Mungkin karena dipandang mulai melawan kepentingan global AS di bidang kesehatan, WHO mulai dikambinghitamkan oleh Presiden Donald Trump. Phil Taylor dalam artikelnya yang bertajuk: Here’s why we all should support the World Health Organization , Trump menuding WHO terlalu mengutamakan kepentingan Cina dibandingkan AS.
Memang saat awal berdirinya, 55 negara yang menjad anggota Perserikantan Bangsa-Bangsa(PBB) umumnya berada dalam pengaruh kuat dari AS. Namun seiring dengan berakhirnya era kolonialisme PBB (WHO) telah beranggotakan 194 negara.
Doktor Bruce Aylward, seorang fisikawan sohor yang telah mengabdi cukup lama dalam jajaran kepemimpinan WHO, termasuk rombongan pertama yang berkunjung ke Wuhan, Cina, untuk meninjau bagaimana penanganan dan penanggulangan wabah virus Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah Cina.
Dalam rombongan Dr Aylward, ikut serta juga beberapa dokter dari AS. Sehingga tudingan beberapa media massa bahwa pemerintah AS karena berwatak otoriter, tidak melaksanakan lockdown sebagaimana mestinya, karena ideologi komunis yang dianutnya dan sebagainya, ternyata pemerintah Cina justru telah mengundang Tim WHO ke Cina. Sebuah kebijakan yang tidak akan pernah dilakukan oleh pemerintah AS.
Ternyata Dr Aylward dan rombongan sangat terkesan. Para pemimpin politik dan tim medis Cina sangat berkomitmen untuk mengisolasi, mengidentifikasi dan memberantas virus Covid. Singkat cerita, pemerintah Cina sangat terorganisir dalam pemberantasan Covid-19 terkait pengadaan dan penyediaan rumah sakit untuk perawatan dan penyembuhan.
Menariknya lagi, kesan dan laporan Dr Aylward dinilai berbobot dan kredibel oleh harian berpengaruh AS The New York Times. Sayangnya laporan Dr Aylarwar yang positif terhadap pemerintah Cina, dipandang negatif oleh pemerintah AS. Stigmatisasi terhadap WHO yang dilakukan Presiden Trump dan para kroni politiknya, nampaknya karena WHO dipandang sudah tidak lagi bersedia menjadi client-nya pemerintah AS seperti dulu.
Baca juga: Taylor Report: Free Meng Wanzhou, escape from US hegemony
Sepertinya, aksi propaganda menyerang kinerja WHO, sejatinya hanya “samaran” alias kedok dari sentiment anti-Cina yang dimotori oleh AS, Inggris dan Kanada. Beberapa berita yang dilansir media-media di Kanada, selalu menggunakan angle pemberitaan anti-Cina. Tentu saja hal ini merupakan berita buruk bagi sebagian besar negara-negara dan rakyat di pelbagai belahan dunia yang memerlukan forum dan pusat informasi yang difasilitasi oleh WHO.Karena sekarang WHO dinilai tidak lagi melayani hegemoni AS di bidang kesehatan, maka sekrang AS dengan dibantu Inggris dan Kanada, mulai melancarkan progaganda menurunkan prestise WHO sebagai badan kesehatan dunia.
Hendrajit, pengkaji geopolitik, Global Future Institute.