Know Your Enemy

Bagikan artikel ini

Helmi Aditya

Nosi yang terus diberikan Washington dengan informasi salah kirim senjata, dan sebagainya yang diungkap ke publik adalah murni psikologis.

Memang seolah menggelikan, namun publikasi dengan jeda dan pemilihan waktu tertentu bermaksud untuk menjadikan masyarakat tak lagi heran, dan akhirnya, menjadi maklum.
AS menginginkan agar masyarakat menganggap kekuatan Daesh sinergis dengan militernya, dus menjadikannya momok di alam bawah sadar, termasuk pada lawan tempurnya.
Begitu juga dengan video eksekusi yang dipublikasikan Daesh dari waktu ke waktu, yang bertujuan sama buruknya terhadap psikologi publik.
Logikanya, jika Daesh memang ingin masyarakat muslim mayoritas atau Barat memberikan dukungan, atau setidaknya tidak memusuhi, bukankah lebih produktif jika Daesh memamerkan betapa ‘sejahtera’-nya penduduk Mosul dan Raqqa dalam kekuasaannya?
Betapa merindunya penduduk Iraq dan Syria akan kekhalifahan al-Baghdadi, hingga mereka berbondong-bondong bergabung, bukannya mengungsi? Yang dengan demikian, bisa menjadi justifikasi valid agar muslimin membelanya jika ia diserang?
Mengapa Daesh dan Washington seperti bersinergi dalam memperburuk citra Islam dan memecah belah kaum muslimin melalui propagandanya?
Ketakutan yang ditimbulkan oleh Daesh di seluruh dunia adalah ‘senjata ampuh’ Washington. Daesh kini menjadi alat negosiasi politik yang jauh lebih murah dan sederhana, serta mudah dioperasikan.
AS kini tak hanya punya 800+ pangkalan militer di seluruh dunia, namun juga kantong-kantong ‘senjata ampuh’ yang tersebar berkat pendanaan dari Bani Saud.
Know your enemy.
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com