Belajar Dari Yaman, Suriah dan Taliban-Afghanistan Bagaimana Meng-Asetkan Sumberdaya

Bagikan artikel ini
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Cina Xi Jinping membicarakan kemungkinan menggunakan struktur finansial tanpa pihak ketiga. Ini akan membuat sistem pembayaran mereka tidak lagi tergantung kepada SWIFT dengan mem-by pass dollar.
Tekanan politik Barat atas Rusia di front Ukraina, dan Cina di Laut Cina Selatan membuat kedua negara mulai realistik untuk membangun struktur baru sistem finansial yang sebenarnya sudah digagas Iran dengan pertukaran minyak vs barang dengan Suriah dan Venezuela. Ini salah satu alasan yang dapat dimengerti bila dalam pertemuan Nuklir Iran di Wina, kedua negara sudah dalam posisi bersepakat untuk mengangkat sanksi Iran sebagai prakondisi menuju  negosiasi nuklir yang transparan dan adil untuk kedua belah pihak.
2. Tentara Yaman menembakkan rudal ke bandara militer King Khalid di Arab Saudi. Secara militer Saudi memiliki superioritas di atas Yaman, tetapi secara mentalitas orang Yaman adalah salah satu kelompok Arab yang paling tinggi resistensinya terhadap intervensi asing.
Penggunaan rudal balistik dengan akurasi tinggi tentu akan mengubah peta pertempuran. Ini tentu akan mempercepat kekalahan Saudi yang hampir delapan tahun perang sama sekali tidak dapat mencapai satu pun target peperangan.
Nona Marwa, kolega peneliti dari BASF yang fokus pada protein alternatif dari lalat raksasa Afrika yang orang Oman berkata di sela sarapan kami pada Konferensi GTO di Goettingen.
“….orang Yaman dikenal sebagai orang Arab yang gembira, tetapi mereka mengusir Inggris dengan pisaunya.”
3. Saya berpikir, mestinya Prabowo itu mengirimkan saja jendral-jendral kita ke Yaman, Suriah atau belajar dari Taliban di Afganistan, dimana mereka bisa melihat bagaimana memanfaatkan sumber daya manusia dan alat nan terbatas untuk memenangkan perang.
Mengirimkan mereka ke AS atau Eropa yang militernya berbasis kepada superioritas arsenal dan anggaran besar itu sama sekali tidak cocok dengan postur ekonomi militer kita yang miskin.
Andi Hakim, pemerhati perkembangan global.  
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com