Mencermati Dibalik Kunjungan 14 Bos Perusahaan AS ke Indonesia dan Ajang Pemanasan APEC 2013

Bagikan artikel ini

Rusman, Direktur Global Future Indonesia (GFI)

Kunjungan 14 bos perusahaan AS bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (7/2/2012) kemarin sejatinya menarik perlu dicermati. Pasalnya, kedatangan 14 bos perusahaan AS ini merupakan tindak lanjut dari keinginan Presiden AS Barack Obama agar negaranya menjadi investor terbesar di Indonesia.

Tentu ini bukan sekedar keinginan jangka pendek semata. Namun lebih dari sebuah ambisi jangka panjang AS yang tidak akan berhenti begitu saja. Mengingat, Indonesia memiliki keunggulan dalam segala bidang, termasuk letaknya yang strategis.

Sadar atau tidak, Indonesia memiliki hampir seluruh prasyarat untuk menjadikan dirinya sebagai kekuatan ekonomi yang diperhitungkan dalam tata ekonomi dunia.

Setidaknya prasyarat itu antara lain, posisi geostrategis yang unggul, terletak pada pusat grafitasi baru perekonomian global sehingga Indonesia berkesempatan dan perlu kesiapan untuk lebih baik lagi, keunggulan dan kekayaan SDA yang belum dimanfaatkan secara optimal, keberadaan struktur SDM produktif dan iklim yang relatif “bersahabat”.

Kembali pada isu bahasan dalam tulisan sederhana ini, para investor yang tergabung dalam delegasi US-ASEAN Bussiness Council ini secara nyata memberikan tawaran kongkrit, misalnya dari Caterpillar, perusahaan AS ini ingin berinvestasi di Batam lebih dari Rp 2 triliun dengan mengembangkan truk yang ukuran 150 sampai 400 ton.

Kemudian P&G, perusahaan yang kantor pusat di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat ini mengembangkan usahanya di Jawa Barat dengan ratusan juta dolar.

Di bidang pangan, Cargil baru melakukan investasi sekitar US$ 450 juta. Kemudian ada GE mau bikin 100 lokomotif kita untuk PT Kereta Api. Selain itu, investasi di bidang perminyakan seperti Chevron yang akan mengembangkan minyak dan gas di Selat Makassar senilai miliaran dolar.

Seperti diketahui, menurut pengakuan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, saat ini investasi AS di Indonesia berada diurutan nomor 2 atau 3.

Berdasarkan pengamatan awal, dapat dimungkinkan kunjungan sejumlah bos perusahaan AS ini dijadikan ajang pemanasan bagi pemerintah Paman Sam untuk berperan aktif di forum APEC yang akan berlangsung di Bali pada tahun 2013 mendatang.

Terkait dengan perhelatan APEC mendatang, seharusnya kebijakan luar negeri negara, termasuk bidang ekonomi harus merujuk kepada kepentingan nasionalnya. Dalam artian, kepentingan nasional yang ditujukan kepada upaya membangun dan mensejahterakan bangsa.

Semoga saja, perhelatan APEC 2013 di Bali mendatang menjadi ajang bagi Indonesia untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya dbagi kepentingan nasional yang lebih besar dan jangka panjang, terutama di bidang ekonomi.

Presiden SBY dan Pimpinan US ASEAN Business council di kantor presiden-presidenri.go.id

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com