Memaknai “Kebangkitan Spiritual” ala Fyodor Dostoyevsky

Bagikan artikel ini

“Pain and suffering are always inevitable for a large intelligence and a deep heart. The really great men must, I think, have great sadness on earth”

Kenapa saya sampai membaca novel Crime and Punishment ini, awalnya karena ketika saya sedang mencoba memahami novel “Brother Karamazov” namun terhenti pada bagian tengah novel karena saya mengalami kelelahan mental, baru saya sadari bahwa novel Dostoyevsky tidak mudah dipahami, apalagi dengan kapasitas intelektual di masa ini yang sudah tergerus oleh teknologi, maka semua novel Dostoyevsky perlu pemahaman yang lebih dalam.

Maka saya mencoba membaca novel pertama dari Dostoyevsky yang dianggap sebagai salah satu karya terbaiknya : Crime and Punishment. Dan saya temui ternyata novel ini jauh lebih mudah dibaca daripada Brother Karamazov, plotnya juga sederhana yaitu tentang seorang mahasiswa bernama Raskolnikov, yang selalu dalam kondisi sulit karena kemiskinan, ibu dan adik perempuannya tidak bisa menolong karena mereka juga hidup dalam kemiskinan, Raskolnikov senantiasa dalam kondisi fisik yang lemah, seharian berbaring di tempat tidurnya, jarang makan dan hanya memiliki sedikit teman. Kehidupan suramnya di Kota St. Petersburg menjadi semakin suram ketika Raskolnikov terjerat hutang kepada seorang wanita yahudi.

Raskolnikov digambarkan sebagai sosok pria muda yang tampan, tinggi dan langsing, bermata gelap dan rambut coklat tua, walaupun sifatnya seperti anti sosial namun Raskolnikov bisa tampil penuh kasih sayang dan peduli kepada keluarga dan temannya, bahkan menolong mereka keluar dari problematika hidup, namun Raskolnikov memiliki rencana ingin membunuh wanita yahudi tua itu agar ia terlepas dari jeratan hutang, dan rencana jahat itu dia lakukan, maka terjadilah pembunuhan itu.

Setelah pembunuhan itu terjadi, kehidupan Raskolnikov tidak sama seperti dulu, ia mulai mengalami gangguan mental, depresi, terjebak dalam kondisi mental yang chaotic, sering berhalusinasi dan semakin melemahkan kondisi fisiknya, dalam menggambarkan kondisi mental yang hancur ini Dostoyevsky memang paling ahlinya, saking jelasnya gambaran kondisi mental yang penuh kegelapan itu bisa mempengaruhi mental kita juga, banyak pembaca yang mengeluhkan hal ini, bahkan sampai terjebak dalam depresi, maka dari itu novel ini memang harus dibaca dengan hati-hati agar tidak merusak kondisi mental pembaca.

Namun terlepas dari situasi kegelapan mental itu, novel Crime and Punishment ini sangat menarik dan menghibur, Dostoyevsky memang jago dalam membuat plot yang tampak sederhana jadi menarik dan membuat pembaca terhanyut dalam kisah hidup yang meletup-letup bagaimana gunung berapi, jelas bahwa Dostoyevsky mahir dalam memainkan kondisi mental pembacanya agar terbawa dalam alur cerita yang memiliki makna tersembunyi

Kembali ke kisah Raskolnikov, diakhir dengan ia menyerahkan diri pada hukum, bukan karena Raskolnikov tertangkap tapi karena dia sendiri yang sukarela agar mendapatkan hukuman atas pembunuhan itu, Raskolnikov memilih untuk menjadi penghuni penjara daripada hidup bebas namun senantiasa dalam kesengsaraan, penderitaan dan kesakitan akibat dari rasa bersalahnya.

Maka kita bisa mengambil kesimpulan sederhana bahwa novel ini bertema tentang isu moral dimana rasa bersalah tidak bisa dihindari setelah kita melakukan perbuatan yang berdosa besar, namun setelah saya pikir lagi tentang makna novel ini saya dapati bahwa Raskolnikov dan semua karakter disitu bersifat simbolik, mereka tidak nyata dan seperti merupakan suatu gambaran terhadap kondisi mental kita, seperti jika kita mencoba membuat pemikiran atau ideologi baru yang tidak berdasarkan pada nilai moral yang bersifat impulsif karena kita ingin segera menghilangkan simbol tirani dan kekejaman yang digambarkan sebagai wanita tua yahudi itu, maka hasilnya adalah kondisi penuh chaos, teror dan kehancuran mental yang berujung pada kehancuran semua jiwa raga kita, untuk keluar dari kondisi kehancuran itu kita harus mencari cahaya spiritual yang akan menuntun kita menemukan suara hati nurani yang masih suci.

Simbol dari suara nurani itu adalah Sonya, gadis kurus pucat lemah miskin, sahabat Raskolnikov yang tidak berdaya melawan ayahnya yang ingin menjualnya menjadi pelacur, namun keberadaan Sonya membuat Raskolnikov menemukan ketenangan dalam batinnya, walaupun Sonya tidak melakukan apapun dan tidak menghakimi Raskolnikov atas pembunuhan itu, dengan hadirnya Sonya bisa memberikan semangat pada Raskolnikov untuk menjalani hukumannya, dan menemukan arti dalam hidupnya kembali, Sonya adalah simbol kebangkitan spiritual yang menuntun Raskolnikov menuju jalan ketenangan dan kebahagiaan.

Tapi penafsiran novel ini bisa berkembang lebih jauh lagi, karena Dostoyevsky menulis novel ini tepat setelah ia keluar dari penjara di Siberia atas hukuman melakukan gerakan radikal dan pemberontakan, dan saat itu Dostoyevsky sudah tidak percaya bahwa gerakan revolusi bisa memperbaiki kondisi, malah ia yakin revolusi justru akan membuat kondisi semakin hancur dan chaotic seperti kondisi mental Raskolnikov setelah membunuh wanita yahudi itu. Yang ingin Dostoyevsky jelaskan dalam novel ini adalah bagaimana kita bisa menemukan Sonya dalam batin kita, dan bagaimana kita bisa mendengarkannya agar kita bisa menemukan jalan kehidupan yang sudah ditetapkan untuk kita.

All and all, novel sangat luar biasa dan tidak heran kalau Einstein saja sangat mengagumi Dostoyevsky.

Susan Devy, Pelaku bisnis dan pemerhati sosial-ekonomi dan budaya. Tinggal di Jakarta. 

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com