NCV-19: Petaka Ekonomi dan Politik

Bagikan artikel ini

Vino Stoevsky menanggapi beberapa artikel dari Hendrajit, M Arief Pranoto dan Sudarto Murtaufiq yang dirilis oleh The Global Review, berkaitan dengan merebaknya wabah virus Corona atau yang kita kenal dengan Covid-19. Berikut pokok pemikiran Vino dari perspektif seorang mahasiswa tingkat akhir dan peminat geopolitik.  

NCV-19 sering dikatakan sebagai pendemi global, pendemi yang jarang memiliki suatu keterangan yang pasti dalam pengertian Ekonomi maupun Politik.

Saya selalu manjaga sentimen yang objektif selaku warga negara dan sekaligus tidak menginginkan, deal transaksional ala politik borjuis, ditengah-tengah distabilitas kesehatan secara nasional.

Disini saya memilih untuk sedikit membuka tabir dibalik pendemi global (NCV-19), bahwa upaya kebijakan politik di negara dalam situasi sepeti ni, justru berperan sebagai juru selamat dengan berbagai macam cara. Dari Lockdown, Sosial distancing, PSBB dan lain sebagainya. Akan tetapi rakyat tidak pernah terselamatkan oleh demokrasi dan ekonomi apalagi politik.

Bayangkan! Negara bukan lagi juru selamat tapi jurus yang tidak pernah terselamatkan oleh Death Economic (Kematian Ekonomi).

Beberapa bulan terkahir petani,buruh,kelas pekerja lainya yang di Kota maupun di Desa, merasakan overdistancing secara ekonomi, terutama buruh ES Krim AICE, buruh PT IWIP. Dan di beberapa kelas buruh ditempat lain, situasi distabilitas kesehatan seperti ini, buruh terus di tindas dengan penekanan upah, memenjarah buruh dengan dalih lockdown, sampai akhirnya para buruh terus berada pada titik berbahaya yaitu di PHK.

Hal lain surplus dari perkebunan luas yang dikerjakan oleh orang-orang di pedalaman harus mengimbangi daya harga permintaan pasar, kini harus mnyerahkan sepenuhnya pada aturan main pasar yang sebebasnya menagtur hukum pasar tersebut. Peluang sistem pasar bebas menekan daya konsumsi yang mengkilat saat distancing sosial, isolasi aktifitas distribusi dan konsumsi sehingga potensi kriminalitas membabibuta alias kelaparan yang berujung kisruh sosial bakal akan terjadi.

Alibi nakal yang tidak pernah dikuak adalah bagaimana para pelaku neoliberalisme menggunakan negara sebagai opening swa-regulasi (Lihat RUU Ciptaker)-Liberalisasi Pasar- ditengah merebaknya NCV-19.

NCV-19 adalah Malapetaka yang sangat mematikan, tapi kematian yang sangat misterius adalah kematian orang miskin yang tidak normal kehidupan ekonomisnya.

(Vino Stoevsky, peminat yang sangat tekun mengenai geopolitik, saat ini mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Ternate) 
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com