Cadangan Devisa Indonesia Turun USD 3,8 Milyar di Januari 2016: Apa Dampaknya?

Bagikan artikel ini
Sigid Kusumowidagdo, Human Captal Advisor di Bank Pundi Indonesia Tbk.
Cadangan devisa (Cadev) yang dihimpun di Bank Indonesia sangat penting bagi kesehatan ekonomi Indonesia karena Cadev itu digunakan untuk;
  1. Pembayaran Utang Luar Negeri ,pokok maupun bunga.
  2. Membiayai impor barang dan jasa Indonesia.
  3. Mensuplai kebutuhan devisa ke pasar uang untuk menahan nilai rupiah agar tidak kembali di atas Rp 14,000 per dolar AS (USD).

Cadangan devisa Indonesia sejak Januari 2015 posisinya sebagai berkut;

  • JANUARI 2015 =USD 115.5 miliar
  • AKHIR NOPEMBER 2015 = USD 100.2 miliar
  • AKHIR DESEMBER 2015 = USD 105,9 miliar
  • AKHIR JANUARI 2016 = USD 102 ,1 miliar
Di akhr Desember 2015 cadev kita hampir turun di bawah USD 100 miliar. Untuk mencegah itu cadev di Bank Indonesia telah ditambah lagi dengan cara:
  1. Menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) yang dijamin pemerintah R.I
  2. Menarik pinjaman Luar Negeri
  3. Menggunakan devisa Hasil ekspor Indonesia.
Penurunan Cadev di bulan Januari 2016 sebesar USD 3.8 miliar atau Rp 51,8 Triliun (dengan kurs Rp,13,600 per dolar AS) sehingga Cadev kita turun lagi menjadi USD 102 miliar Angka ini sebenarnya masih aman karena mencukupi untuk pembayaran utang luar negeri dan impor untuk 7.2 bulan ke depan (masih di atas 6 bulan yang dinilai aman secara standar Internasional). Tetapi yang harus menjadi perhatian khusus bukan jumlah cadev yang dimiliki Indonesia, tetapi bagaimana pemerintah dan B.I. harus mendapatkan dana devisa Hasil devisa dari ekpor kita telah turun lebih dari 15 % sepanjang 2015 di Januari 2016 (dibanding Desember 2015) masih turun 11,8 % menjadi hanya USD 10, 5 miliar.
Belum ada kepastian kapan tren penuruan terjadi karena hasil ekspor migas kita ikut tertekan harga dunia yang turun terus dan harga komoditi primer kita masih terus melemah akibat melemahnya permintaan dunia. Maka penarikan utang luar negeri dan penerbitan Surat Utang Negara masih harus dilakukan. Berapa kuatkah ekonomi Indonesia menanggung beban utang yang terus membengkak? Sudah saatnya Pemerintah, DPR dan masyarakat menghitung ulang kemampuan Indonesia agar Indonesia tidak terjerumus dalam krisis utang.
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com