Pada Jum’at (28 Juni 2013) lalu pukul 08.00-11.00 telah berlangsung dengan lancar pembangunan makam dan peletakan prasasti Tuminah di pemakaman Untoroloyo, Solo.
Global Future Institute mencatat, peristiwa ini merupakan peristiwa sangat bersejarah. Pasalnya, ini sebagai peletakan prasasti “ianfu” pertama di Indonesia, sejak Tuminah buka suara ke publik sebagai “ianfu” tahun 1992.
Menurut Eka Hindra, peneliti Independen Ianfu dan Research Assosiate Global Institute (GFI) berdirinya prasasti “ianfu” untuk Tuminah adalah simbol keberanian dan perlawanan para penyintas “ianfu” Indonesia terhadap pemerintah Jepang yang belum bertanggung jawab atas kejahatan perangnya.
“Ini sebagai penghargaan terhadap Tuminah sebagai pelaku sejarah “ianfu” Indonesia yang pertama buka suara ke publik Indonesia thn 1992,” ujar Eka kepada The Global Review. (TGR)
