Obama Dan Terhijabnya Kita Dari Penghayatan Kesadaran Nusantara

Bagikan artikel ini

Hendrajit – Direktur Eksekutif Global Future Institute

Obama nangkap betapa jitunya dua mantra: Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dimunculkan. Sementara ada seorang kawan pegiat kenusantaraan bilang bahwa optimisme saya terhadap bangkitnya gagasan nusantara tidak lebih mirip retorika Obama ketika mengucap dua mantra itu di UI. Tragis, bahwa seorang pegiat kenusantaraan telah terhijab dari penglihatan betapa besarnya pengaruh kekuatan nusantara itu. Sedangkan Amerika secara jeli justru menangkap kekuatan tersembunyi itu.

Tentu saja itu merupakan kepentingan strategis Amerika untuk menaklukkan Indonesia secara kebudayaan, sehingga penggunakan dua frase penting kenusantaraan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika tidak lebih dari sekadar symbolic gesture belaka. Namun sadarkah kita betapa ini menunjukkan kejelian para ahli strategi Obama dalam melihat betapa besar kekuatan tersembunyi negara nusantara yang saat ini masih hidup namun terkubur di kekedalaman bumi nusantara kita.

Para penasehat Obama yang kebetulan sangat mengerti Indonesia seperti Karen Brook, seorang Indonesianis Universitas Cornell Amerika Serikat dan mantan dubes AS Robert Gelbard yang bertugas di Indonesia 1998-2001, justru secara jeli mengangkat dua frase strategis kenusantaraan tersebut secara cerdas, karena mereka tahu itulah kekuatan tersembunyi bangsa Indonesia sejak berabad abad silam, dan sekarang, melalui produk pendidikan barat, telah dikubur hidup hidup di kekedalaman bumi. Tapi kan kita sadari betul, niatan dasarnya adalah untuk penaklukkan secara budaya. Karena itu naif lah kiranya kalau menganalogikan orang orang yang antusias dan bersemangat itu dengan retorika Obama.

Dengan menganalogikan kalangan kita sendiri yang dengan penuh antusiasme mengagendakan bangkitnya kembali kesadaran nusantara dengan retorika Obama, bagi saya justru ini merupakan lonceng tanda bahaya bahwa di kalangan pegiat kenusantaraan sedang terjadi gerakan pengkerdilan untuk membangun kesan bahwa impian, visi dan cita cita bangkitnya kesadaran nusantara merupakan impian di siang bolong. Padahal Martin Luther King, pejuang persamaan derajat di kalangan warga kulit hitam Amerika memakai mantra: I HAVE A DREAM. Impian bukanlah fantasi. Impian hanya sekadar kendaraan kita untuk menjemput sesuatu yang sudah bergolak di kekedalam jiwa dan batin bawah sadar kita untuk mengaktualisasikan dirinya. Salam Nusantara.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com