Pembatalan Kontrak Militer AS dan Rusia di Afghanistan

Bagikan artikel ini

Mengingat keputusan penarikan Pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) termasuk militer Amerika hingga akhir tahun 2014 dari Afghanistan, berbagai laporan menunjukkan pemangkasan anggaran perang Afghanistan oleh Washington.

 

Padahal Amerika tengah mempersenjatai sejumlah unit militer Afghanistan untuk mengambil alih tanggung jawab keamanan di negara ini. Terkait hal ini, Amerika Serikat pada tahun 2011 menandatangani kontrak pembelian helikopter dengan perusahaan Rusia. Meski demikian, saat ini berbagai berita mengindikasikan adanya kendala serius dalam menggunakan atau memelihara helikopter tersebut di Afghanistan.

Dengan demikian di saat Pentagon berencana mempersenjatai sebuah unit khusus Afghanistan dengan helikopter melalui perusahaan Rusia, John F. Sopko, inspektur khusus Kongres Amerika terkait Afghanistan menuntut ditangguhkannya pelaksanaan kontrak militer tersebut.

Sopko Jumat (28/6) meminta Departemen Pertahanan Amerika (Pentagon) untuk tidak menjalankan kontrak senjata senilai 553 juta dolar dengan Rusia untuk mempersenjatai unit tempur khusus Afghanistan dengan helikopter. Sopko meminta Pentagon menangguhkannya hingga unit ini benar-benar kuat dan diberi pelatihan secara benar.

Menurut Sopko, unit khusus Afghanistan tidak memiliki personil yang memenuhi syarat untuk menggunakan atau memelihara helikopter. Dan menurutnya pembelian helikopter ini oleh Amerika dari Rusia harus ditangguhkan hingga kondisi ini berubah. Disebutkan bahwa Pentagon sejak Mei 2011 hingga kini membeli sekitar 33 helikopter Mi-17 dari perusahaan Rusia,Rosoboronexport. Di sisi lain, sebuah kontrak lain pembelian 30 helikopter juga ditandatangani kedua pihak.

John Sopko juga meminta Pentagon menangguhkan kontrak senilai 218 juta dolar untuk pembelian 18 pesawat bagi unit khusus oleh perusahaan Amerika. Disebutkan pula bahwa isu pembelian helikopter bukan saja menjadi indikasi kegagalan manajemen di bidang langkah militer Amerika di Afghanistan, dan terbongkarnya kasus ini di pertengahan Januari 2013 menunjukkan praktek korupsi jutaan dolar oleh Pentagon dan NATO di Afghanistan.

Terkait hal ini Pentagon dan NATO didakwa melakukan penggelapan dan korupsi jutaan dolar di program militer bagi Afghanistan. Terkait hal ini, Sopko menyatakan, mayoritas pangkalan yang dibangun militer Amerika untuk pasukan keamanan Afghanistan tidak memiliki kwalitas memadai. Padahal Sopko mendakwa Pentagon dan kantor pembangunan internasional AS tidak memiliki program jangka panjang terkait proyek rekonstruksi Afghanistan. Menurutnya di berbagai proyek, standar dan kwalitas tidak dijaga.

Selain itu, pada Agustus 2012 kantor transparansi bersama yang terdiri dari pasukan sepuluh negara termasuk AS dan Inggris dalam berkoordinasi denga pemerintah Afghanistan untuk mengurangi korupsi menyatakan, puluhan warga asing selama dua tahun terakhir di Kabul diperiksa dalam kasus korupsi dan penyalahgunaan dana.

Sepertinya meski penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan hingga tahun 2014 telah diumumkan, Washington masih tetap berusaha memainkan peran menentukan di militer Kabul. Namun ternyata Washington dihadapkan pada beragam masalah di Afghanistan di antaranya ketidakmampuan militer Kabul memanfaatkan peralatan canggih dan maraknya praktek korupsi serta proyek militer termasuk salah satu di antaranya. (TGR/IRIB Indonesia)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com