Renungan Jelang Sahur

Bagikan artikel ini

M. Arief Pranoto

Negeri dan bangsa ini, jika masih ingin meraih kejayaan sebagaimana keemasan leluhurnya dulu, maka butuh rekontruksi total. Kenapa? Karena SISTEM yang terlanjur terbangun justru menggiring kekayaan negara ini ke luar, hanya dinikmati segelintir orang. Ini yang kini tengah berlangsung masiv namun mayoritas bangsa ini tak menyadari karena digaduhkan/dialihkan oleh isu-isu kulit, atributif, dll di tataran hilir.

Dengan kata lain, siapapun orde atau rezim yang berkuasa, entah kini, kelak, atau nanti, maka ia harus menjaga jarak dengan masa lalu atau bahkan memangkasnya. Ini bukan lelaku melupakan sejarah, namun justru hal ini adalah tindakan menarik hikmah dari sejarah itu sendiri.

Negeri dan bangsa ini, harus merumuskan secara hakiki APA DAN SIAPA ANCAMAN TERHADAP BANGSA INI, serta mengenali kembali APA YANG SESUNGGUHNYA DIBUTUHKAN OLEH RAKYATNYA. Bukannya gaduh sendiri dengan urusan-urusan residual, derivatif, dll yang jauh dari hakiki ancaman dan kebutuhan rakyat. Sebagai analog, gajah (musuh) di pelupuk mata tak tampak, namun kuman (bukan musuh) di seberang lautan justru terlihat. Gajah adalah urusan hulu, sedang kuman cuma urusan hilir bangsa. Sekali lagi, inilah yang kini terjadi.

Ya, bangsa ini mutlak harus me-rekontruksi ulang sistem negaranya dengan berbasis Pancasila, UUD 1945 (bukan UUD 2002), Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Jika tidak ada rekontruksi, dalam beberapa dekade lagi, Indonesia mungkin tinggal namanya saja, karena “isi”-nya dikuasai oleh asing ..

Pojok S, 17 Juni 2016

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com