Arab Saudi, Pembeli Terbesar Senjata AS

Bagikan artikel ini
Oxford Strategic Consulting baru-baru ini menyoroti masalah pengangguran di Arab Saudi dan angkanya akan mencapai 4,1 juta orang sampai tahun 2030.
Satu hari setelah laporan Oxford, kantor berita Reuters melaporkan bahwa Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui penjualan senjata senilai sekitar 1,15 miliar dolar ke Arab Saudi.
AS juga menandatangani kesepakatan dengan Saudi untuk menjual pesawat tempur F-15 senilai hampir 30 miliar dolar selama tahun 2017 sampai 2021. Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik dan Militer, Andrew Shapiro mengatakan penjualan ini akan mencakup rudal, suku cadang, pelatihan, pemeliharaan, dan logistik. Padahal, Saudi sedang menghadapi defisit anggaran yang parah dan masalah pengangguran.
Menurut laporan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), Saudi menempati posisi keempat negara pembeli senjata di dunia pada tahun 2015, sementara AS masih tetap menjadi pemasok nomor satu senjata ke Arab Saudi.
AS terus menjual senjatanya ke Saudi meskipun persenjataan itu digunakan untuk menyerang rakyat Yaman. Agresi Saudi telah menghancurkan infrastruktur vital Yaman dan membunuh sedikitnya 8.000 warga sipil.
Tidak hanya itu, rezim Al Saud bersama beberapa sekutunya di Arab terang-terangan memberi dukungan finansial dan persenjataan kepada teroris Daesh di Suriah dan Irak. Krisis di kedua negara tersebut bertambah rumit setelah Barat juga membantu kelompok-kelompok teroris.
Laporan Organisasi Pembangunan Manusia Dunia mencatat bahwa meskipun Arab Saudi menerima miliaran dolar dari penjualan minyak, namun sekitar 70 persen warganya menghadapi kesulitan ekonomi dan masalah pengangguran. Berlanjutnya tren ini dalam beberapa tahun terakhir telah mengundang protes masyarakat di seluruh Arab Saudi.
Para pengamat percaya bahwa pembelian senjata oleh negara-negara Arab di Timur Tengah terutama Saudi, merupakan cara untuk menyelamatkan perekonomian Barat yang diterpa krisis dan mencegah bangkrutnya kartel-kartel senjata mereka.
Barat juga sengaja menyebarkan Iranphobia di wilayah Teluk Persia sehingga bisa memuluskan penjualan senjatanya dan menarik kembali uang yang dipakai untuk membeli minyak dari dunia Arab.
Pembelian senjata oleh negara-negara Arab dilakukan ketika mereka menjadi tuan rumah untuk pangkalan militer AS di Timur Tengah. Dunia Arab sejauh ini juga tidak menghadapi ancaman dari siapa pun. Untuk itu, pembelian tersebut mengundang keheranan para analis politik dan militer dunia.
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com