Kemenangan Taliban Merebut Kembali Kabul, Menandai 20 Tahun Gagalnya Invasi AS di Afghanistan

Bagikan artikel ini

Pelajaran penting dari kemenangan Taliban berkuasa kembali di Kabul, krisis Afghanistan hanya bisa diselesaikan oleh rakyat Afghanistan sendiri. Satu kesamaan penting antara jatuhnya Saigon tangan Vietnam Utara pada 1975 dan keberhasilan Taliban merebut kembali kekuasaan di Kabul: Kegagalan AS dan sekutu-sekutunya baik di Vietnam maupun Afghanistan.

Selain kekalahan militer juga kekalahan politik. Kekalahan militer dalam arti meskipun kehadiran militer telah bercokol selama 20 tahun dan didukung kekuatan militer berskala besar di bawah payung Aliansi Militer Internasional dengan dilengkapi dukungan angkatan udara, bahkan disertai dengan aksi pengeboman terhadap rakyat sipil, tidak mampu membendung Taliban untuk merebut kembali kekuasaannya. Dalam waktu 20 tahun Taliban mampu mengonsolidasikan kembali kekuatan militer maupun politiknya.

 Baca juga artikel Lindsey German:

The Crisis in Afghanistan is Further Proof That The War on Terror Is an Utter Failure

Adapun yang dimaksud kekalahan politik, karena Presiden Joe Biden dan juga presiden sebelumnya, Donald Trump, telah mempertaruhkan reputasinya dengan keputusan menarik mundur pasukan militernya dari Afghanistan tepat pada saat memperingati 20 tahun aksi teror WTC pada September 2001. Sekarang Biden menghadapi krisis pertama pada masa kepresidenannya.

Biden mengira bahwa perundingan perdamaian dan rencana power sharing/pembagian kekuasaan akan menghasilkan sebuah solusi di Afghanistan yang mana tentara AS dan Aliansi Internasional dapat menarik mundur pasukannya tanpa terlihat kesan bahwa selama 20 tahun kehadiran militernya di Afghanistan telah gagal total.

Namun demikian harapan Biden hanya sekadar angan-angan jika melihat fakta semakin meningkatnya kekuatan militer Taliban dalam beberapa tahun belakangan ini. Satu diantara faktor yang menyebabkan semakin menguatnya kekuatan Taliban adalah karena menguatnya semangat perjuangan untuk merebut kemerdekaan nasional dan perlawanan terhadap invasi asing.

Keterkejutan dunia internasional terhadap keberhasilan Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan memang bisa dimengerti. Namun yang tak kalah penting, keterkejutan dunia internasional disebabkan gagalnya AS dan Inggris maupun media massa arus utama, tentang keseimbangan kekuatan yang sesungguhnya berkembang di Afghanistan. Sedangkan pemerintahan Afghanistan di bawah Ashraf Ghani dan pasukan tentaranya sepenuhnya bergantung pada tentara AS dan sekutu-sekutunya.

Diolah kembali oleh Nesya Aulia, Junior Associate Researcher Global Future Institute (GFI)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com