Celaka Orang Bodoh

Bagikan artikel ini

Salamuddin Daeng (AEPI)

“ini transaksi pembelian saham kelas Jin Ifrid yang tidak dapat dipahami bangsa hantu belau”

Demikian pepatah lama yang sering dikemukakan oleh orang tua kita dengan maksud agar kita terus belajar dari lingkungan, sekolah dan pengalaman, agar tidak berbuat kebodohan atau dibodoh bodohi sama orang.

Apa yang terjadi baru baru ini dalam proses pembelian saham Newmont Nusa Tenggara (divestasi) oleh swasta Indonesia mengusik ketenangan dan rasionalitas kita. Apa sesungguhnya yang terjadi. Apakah elite indonesia ini bodoh, atau elite indonesia dibodoh bodohi sama orang atau memang masa bodoh amat?

Mari kita melihat cerita ini dari awal…

Perusahaan Newmont adalah perusahaan pertambangan asing dari Amerika Serikat. Pada tahun 1996 melakukan investasi senilai 1,9 miliar dolar dalam rangka mengeruk emas, tembaga dan perak di Kabupaten Sumbawa NTB. Perusahaan ini resmi produksi tahun 2000. Setelah 20 tahun mengeruk emas, perak dan tembaga di Batu Hijau Sumbawa hingga habis, nilai valuasi aset newmont malah naik menjadi 3,5 – 4 miliar dolar. Aneh ya..ekonomi ?

Skandal besar di mulai tahun 2010 perusahaan terkena kewajiban melakukan divestasi saham sebesar 51 % yang harus dilepas dengan harga pasar. Akan tetapi saham ini jatuh ke tangan Abu Rizal Bakrie (24% include saham pemda NTB 6%) dengan dana yang dipinjamkan bakrie dengan bunga komersial. Bakrie sendiri meminjam dari Singapura untuk membeli saham newmont.

Harga hasil tambang jatuh pada penghujung 2014, perusahaan tambang newmont mulai menghadapi musim paceklik. Perusahaan menanggung utang besar. Newmont, Bakrie dalam keadaan sekarat. Kredit pertambangan mencapai rekor paling buruk di bank bank nasional. NPL perbankkan pertambangan 6 % broo.. sis….NPL tersebut dua kali lebih besar dari standar keamanan yang ditetapkan dalam Basel III.

Cerita skandal keuangan berlanjut..

Tiga bank nasional yakni PT. Bank Mandiri, PT. Bank BNI, PT bank BRI, mengambil pinjaman dari China senikai 3 miliar dolar. Ini adalah pinjaman yang besar dalam situasi memburuknya kondisi keuangan bank bank BUMN tersebut.

Lebih mengejutkan lagi tiba tiba ketiga bank tersebut memberikan kredit kepada perusahaan swasta Medco milik Arifin Panigoro untuk membeli saham Newmont dan saham Bumi Resources milik abu Rizal Bakrie. Ini adalah tindakan nekat bank BUMN di tengah memburuknya harga komoditas tambang yang menjadi ancaman abruknya kredit sektor perbankkan.

Arifin Panigoro sendiri konon adalah kolega Bakrie dalam bisnis tambang. Jadi ini beli saham kawan dengan dana bank BMMN yang dipinjam dari luar negeri. “Ini sebetulnya adalah permainan tingkat jin ifrid yang tidak terjangkau oleh bangsa hantu belau.” Luar biasa kelakuan Bank BUMN di era pemerintahan Jokowi ini.

Bagaimana Newmont, tentu saja untung. Mengapa? Newmont mendapatkan pembelian dengan harga paling layak sehingga newmont yang tengah terpuruk bisa membayar utang utangnya dan membagi deviden. Lebih untung lagi newmont berhasil kabur dari Sumbawa NTB dengan meninggalkan lubang bekas tambang dengan diameter 3 km dan kedalaman 200 meter di bawah permukaan laut, meninggalkan kota hantu.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com