Sepintas Soal Pallubasa

Bagikan artikel ini

Makanan khas Makassar terpopuler ialah Coto, Konro, dan Pallubasa. Bagi suku non-Makassar seperti saya, mungkin sudah familiar dengan rasa Konro dan Coto. Sedangkan Pallubasa nyaris tak terdengar, alias terngiang saja.

Jujur. Baru kali ini, saya mencoba sendiri rasanya di pusatnya di Jalan Serigala, Makassar. Amboy! Top. Enak sekali. Kudu diakui, menurut lidah Jawa ala saya, rasanya lebih enak dibanding Coto ataupun Konro.

Cara penyajiannya hampir mirip dengan Coto Makasar. Ada sambal, jeruk nipis dll yang telah tersedia di meja. Bedanya, kalau Coto pakai ketupat atau lontong, sedangkan Pallubasa pakai nasi. Mangkok Pallubasa pun lebih kecil daripada mangkok Coto.

Ada dua jenis penyajiannya: 1 yang biasa; 2 pakai alas. Alas artinya kuning telor. Alas bukan bahasa Makassar, tapi istilah mereka sendiri. Ya. Alas dicampur dalam mangkok. Diaduk – aduk.

Saya pesan dua mangkok. Satu yang biasa, satunya pakai alas. Perbandingan rasanya, sama-sama enaknya, tapi yang pakai alas —jujur— lebih enak lagi. Lebih soft di lidah, meski sudah diaduk dengan sambal dan jeruk nipis.

Silakan mencoba!

MAP

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com