Prabowo Lebih Cepat Bergerak Dibanding Kemenlu dan Kemenakertrans

Bagikan artikel ini

Menyelamatkan dan melindungi nasib warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri sudah seharusnya merupakan tugas kemanusiaan Pemerintah, sehingga seharusnya ada lembaga negara yang bergerak cepat agar Wilfrida tidak dihukum mati.

“Namun, sepanjang yang saya ketahui dari pemberitaan media massa, adalah merupakan kenyataan jika Kemenlu dan Kemenakertrans baru bertindak menyelamatkan nasib Wilfrida Soik, setelah Prabowo Subianto dengan cepat melakukan pendekatan-pendekatan kepada fihak Malaysia,” ujar Datuak Alat Tjumano.

Menurut pengamat politik ini, meskipun setelah berita tersebut mencuat karena ada langkah Prabowo, kini dikabarkan Kemenlu telah memberikan bantuan, sedangkan sampai kedatangan Prabowo ke Kuala Lumpur yang pertama belum  ada seorangpun pejabat KBRI  Kuala Lumpur yang menemui Wilfrida Soik.

“Bahwa Prabowo mungkin menggunakannya sebagai isu politik yang diharapkan bisa lebih mengangkat popularitasnya, bisa saja terjadi,  tetapi langkah itu jelas tidak salah.Oleh sebab itu rasanya saangat tidak pas ucapan seorang politisi Partai Demokrat yang mengatakan, bahwa langkah Prabowo adalah upaya menggunakan Wilfrida sebagai kendaraan politik,  sedangkan Kemenlu sudah turun tangan,” urainya seraya menambahkan sehingga kalaupun Wilfrida dihukum matipun, kita seolah-olah harus menerimanya karena proses hukum sudah dilakukan.

“Apa yang dikemukakan politisi Partai Demokrat tersebut adalah pernyataan yang sangat tidak etis, sekedar ingin merngecilkan aktivitas Prabowo, telah membuat pernyataan yang tidak simpatik bagi keluarga Wilfrida,” tambahnya.

Menurut pengamat politik dari Padang, Sumatera Barat ini, media massa yang telah memuat berita ini dalam momentum APEC, dimana Presiden SBY akan bertemu denga PM Malaysia, sehingga masalah Wilfrida dapat diselesaikan dan berharap Wilfrida akan selamat.

“Media massakembali tidak menyinggung Prabowo Subianto dalam pemberitaannya, tetapi menonjolkan kemungkinan pertemuan Presiden SBY dengan PM Malaysia, sehingga dari analisis wacana media dapat diterjemahkan kalangan media massa lebih yakin dengan uluran tangan Presiden SBY upaya membebaskan Wilfrida dari hukuman mati pasti akan lebih berhasil,” tambahnya.

Meskipun tidak pernah menyebut Prabowo Subianto, ujar Datuak, namun sejatinya media massa pasti mencatat bahwa tanpa aktivitas Prabowo mungkin nasib Wilfrida tidak akan pernah diperhatikan orang. (TGR)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com