Penulis: Hendrajit, Pengkaji Geopolitik Global Future Institute (GFI)
Spekulasi yang beredar beberapa bulan terakhir mengenai kemungkinan perusahaan Cina mengambil-alih kepemilikan PT Freeport Indonesia dari tangan Freeport McMoran Amerika Serikat, nampaknya semakin beralasan. Beberapa waktu lalu, Freport McMoran menjual saham mayoritasnya di tambang perunggu Tenke Fungurume di Republik Demokratik Kongo kepada Molybdenum Tiongkok senilai 2,65 miliar dolar Amerika (sekitar Rp35,35 triliun).
Selain itu, Barrick Gold milik Aaron Regent yang juga tangan kanan Li Khai Shing dan Tambang di Tenke Fungurume di Republik Demokratik Kongo oleh Molybdenum Tiongkok, juga telah membeli saham kepemilikan Freeport beroperasi di Chili.
Sehingga merebaknya kabar bahwa sebuah konsorsium Cina akan membeli kepemilikan saham PT Freeport Indonesia menjadi semakin dipercaya kebenarannya, dan tidak boleh dianggap enteng.
Pada Februari 2017 lalu, Jaringan Pro Demokrasi sempat menaruh kekhawatiran terhadap kemungkinan Freeport Indonesia diambil-alih oleh perusahaan Cina. Kekhwatiran Jaringan Pro Demokrasi jika Cina berhasil merebut kepemilikan saham Freeport, Cina kemungkinan akan membawa para pekerjanya dari negeri Cina untuk mengisi seluruh struktur manajemen Freeport di semua tingkatan, mulai dari manajemen tingkat atas hingga menengah serta bawah.
Sayangnya, di tengah-tengah maraknya berbagai media massa menggulirkan isu kemungkinan Cina mengambil-alih Freeport Indonesia, belum terungkap perusahaan Cina yang bermkasud membeli mayoritas saham kepemilikan Freeport Indonesia.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun oleh tim riset Global Future Institute, ada sebuah perusahaan pertambangan Cina yang saat ini sedang serius mempersiapkan pengambil-alihan kepemilikan saham mayoritas Freeport Indonesia yang saat ini dikuasai Freeport McMoran. Perusahaan Cina tersebut adalah Zijin Mining Group Company Limited. Seberapa serius perusahaan tambang Cina tersebut bermaksud membeli saham mayoritas Freeport Indonesia, sampai hari ini belum ada kejelasan.
Yang jelas, Freeport mengeruk keuntungan besar-besaran dari pertambangan di Indonesia, khususnya Papua. Para aparat intelijen ekonomi Cina pasti mengetahui bahwa Pertambangan Indonesia benar-benar tambang emas bagi Freeport. Betapa Indonesia telah menyumbang sebesar 93,6 % penjualan emas Freeport selama ini. Dengan kata lain, Indonesia merupakan pertambangan emas terbesar bagi Freeport McMoran
Pertambangan di Indonesia telah memberi sumbangan terhadap cadangan tembega sebesar 29 miliar lbs atau sebesar 28% dari total cadangan tembaga Freeport sebesar 103.5 miliar lbs di seluruh dunia. Namun Indonesia menyumbangkan sebesar Au 28.2 juta ozs atau mencapai 98,9% dari cadangan emas Freeport di seluruh dunia sebesar Au 28,5 juta ozs.
Dengan makna lain, pertambangan Indonesia memang benar-benar merupakan tambang emas bagi Freeport. Nampaknya, fakta-fakta tersebut sudah berada dalam radar pengawasan dan pengkajian dari Zijin Mining Group Company Limited. Jika perusahaan Cina, yang tentunya juga atas persetujuan dan dukungan dari Konsorsium Cina, memang benar-benar serius merebut kepemilikan Freeport Indonesia dari tangan Freeport McMoran Amerika Serikat.
Facebook Comments