Ghuzilla Humeid, Network Associate Global Future Institute (GFI)
Jadi “Ngeh” sama uraian tadi malam di Geographic Channel bab tenggelamnya PORT ROYAL di wilayah Kepulauan Caribia.
Disana diterangkan bahwa beberapa ratus meter ternyata ada bekas situs civilization yang komplit yang dulunya merupakan PUSAT PERDAGANGAN Dunia sekitar abad 16/17, mirip dengan pelabuhan Sunda Kelapanya VOC.
Bedanya disana justru merupakan pusat perkumpulannya para perompak (bajak laut) internasional. Karena wilayah pesisirnya sangat ramai maka jumlah pendatang makin ramai dan semakin padat.
Kegiatan bisnis berupa permata, emas dan perak untuk ditukar dengan berbagai komoditi perdagangan semakin menggeliat. Tak terkecuali berbagai kedai toko minuman (sebenarnya bisnis prostitusi dan narkoba yang disamarkan dalam bentuk warung minuman) semakin menjamur.
Mungkin karena semakin maksiatnya orang di wilayah tersebut maka alam mengirimkan sinyal berupa malapetaka yang muncul di tahun 1692 M. Gempa bumi dahsyat di pinggiran pantai menyebabkan seluruh bangunan luluh lantak.
Lalu tak selang lama terdengar suara retakan dan bawah tanah diikuti oleh menyemburnya air dari berbagai penjuru. Dan ujung penutupnya adalah tanah diwilayah tersebut tersedot beberapa meter ke dalam tanah.
Bukti sejarah tersebut terpetakan oleh ahli fotografi bawah laut dan juga hasil pemindaian sonar bawah laut tentang jejak sejarah masa lalu Port of Royal.
Rupanya ini ada kemiripannya dengan kejadian di Banten beberapa hari yang lalu. (baca: Banten Penyangga Laut Jawa dan Selat Sunda)