Resonansi Konperensi Asia-Afrika Bandung 1955 Bagi Gerakan Mahasiswa

Bagikan artikel ini

PAULUS LONDO, Pengurus Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA-GMNI)

(Sebagai makalah yang disampaikan dalam Seminar REVITALISASI DASA SILA BANDUNG 1955, yang diselenggarakan oleh Global Future institute, Selasa 14 April 2015).

Konperensi Asia Afrika yang berlangsung di kota Bandung April 1955 jelas tidak terjadi secara spontan, melainkan melalui proses persiapan yang panjang. Hal menarik untuk dikaji lebih dalam adalah: Mengapa Republik Indonesia yang baru berusia 10 tahun, berhasil menyelenggarakan pertemuan akbar dengan begitu banyak negara menjadi pesertanya.

Patut dipahami bahwa Konperensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955, adalah konperensi internasional dengan jumlah negara peserta (29 negara) terbanyak setelah Perang Dunia Kedua berakhir.

Hal lain yang mungkin telah dilupakan banyak orang –atau memang tidak tahu–, bahwa Konperensi Asia Afrika di Bandung 1955, kemudian disusul dengan berbagai konperensi-konperensi dari berbagai elemen masyarakat di Asia Afrika, salah satu diantaranya adalah KONPERENSI MAHASISWA ASIA AFRIKA tahun 1956 di Bandung.

Untuk penyelenggaraan Konperensi Mahasiswa Asia Afrika (KMAA) tersebut Pemerintah Indonesia menunjuk 5 (lima) perguruan tinggi, yakni ITB, UI, UGM, Universitas Nasional dan Universitas 17 Agustus 1945, secara bersama-sama membentuk Panitia Penyelenggara.

Dengan demikian, KAA 1955 yang diikuti oleh delegasi yang mewakili negara, melahirkan berbagai konperensi berikutnya dengan peserta mewakili elemen-elemen rakyat di berbagai negara.

Hasil dari konperensi-konperensi tersebut juga menunjukkan semangat yang sama yakni perlawanan terhadap segala bentuk kolonialisme dan imperialisme. Hasil dari KMAA yang berlangsung dari tanggal 30 Mei hingga 7 Juni 1956, misalnya, dalam KOMUNIKE BERSAMA yang dengan tegas menyatakan perlawanan terhadap kolonialisme. Dalam Final Communique  tersebut, yakni Bagian E. Masalah-masalah Umum, pada “Pasal 3 Kolonialisme dan Nation Building” ditegaskan bahwa:

“Konperensi Mahasiswa Asia-Afrika, setelah mempertimbangkan peranan mahasiswa dalam perjuangannya melawan kolonialisme, berketetapan:

  1. Mengutuk dan menentang kolonialisme dalam segala manifestasinya dan mengakui hak rakyat-rakyat dan bangsa-bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri, dan menyampaikan simpati dan sokongan moral kepada negeri-negeri AA yang sedang berjuang untuk kebebasan dan kemerdekaan nasional.
  2. Merekomendasikan agar Deklarasi Hak-Hak Manusia PBB diberlakukan di semua daerah Asia-Afrika.
  3. Setiap tahun pada tanggal 24 April, mengadakan Hari Mahasiswa Asia-Afrika.

Konferensi Mahasiswa Asia Afrika mendukung perjuangan dewasa ini yang sedang dilaksanakan oleh rakyat-rakyat Aljazair, Indonesia (pembebasan Irian Barat), Palestina (untuk dipulihkannya hak-hak Arab dan untuk kembalinya para pengungsi ke tanah air mereka.

Dengan semangat anti penjajahan, maka dua tahun kemudian (1998) diselenggarakan “KONPERENSI SETIA KAWAN RAKYAT-RAKYAT ASIA AFRIKA,” 1 Januari 1998 di Kairo Mesir. Pada konperensi ini, Indonesia tidak hanya mendapat dukungan kuat dalam perjuangan pembebasan Irian Barat (sekarang: Papua), tapi juga pengakuan terhadap kedaulatan Indonesia atas wilayah perairan laut sebagai negara kepulauan.

Hal tersebut terlihat dengan jelas dalam isi RESOLUSI  ANTI  IMPERIALISME yang menegaskan bahwa:

  1. Konferensi menyetujui tuntutan rakyat Indonesia mengembalikan Irian Barat, menjadi bagian integral dari Republik Indonesia.
  2. Konferensi mengakui semua daerah perairan di sekitar dan di antara pulau-pulau Kepulauan Indonesia (The Indonesian Archipellago) adalah sepenuhnya dalam batas jurisdiksi nasional Indonesia.
  3. Konferensi membenarkan langkah-langkah yang diambil oleh Indonesia demi kembalinya secara sah Irian Barat.
  4. Konferensi merekomendasikan agar negeri-negeri yang bertetangga dengan Indonesia, tidak mengizinkan Nederland menggunakan pelabuhan-pelabuhan dan lapangan-lapangan terbang mereka untuk pengangkutan pasukan atau senjata atau untuk tujuan lain yang bermusuhan dengan Indonesia.
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com