Perlu dicatat juga bahwa selama menjabat Menteri Susi Pudjiastuti juga mendapat protes dari para nelayan kecil akibat kebijakan2 yang melarang penggunaan kapal cantrang, pembatasan penangkapan yang tujuannya menjaga kelestarian tetapi dengan akibatt ribuan nelayan tidak fapat melaut. Perlu dipertanyakan sebetunya apa yang menjadi indikator kunci keberhasilan (Key Performance Indicator) bidang perikanan & kalautan Indonesia dan apa ukuran kuantitatifnya untuk dinyatakan berhasil. Tentunya mencegah penangkapan ikan ilegal suatu ukuran valid tetapi ada kunci indkator kinerja lain yang sama, kalau tidak lebih penting di antaranya: A. Peningkatan, Produksi Perikanan laut (dibedakan dengan hasil perikanan darat atau aquaculture.), B. Peningkatan Pendapatan Nelayan, C. Peningkatan Ekspor ikan laut dan produk olahan ikan laut, D. Peningkatan Kepemilikan parahu/kapal dan peralatan penangkapan ikan oleh Nelayan.
Dari data yang ada produksi perikanan laut Indonesia dalam ukuran metrik ton menurun dari no. 2 terbesar dunia di 2013 menjadi no 4 di 2015 dan kita belum berhasil masuk ke 10 besar eksportir ikan dan produk olahan ikan di dunia.
Berikut data produksi dalam metrik ton di tahun 2013 dibanding 2015. Data 2014 tidak tersedia, kemungkinan data diproses tiap dua tahun sekali. Berikut datanya:
LIMA NEGARA PRODUSEN IKAN LAUT DUNIA 2013
1. China = 16, 274,926
2. Indonesia= 6,101,725
3. Peru= 5,854,233
4. Amerika Serikat = 5,230,874
5. India= 4,645,182
LIMA NEGARA PRODUSEN IKAN LAUT DUNIA 2015
1. China= 49,467,483
2. Peru = 9,416,285
3. India= 6,318,639
4. Indonesia= 5,578,573
5. Amerika Seikat=5,360,597
SEPULUH NEGARA EKSPORTIR IKAN DAN PRODUK OLAHAN IKAN DUNIA (Data dikeluarkan tahun 2014 dengan basis data 2012): 1. China, 2. Norwegia, 3. Thailand, 4. Vietnam, 5.Amerika Serikat, 6. Chile, 7. Kanada, 8. Denmark, 9. Spanyol, 10. Belanda.
Posisi Indonesia disusul oleh Peru dan India di tahun 2015.
Seharusnya mengurangi “illegal fishing” oleh pihak asing harus meningkatkan produksi perikanan dan memberi keleluasaan lebih besar bagi nelayan Indonesia untuk menangkap ikan. Sekarang kebalikannya terjadi.
Sumber data : Statista The Statistics Portal, “The State of World Fisheries & Aquaculture”, dsb.
Facebook Comments