Syria: Ironi Negeri Penampung Kaum Pengungsi

Bagikan artikel ini

Dina Y. Sulaeman, Master of International Relationsof Padjajaran University (Unpad); Research Associate of the Jakarta’s Global Future Institute (GFI)

Hati saya sesak membaca PressTV pagi ini. Setelah istri Presiden Turki dielu-elukan karena menangis di depan publik menyaksikan nasib muslim Rohingya, sekarang Turki malah tega menutup pintu perbatasannya, karena tidak mau menerima pengungsi dari Syria yang terpaksa meninggalkan desa dan kampung mereka karena terus diteror oleh kelompok teroris?

Sungguh ironis. Sejak 63 tahun yang lalu, Syria adalah tempat berlindung bagi orang-orang Palestina yang terusir dari tanah air mereka sendiri. Syria bahkan menjadi markas perjuangan Hamas untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. Kondisi 500.000 pengungsi Palestina di Syria jauh lebih baik daripada kondisi pengungsi Palestina di Lebanon atau Jordan. Para pengungsi itu mendapat layanan kesehatan dan perumahan yang sama sebagaimana rakyat Syria. Oleh UNHCR, Syria disebut sebagai negara yang terbaik di kawasan Timur Tengah dalam memberikan layanan sosial dan ekonomi bagi para pengungsi. Tapi kini, setelah negerinya diobok-obok asing (dan Turki sangat berperan), orang-orang Syria yang terpaksa mengungsi, tapi tak ada yang mau menampung mereka.

Ini tulisan lama saya soal Syria yang selama ini jadi negeri para pengungsi: http://dinasulaeman.wordpress.com/2011/05/23/syria-prahara-di-negeri-kaum-pengungsi/ 

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com