Menelusuri Indikasi Pengaburan Sejarah Islam di Nusantara

Bagikan artikel ini

M Djoko Yuwono, Wartawan Senior dan Budayawan

Tidak dahulu tidak sekarang, upaya pengaburan sejarah Islam di bumi Nusantara terus dilakukan oleh pihak-pihak yang terjangkit fobia Islam.

Mari simak Serat Darmagandhul dan Suluk Gatoloco. Serat ini, banyak yang menengarai, secara tendensius menyerang tokoh-tokoh ulama dan bangsawan pendukung Pangeran Diponegoro lewat pendiskreditan tokoh Kiai Kasan Besari, pendiri Pesantren Tegalsari, Ponorogo. Tidak saja secara fiktif menggambarkan bahwa Kiai Kasan Besari kalah berdebat dengan Ki Gatoloco, tetapi juga mengungkapkan paparan-paparan tentang kekeliruan pemahaman dan pemikiran golongan santri yang diwakili pandangan Kiai Kasan Besari.

Dengan latar belakang Ki Tunggul Wulung (sebagai penulis Serat Darmagandhul dan Suluk Gatoloco) yang merupakan murid binaan misionaris di Mojowarno bernama Jelesma, dapat dipahami bahwa pandangan-pandangan, ide-ide, gagasan-gagasan, dan konsep-konsep yang terdapat dalam Serat Darmagandhul dan Suluk Gatoloco sarat dengan paham-paham, pandangan-pandangan, ide-ide, gagasan-gagasan, dan konsep-konsep Freemason dan Theosofi, yang menolak agama ‘mainstream‘ serta menolak eskatologi agama yang bersifat ukhrawi, untuk lebih diarahkan pada pemujaan terhadap ‘reason’, yaitu akal budi–rasionalisme bahwa sebutan “agama budi” ini berulang-ulang disebut dalam Darmagandhul dan Gatoloco.

Saudara-saudara, itu baru satu contoh kasus penulisan sejarah Islam di Nusantara yang coba dibelokkan oleh kelompok-kelompok tertentu. Kita tahu, sejarah penulisan sejarah Nusantara lebih banyak didasarkan pada informasi dari Belanda sebagai bangsa yang menjajah dan mengambil alih berbagai manuskrip dan bukti-bukti sejarah bangsa Indonesia.

Upaya sistematis yang dikomandoi oleh sebuah kelompok atau kekuatan internasional itu terasa hingga kini. Apa motifnya? Siapa saja pelakunya? Bagaimana strateginya? Mohon masukan.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com