Tidak usah berpanjang panjang untuk mengkaji dan analisa bahwa pemindahan ibukota ke Kalimantan menurutku itu adalah kebijakan kurang pikir . Mengapa ?
Karena memindahkan ibukota ke Kalimantan itu sama artinnya dengan menempatkan seorang yang tak sadar tengah menduduki sebuah bom besar dan mematikan . Bom Asap.
Sebagaimana diketahui bahwa sebaran lahan gambut yang terdeteksi dan tercatat resmi di Indonesia adalah 15,4 juta hektar tersebar di P.Sumatra, P. Kalimantan,P Irian . Data lain mengungkapkan 20,6 juta hektar. Belum terdata baik berapa tebalnya lahan gambut yang ada di Indonesia
Dari sudut strategi pemenangan perang , lahan gambut adalah senjata rahasia Indonesia agar mempunyai nilai tawar sangat tinggi, yang belum pernah dipakai dan sengaja ditujukan menyerang Negara lain. Dan mudah mudahan tidak pernah dilakukan.
Ketika Singapura atau Malaysia macam macam kepada Indonesia , atau bahkan Negara manapun macam macam , maka tinggal bakar lahan gambut kita yang luasnya jutaan hektar itu , maka sebulan , setahun bahkan lebih mereka sesak atau tidak akan bisa bernafas dan berpikir jernih.
Kota-kota dan Negara tetangga akan protes berkepanjangan dan akan menjadi bencana internasional . Ekonomi negara lain akan ikut lumpuh. Asap dari hasil pembakaran lahan gambut satu pulau itu bisa menghantui dan mengancam eksistensi dunia…
Bila ibukota jadi dipindahkan ke Kalimantan , maka senjata ampuh yang bisa berpotensi memaksa negara lain untuk tunduk pada kepentingan kita malah sebaliknya , malah bisa menjadi senjata makan tuan.
Ketidaksukaan kelompok tertentu atau kegiatan terorisme untuk menghantam kebijakan pemerintah Indonesia malah bisa dilakukan dengan cara termudah yaitu bakar saja lahan gambut kita , maka ibukota yang bila benar jadi ada di Kalimantan itu langsung lumpuh. Ibu kota lumpuh artinya Negara jatuh . Habis perkara.
Sekarang bandingkan dengan letak geografis Jakarta. Letak Jakarta di P Jawa sebagai ibukota itu dilindungi dari kiri oleh P. Sumatra , dari depan oleh Pulau Kalimantan dan P. Sulawesi sementara di Timur ada Pulau Irian dan berbagai pulau kecil pelindung Jakarta. Di belakang Jakarta adalah Lautan Hindia yang susah untuk dilewati .
Berkaitan dengan perlindungan Negara khususnya ibukota Jakarta ini juga mengapa Komando Pertahanan Udara di Indonesia ada di Jakarta sebagai Poros Komando Pertahanan Udara Nasional Strategis dikawal oleh Komando Pertahanan Udara Medan, Makassar dan Biak. Jadi posisi Kepala Garuda dikawal 3 sayap Garuda.
Berdasar letak geografis dan posisi pertahanan keamanan yang sudah terbentuk ini maka ibukota Indonesia saat ini cukup aman, dan sangat terllindung. Oleh karenanya untuk apa lagi ada usulan pemindahan ibukota ? Apa karena pengusulnya dari kalangan sipil sehingga tak atau kurang menyadari hal ini ?
Hal Itulah jugalah maka menurutku yang harus dipikir masak masak mengapa Pulau Pulau Reklamasi yang sudah terlanjur terbangun itu sangat berbahaya bagi ibukota Jakarta , bila sekedar diserahkan ke swasta dan hunian bisa dimiliki orang asing.
Bila dibangun kota atau hunian dan tanpa pengawasan, siapa yang bisa menjamin adanya penyelundupan pasukan musuh dan senjata yang mengancam Jakarta di depan hidung para petinggi nya sendiri ?
Jadi menurutku buang jauh jauh semua pemikiran ibukota Indonesia pindah dari P Jawa. Bukan karena sebab apapun, tapi memang posisi Jakarta sudah cukup baik, atau bila dikatakan sudah tidak layak maka bisa pindah dengan bergeser saja ke kota lain di P Jawa.
Demikian.
Adi YS, pegiat sosial-ekonomi, tinggal di Tasikmalaya, Jawa Barat.