
Perang 80 tahun-perang pemberontakan tujuh belas provinsi di Belanda yang sukses, terhadap pendudukan kekaisaran Spanyol 1566-1648. Sebagai akibat dari aneksasi-penyatuan mahkota Portugal oleh Spanyol pada tahun 1580, menyebabkan Portugal menutup Lisbon dari para pedagang rempah Belanda, sehingga para pedagang Belanda tidak bisa membeli rempah-rempah untuk dijual kembali dengan keuntungan ke seluruh Eropa.
Hal ini mengakibatkan kepanikan para pedagang dan kelesuan ekonomi yang menahun. Negeri Belanda yang secara geografis sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan air laut, mengakibatkan banyak tanah rawa-rawa yang tidak bisa diolah menjadi ladang pertanian.
Sedangkan keahlian yang dimiliki hanya sebagai pelaut dan menangkap ikan saja? Lalu bagaimana caranya menghidupkan kembali perekonomiannya? Tidak ada pilihan lain bagi Belanda selain harus berlayar kearah Timur Jauh dan membangun jaringan perdagangannya sendiri. Pertanyaannya, siapakah orang Belanda yang paham mengenai rute pelayaran kearah Timur Jauh?
Asal Muasal Belanda Mulai Masuk Kancah Penguasaan Jalur Rempah-Rempah ke Asia
Tahun 1592 Cornelis de Houtman dikirim ke Lisbon oleh para pedagang Amsterdam guna menggali sebanyak mungkin informasi mengenai “kepulauan surga”. Menghabiskan waktu selama dua tahun, bahkan sempat dipenjara oleh otoritas di Lisbon. Baru kembali ke Belanda lagi pada tahun1594.
Bersamaan dengan pulangnya Jan Huygen Linschoten-seorang pelaut Belanda yang bekerja di kapal Portugal dalam pelayarannya ke India. Satu tahun kemudian Cornelis dan Frederik de Houtman-duo kakak beradik memimpin ekspedisi pertama Belanda dengan menggunakan empat kapal yang bernama; Amsterdam, Hollandia, Mauritius dan Duyfken menuju “pulau surga”, Timur Jauh. Portugal, Spanyol, dan pemain baru-Balanda pada akhirnya harus bertemu, bertikai dan saling melumpuhkan di area samudera bebas, sepanjang rute pelayaran menuju arah Timur Jauh.
Pun sesampainya di pelabuhan tujuan , mau tidak mau, Belanda juga harus berebut pengaruh dan bersaing dengan para pedagang yang lebih dulu telah bekerja sama dengan penguasa lokal seperti para pedagang Arab maupun China.
Di masa kemudian, sejarah mencatat Belanda lah yang menjadi penguasanya. Sebagian peneliti sejarah menyebutnya sebagai negara silent super power. Suasana batin di akhir Abad ke 15 sampai permulaan Abad 16 ini dapat kita saksikan dalam film 1492 Conquest of Paradise besutan sutradara Ridley Scott atau film The Merchant of Venice katya Michael Radford.
Kedua film tersebut terlihat bersungguh-sungguh dalam menyajikan kembali peristiwa masa lalu, digarap sedemikin rupa agar terasa sedekat mungkin dengan zamannya. Misalnya, dalam scene-scene di awal film 1492 Conquest of Paradise dimana para awak kapal terkagum-kagum kepada keberanian Columbus dalam memimpin ekspedisi itu. Karena hanya dipandu oleh pemahaman bahwa bumi itu bulat, dibekali selembar peta sederhana, sebuah alat pengukur sudut, teropong bintang, jam pasir? Dan semua perlengkapan itu, tentu saja masih diragukan akurasinya?
Juga sepotong scene yang memberitahu kepada kita tentang bagaimana sebagian besar masyarakat dunia waktu itu masih di cengkeram mitos lama. Berikut ini adalah potongan scene itu. Scene dimulai dengan ekspresi keputusasaan serta kelelahan para awak kapal, yang telah berminggu-minggu terapung-apung, terombang-ambing dipermukaan samudera lepas, tetapi belum menunjukkan adanya tanda-tanda terlihat mendekati sebuah daratan. Jadwal yang diperkirakanpun meleset jauh, ditambah masalah persediaan makanan semakin menitis.
