Dr Dirgo D Purbo, Pakar Geoenergi
Dalam membaca kebijakan Amerika Serikat terhadap Korea Utara, harus dilihat melalui pendekatan geopolitik, geoekonomi dan geostrategi. Adapun Korea Utara, kekuatan geografisnya adalah sebagai penghasil Batubara. Bahkan termasuk penghasil batubara terbesar. Namun pasokan minyaknya sangat tergantung pada Cina.
Dengan kata lain, sumberdaya alam Korea Utara itu minim sekali. Jadi kalau dari segi dampak ekonomi, jika pecah perang AS versus Korut, Indonesia tidak mengalami dampak buruk sama sekali. Paling paling, Indonesia hanya tergantung dari Korut pada bahan-bahan tekstil dan sayuran. Namun itupun kecil sekali.
Namun demikian saya bingung, kenapa AS membesar-besarkan ancaman nuklir Korut? Sebab kalau kita kaji secara mendalam dan seksama, kemampuan AS dari segi militer sama sekali bukan tandingan Korut.
Sekarang tentang penyelesaian krisis Korut. Saya kira Indonesia bisa memainkan perang aktif, namun harus tahu apa leverage atau keunggulan kita. Sehingga bisa mendpaatkan nilai lebih berkat keberhasilan kita sebagai mediator.
Ketika kita beberapa tahun lalu berhasil menjadi mediator dalam krisis Kamboja antar berbagai faksi yang ada, ternyata kita dapat apa-apa. Ini merupakan kegagalan diplomasi Indonesia. Sebab kita tidak berhasil memanfaatkan leverage yang ada pada kita.