Buku karya Kris Newby bertajuk Bitten, the Secret History of Lyme Disease and Biological Weapons, cukup menggemparkan ketika terbit. Buku ini hasil riset dan pengkajian seorang penulis sains dari Universitas Stanford. Bahkan juga termasuk salah seorang mantan penderita penyakit Lyme. Buku karya Kris Newby itu selain mengangkat isu tentang asal-usul penyakit Lyme, juga menginformasikan bahwa penyakit ini telah menyasar sekitar 400 ribu orang Amerika setiap tahunnya.
Menurut kata pengantar dari Kris Newby, buku ini merupakan hasil rangkuman dari serangkaian laporan, arsip kumpulan surat-surat, wawancara lisan, dari kesaksian dan kisah Willy Burgdorfer dan orang-orang yang mengenal Willy Burgdorfer.
Adapun penyebaran penyakit Lyme yang yang berhasil ditemukan Kris Newby terdapat dua kota di Amerika Serikat. Yaitu Connecticut dan Rocky Montain. Yang mana indikasi dari penyakit lyme ini timbulnya demam, penyakit bakteri(a bacterial disease), dan beberapa penyakit yang disebabkan oleh malaria. Menurut temuan Kris, hal ini terjadi pada 1968.
Sayangnya, investigasi yang dilakukan oleh beberapa instansi terkait seperti Kementerian Kesehatan, beberapa perguruan tinggi maupun laboratorium yang berada di bawah penanganan pemerintah federal AS, Kris sebagai penulis buku ini, meragukan apakah para pejabat pemerintah tersebut berhasil melihat gambaran besar dari kejanggalan kejanggal gejala-gejala penyakit tersebut di atas. Para pejabat yang menginvestigasi penyakit-penyakit demam dan malaria itu, sama sekali tidak melihat indikasi keanehan dari segi timbulnya penyakit-penyakit tersebut pada tempat dan waktu yang sama.
Sehingga para pejabat terkait bidang kesehatan seperti Kementerian Kesehatan AS maupun perguruan tinggi dan laboratorium, sama sekali tidak mengarah pada kesimpulan adanya penyebaran penyakit endemik seperti penyakit Lyme.
Barulah pada 1981, seorang pakar asal berkebangsaan Amerika-Swis bernama Willy Burgdorfer merupakan orang pertama yang megindentifikasi adanya bakteri yang menyebabkan timbulnya apa yang kelak dikenal sebagai penyakit Lyme.
Alhasil, temuan Willy Burgdorfer kemudian memicu minat beberapa peneliti untuk kembali ke laboratorium, untuk mempelajari lebih mendalam organisme baru tersebut, setelah 13 tahun sejak terjadinya penyebaran penyakit yang terindikasi penyakit Lyme tersebut dilupakan orang.
Pada 2019, 38 tahun kemudian, kalangan pakar yang berpandangan mapan di bidang kesehatan, mencoba meyakinkan publik bahwa penyakit Lyme itu bisa disembuhkan cukup dengan obat antibiotik. Namun kenyataannya tidak seperti yang dikatakan para pakar mapan di bidang kesehatan tersebut.
Bahkan pada kenyataannya, menurut beberapa laporan terkait penyakit Lyme yang ditujukan kepada the Centers for Disease Control and Prevention(CDC), penyebaran penyakit Lyme semakin meningkat dan berlipat ganda pada 1990-an. Pada 2017, ada sekitar 42,743 kasus yang terindikasi penyakit Lyme.
Bukan itu saja. Para ilmuwan di CDC yang mengkaji penyebaran penyakit Lyme, pada kenyataannya kasus penyebaran penyakit Lyme itu 10 kali lipat lebih besar daripada yang dilaporkan secara resmi. Yaitu 427,430 kasus. Atau untuk gambaran gampangnya, ada 1000 kasus penyakit Lyme terjadi di Amerika setiap harinya.
Menyedihkannya lagi, beberapa pasien yang menderita penyakit Lyme Disease sebagian besar berhasil ditangani sedini mungkin dan berhasil pulih, 10 sampai 20 persen yang menderita gejala yang sama, selain tidak berhasil disembuhkan, bahkan mengalami kelumpuhan.
Segi penting lainnya yang menarik dari buku Kris Newby ini, adalah studi yang menginformasikan bahwa biaya untuk penangan penanggulangan penyakit Lyme ini, telah menghabiskan biaya sebesar 1,3 miliar dolar AS untuk setiap tahunnya. Anehnya, tak satupun peneliti yang tertarik mengkaji dampak sosial-ekonomi dari penyakit kronis bernama Lyme ini.
Betapa akibat menderita penyakit Lyme ini, para penderita tidak bisa pergi ke sekolah, atau pergi kantor untuk mencari nafkah. Maka akibatnya, banyak dari para penderita penyakit Lyme yang jatuh miskin secara ekonomi. Atau lebih tragisnya lagi, kehidupan rumah tangga jadi berantakan.
Lyme disease, menurut buku ini, juga banyak yang bunuh diri. Sehingga ada beberapa penderita yang berkata: “Penyakit Lyme memang tidak membunuhmu, namun mendorong dirimu ingin mati saja.”
Seluruh rangkaian kisah yang dirangkum dari testimony Willy Burgdorfer, telah mendorong Kris Newby untuk menyingkap tabir apa yang sesungguhnya terjadi di balik penyeberan penyakit Lyme ini. Apalagi sebagai orang yang pernah mengidap penyakit Lyme, Kris punya pengalaman tangan pertama untuk memberikan gambaran nyata penyakit kronis yang berbahaya itu.
Melalui bukunya ini Kris menginvestigasi aspek politik, uang dan dampak kemanusiaan dari timbulnya penyakit Lyme ini. Melalui Willy Burgdorfer, Kris berhasil melihat kasus ini dari perspektif dan penglihatan dalam lingkup yang lebih luas. Daripada sekadar isu kesehatan. Bahwa di balik ini, terkait dengan sepak-terjang pemerintah AS, terutama Pentagon semasa Perang Dingin, sehingga menyebabkan penyebaran penyakit Lyme secara meluas di AS.
Hendrajit, Pengkaji Geopolitik, Global Future Institute