Kehidupan masyarakat Melayu dan Cina di Malaysia

Bagikan artikel ini
Dr.Goh Cheng teik, politikus dari partai Cina MCA yang pro pemerintah, wakil menteri transportasi
Masyarakat Melayu dan Cina di Malaysia hidup dalam ketegangan abadi, karena masing-masing menyimpan bara stereotype dalam hatinya.
Orang Cina menganggap orang Melayu malas, padahal menurut Dr.Goh pendapat itu tidak bisa dipukul rata, sebab orang Melayu pedesaan, terutama petani dan nelayan adalah pekerja keras yang tiada bandingannya.
Sedang masyarakat Melayu menganggap bahwa orang Cina adalah penipu, menurut Dr Goh itu terlalu memukul rata meski memang rata-rata kaum cina adalah penipu, tapi tentu ada cina yang baik. Dan cina tidak hanya menipu kaum melayu, tetapi sesama cina juga tipu menipu. Cina kaya di Malaysia biasa menipu cina miskin. Dan cina miskin di Malaysia, jumlahnya banyak.
Pada 13 Mei 1969 terjadi kerusuhan rasial paling dahsyat di Malaysia. Kisahnya, pada pemilihan umum 10 Mei 1969, koalisi Aliansi yang memerintah Kerajaan malaysia diketuai oleh United Malays National Organization (UMNO) menderita kekalahan terbesar sejak 1955 , meski masih tetap memenangi Pemilu.
Partai terbesar golongan Tionghoa DAP yang terkenal biadap, alias Democratic Action Party dan Partai Gerakan mendapat suara lumayan dalam pemilihan, dan berhak untuk mengadakan pawai kemenangan melalui rute yang telah ditetapkan di Kuala Lumpur. Namun, pawai yang kotor, berisik dan kasar itu menyimpang dari jalurnya dan mengarah ke distrik Melayu Kampong Baru, dan aktifis-aktifis cina itu mengolok-olok penduduknya dengan kalimat paling kasar dan kotor, maka terjadilah baku pukul.
UMNO mengumumkan, besoknya akan mengadakan pawai tandingan mulai berangkat dari rumah kepala negeri Selangor Dato’ Harun bin Idris di Jalan Raja Muda, untuk merayakan kemenangan mereka. Namun tiba-tiba,kaum Melayu yang menuju ke prosesi pawai telah diserang dan dipukuli oleh suku Tionghoa di daerah Setapak. Para demonstran yang marah dengan cepat mengadakan pembalasan dengan membunuh dua pengendara sepeda motor Tionghoa yang lewat, dan kerusuhan pun meledak menjadi perang antar kaum.
Menurut data polisi, 184 orang meninggal dan 356 terluka, 753 kasus pembakaran dicatat dan 211 kendaraan hancur atau rusak berat. Sumber lain menyebutkan jumlah yang meninggal sekitar 196 orang atau bahkan lebih dari 200 orang. Beberapa memperkirakan jumlah kematian bahkan mencapai 700 orang sebagai akibat dari kerusuhan.
Insiden 13 Mei ini memicu kemarahan di negara bagian Singapura. Orang-orang Tionghoa Singapura yang merasa tidak senang atas apa yang terjadi terhadap orang-orang Tionghoa Malaysia di Malaysia,meski penyebab kerusuhan justru orang-orang Tionghoa sendiri, mulai melakukan pemukulan dan tindakan kekerasan lain terhadap orang-orang Melayu Singapura di Kampong Gelam dan daerah Pecinan (Chinatown). Barikade-barikade jalan dipasang oleh militer untuk mencegah kekerasan lebih jauh. Namun korban tetap jatuh dan akhirnya partai PAP pimpinan Lee Kwan Yeou mengambil keuntungan dengan MENUNTUT SINGAPURA MERDEKA memisahkan diri dari Malaysia. Hubungannya apa?
Akibat kerusuhan
Segera setelah kerusuhan terjadi, pemerintah memberlakukan Undang-undang Darurat dan membekukan parlemen (yang baru terbentuk kembali pada 1971). Pers juga dibekukan dan Dewan Operasi Nasional dibentuk. Kerusuhan ini menyebabkan Mahathir Mohamad, tokoh nasionalis Melayu saat itu, dipecat dari UMNO. Namun kejadian ini pun mendorongnya untuk menulis karya pentingnya The Malay Dilemma, (buku Dilema Melayu). Dalam buku ini ia mengusulkan pemecahan terhadap ketegangan rasial di Malaysia.
Dalam perebutan kekuasaan yang terjadi menyusul di lingkungan UMNO, Tunku Abdul Rahman digulingkan. Pemerintahan yang baru dipimpin Mahathir Mohammad, didominasi oleh kelompok “ultra-Melayu” yang dengan segera bertindak untuk menenangkan masyarakat Melayu dengan Kebijakan Ekonomi Baru Malaysia (NEP) yang mengandung kebijakan-kebijakan yang melindungi kaum pribumi (Melayu). Banyak undang-undang pers Malaysia yang keras yang berusaha untuk mengendalikan ketegangan rasial, juga berasal dari masa ini.
Dengan kebijakan NEP itulah, kini pribumi Melayu Malaysia terangkat kaya, sejajar dengan Cina-cina kaya Malaysia, tidak seperti di Singapura dan Indonesia yang masih bagaikan orang jajahan.
CATATAN : Setelah pemerintahan baru yang dipimpin PM Mahathir, orang-orang Cina membentuk partai baru MCA yang pro pemerintah, tokohnya ya termasuk DR.Goh Cheng Teik ini. Tetapi setelah Mahathir “lengser keprabon”, dan partai cina ekstrem DAP berani muncul lagi dengan slogan-slogan biadap anti Islam dan anti pribumi, maka banyak orang-orang partai MCA menyeberang ke Partai DAP. Yah, itulah perilaku asli mereka, kini DAP dengan aneka tipu muslihat, menang di Pulau Pinang dan mulai menggusuri pedagang pribumi. Sedang kaum Cina diberi kebebasan berbuat apa saja. Mungkin Ahok mengambil inspirasi dari Singapura dan Pulau Pinang.
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com