Manuver Cerdas Geostrategi Nicaragua Beralih Sekutu dari Taiwan ke Cina

Bagikan artikel ini

Kamis lalu (16/12) menteri luar negeri Nicaragua menghentikan hubungan diplomatiknya kepada Taiwan, dan menormalisasikan kembali hubungan diplomatiknya dengan Cina, atas dasar kebijakan One China Policy, sehingga Taiwan dipandang hanya salah satu provinsi Cina daratan.  Hal itu diumumkan seturut pengumuman pemerintah Republik Rakyat Cina yang akan segera memulihkan kembali hubungan baik antara pemerintah Cina dan pemerintahana Presiden Daniel Ortega.

Pihak Taiwan tentu saja merasa kecewa karena hal itu berarti membatalkan 27 kesepakatan atas dasar kerjasama bilateral Taiwan dan Nicaragua senilai antara 30 hingga 50 juta dollar AS. Selain itu, selama ini Taiwan merupakan pendonor utama Nicaragua dari  kawasan Asia. Dan secara aktif ikut membantu pembangunan perumahan dan pembangunan di bidang pertanian.

Namun demikian meskipun negara-negara di kawasan Amerika Latin pernah mendapat kucuran dana bantuan dari Taiwan senilai 100 juta dolar AS seperti pada 2017 lalu, namun sulit dipungkiri bahwa hubungan Taiwan-Amerika Latin selalu pasan naik dan adakalanya pasang surut.

Meski demikian, ketika Ortega kembali menjabat presiden Nicaragua, Taiwan memang sangat beralasan untuk khawatir. Karena pada 1985, kala Ortega berhasil memenangi pemilihan presiden, segera memutuskan hubungan diplomatic dengan Taiwan. Namun ketika Ortega mengakhiri masa kepresidenannya pada 1990, maka presiden penggantinya, Violeta Chamorro, memulihkan kembali hubungan diplomatiknya dengan Taiwan. Sehingga memainkan skema politik luar negeri AS yang menganut pendekatan to keep a torn in the Chinese side. AS sendiri sebenarnya sempat memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Taiwan sebagai konsekweni dari normalisasi AS-Cina sesuai Kesepakatan Shanghai Nixon-Mao Zedong pada 1972.  

Namun manuver diplomatik AS pada 1978 itu hanya langkah taktis. Karena pada saat yang sama tetap menekan beberapa negara sekutu AS, terutama Amerika Latin, untuk tetap menjalin hubungan dengan Taiwan.

Dengan bergabungnya Cina daratan sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), maka praktis hampir semua negara mencabut pengakuan internasionalnya kepada Taiwan. Sehingga kalau dihitung termasuk Nicaragua, sejak 2017 lalu Taiwan sudah kehilangan dukungan internasional sebanyak 7 negara di Amerika Latin.

Baca juga: What are the Reasons Why Nicaragua Switched from Taiwan to China? 

Pada saat Donald Trump menjadi presiden pada 2016 lalu, Taiwan memang sengaja “diberi angin” oleh pemerintah AS sebagai mitra strategis. Itupun sekadar untuk menaikkan harga tawar terhadap pemerintahan Cina daratan, khususnya dalam Perang Dagang.

Adapun terkait perubahan kebijakan luar negeri Nicaragua yang kali ini pendulum berkiblat ke Cina, memang cukup beralasan. Sejak empat tahun terakhir, pemerintahan AS memang sangat agresif menyerang Nicaragua. Terutama dalam pemberlakuan sanksi ekonomi. Belum lagi aksi destabilisasi untuk merusak legitimasi pemerintahan Presiden Daniel Ortega pada pemilihan presiden beberapa waktu lalu.

Nicaragua sepeti halnya Venezuela, memang bersikap keras dan tanpa kompromi menghadapi imperialisme AS dan blok Barat. Dan melakukan segala daya upaya yang memungkinan untuk membatasi tindakan AS melumpuhkan kedaulatan Nicaragua. Maka itu, sikap Ortega beralih posisi ke Cina, jadi sangat masuk akal, untuk mencapai dua tujuan sekaligus.

Pertama, mematahkan strategi AS untuk memanfaatkan Taiwan untuk melawan Cina. Pada saat yang sama menempatkan Nicaragua semakin erat dalam menjalin hubungan dengan negara-negara yang merupakan musuh geostrategi AS. Dengan demikian, Nicaragua meraih keuntungan dalam lanskap ekonomi maupun keuangan sebagai kekuatan regional Amerika Latin. Yang mana pada gilirannya akan menjadi ancaman terhadap hegemoni AS di Amerika Latin.

Namun mengkonter manuver geostrategi AS bukanlah satu-satunya tujuan Nicaragua. Saat ini Nicaragua termasuk tiga negara termiskin di Amerika Latin. Pandemi Covid-19 benar-benar melemahkan perekonomian nasional Nicaragua. Sementara AS dengan segala cara berusaha menghancurkans strategi pembangunan nasional Nicaragua untuk tujuan politik dan geostrategic. Sedangkan pada saat yang sama Cina, sebagai kekuatan ekonomi terkuat kedua di dunia, sedang berusaha keras meningkatkan kehadirannya di kawasan Amerika Latin.

Dalam skema baru kerjasama Nicaragua dan Cina ini, nampaknya penasehat presiden Ortega yaitu Laureano Ortega Murillo memainkan peran penting terhadap perubahan haluan politik luar negeri pemerintahan Presiden Ortega. Hal ini semakin diperkuat ketika ditandatangani kesepakatan kerjasama antara wakil menteri luar negeri Cina  Ma Zhaoxu dengan Laureano Ortega Murillo.

Nicaragua tentunya mengetahui bahwa Cina berniat menggelontorkan dana bantuan sebesar 250 miliar dolar AS untuk kawasan Amerika Latin. Dan Nicaragua barang tentu akan berada dalam posisi yang mentungkan untuk ikut mengakses dana bantuan Cina tersebut. Maka semakin erat menjalin hubungan dengan Cina, akan menguntungkan semua negara di Amerika Latin.

Bagi Nicaragua, bukan saja menguntungkan bekerjasam sama dengan Cina. Selain itu, Republik Rakyat Cina memang telah menunjukkan diri sebagai mitra strategis yang jauh lebih bisa diandalkan daripada Taiwan.

Selain dari itu, ada sasaran geostrategic yang nampaknya jadi pertimbangan Nicaragua. Yaitu agar diikutsertakan dalam Proyek  the true inter-oceanic maritime canal, sebuah proyek yang diberikan kepada he Chinese enterprise HK Nicaragua Development Investment (HKND). Ini merupakan rute maritime yang merupakan batuloncatan untuk mewujudkan strategi pembangunan ekonomi dan sosial Amerika Latin. Sehingga bisa membuka 50 ribu lapangan kerja baru bagi rakyat Nicaragua.

Hendrajit, pengkaji geopolitik, Global Future Institute

 

 

 

 

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com