Kasakkusuk- konspirasi diantara para awak kapal yang mempercayai bahwa misi pelayaran itu akan gagal, yang berujung kekacauan di atas kapal. Dengan penuh emosi, salah seorang awak kapal yang dipilih untuk mewakili suara lainnya bergegas menemui Columbus.
Awak kapal : Pelayaran ini telah dikutuk! Ini buktinya bahwa samudera tidak bisa diseberangi! Sampai kapanpun kita mencoba bertahan di atas kapal, kita tetap tidak akan pernah sampai daratan. Lihatlah semua awak kapal sudah putus harapan! Bagaimana kamu akan menjelaskan tentang semua ini?
Columbus : Tidak tahu!
Awak kapal : Apa katamu? Tidak tahu?
Columbus : Ya, tidak tahu! Saya hanya berusaha mengusir ketakutan dan percaya pada kenyakinan.
Kata terakhir dari dialog diatas, mengingatkan saya pada Bertrand Russell dalam The History of Western Philosophy yang menuliskannya begini; “Abad modern digerakan oleh; pikiran, kenyakinan dan tujuan.”
Nah, sampai disini, dari penggalan-penggalan data yang saya paparkan diatas, yang tentunya jauh dari rinci, tetapi hal ini sengaja saya pilih supaya kita tidak terjebak pada pembahasan yang panjang dan njlimet serta tidak berkesudahan.
Yang penting adalah jika kita mengakui mengenai adanya kesatuan dalam detak-gerak sejarah, bahwa ada hubungan erat dan saling mempengaruhi mengenai apa yang terjadi sebelumnya dan apa yang terjadi sesudahnya. Maka, kiranya diperlukan semacam sintesa agar data penggalan sejarah itu menjadi satu pemikiran baru.
Dengan memahami “cara kerja” Renaisans-yaitu dengan menggali pemikiran lama, maka tidak berlebihan kiranya apabila saya berkeyakinan “ proyek penggalian kembali Jalur Rempah” inipun akan berdampak sama. Dalam skala dan derajat yang tidak jauh berbeda, bisa memunculkan ide-ide spekulatif serta tak terduga yang mampu mendorong individu-individu menjadi pemberani dan lebih maju.
Menyongsong Era Baru, Era Asia
Sebagai penutup, perlu kiranya saya kutipkan sekali lagi, sebuah analisa dari Bertrand Russell, masih dalam buku yang sama;
“Saya kira, jika kita ingin merasa aman di dunia setelah melewati zaman perang, kita harus mengakui Asia mempunyai kedudukan yang sama baik secara politik maupun budaya.”
Saya tidak tahu perubahan-perubahan apa yang akan terjadi, tetapi saya yakin bahwa perubahan-perubahan tersebut akan meluas dan sangat penting. Oleh karenanya, tidak ada cara lain bagi kita , selain bersiap diri untuk menyongsong era baru itu. Era Asia. Caranya?
Berfikirlah, Ubahlah, Kembangkanlah, Buat tanda tangan dirimu disana. Kelak dirimu akan tahu, pun dirimu tidak akan menyadarinya, Bahwa ternyata dirimu sudah menjadi dirimu yang berbeda. Sekian, semoga bermanfaat.
Giri Basuki, alumni Universitas Negeri Jakarta program studi Bahasa Indonesia. Punya minat yang amat luas pada sejarah, sosial-budaya dan hukum. Saat ini Giri Basuki menekuni bidang seni rupa seraya meneruskan program studi S-2 mendalami hukum hak cipta.
===================================
Daftar Pustaka
Russell Bertrand, The History of Western Philosophy, terhjemahan, 2016, Yogyakarta, Pustaka pelajar.
M.c. Ricklefs Sejarah Indonesia Modern, 2008 Jakarta. Serambi Ilmu Semesta.
Bucknill John, The Coins of The Dutchest Indie, 2000 Jakarta .
The Merchant of Venice. William Shakespeare ( The movie by Michael Radford ) 1492 ;
Conquest of Paradise (The movie by-Ridley Scott 1992)
Cornelis de Houtman Wikipedia, The History of Portugal, The History of VOC, https;//www.patreon.com/ ColdFusion. Dan lain-lain.