Dasasila Bandung 1955: Multilateralisme dan Pilar Kerjasama Masyarakat Ekonomi ASEAN – Bagian 3

Bagikan artikel ini

1. Dasasila Bandung Sebagai Weapon Geopolitik Perdamaian.

Semangat KAA Bandung 1955, Indonesia memainkan peran penting kepeloporan dalam meredakan persaingan global yang semakin meruncing antara AS, Cina dan Rusia, di kawasan ini. Sehingga situasi perang dingin jilid-2 yang melanda berbagai kawasan saat ini, tidak akan memicu perang terbuka di antara negara-negara adikuasa tersebut. Seperti pergolakan yang semakin memanas di Semanjung Korea maupun Laut Cina Selatan.

Apalagi dengan pembantalan sepihak perjanjian senjata nuklir jarak menengah (INF) antara AS dan Rusia yang dilakukan oleh Presiden Donald Trump pada 2019 lalu, bisa memicu eskalasi konflik, poliferasi dan perlombaan senjata nuklir di kawasan Asia-Pasifik bakal semakin menajam (Theglobal-review,2020). Meskipun forum KAA luar dari pada urusan ASEAN, namun keterpihakan perdamaian oleh negara-negara anggota tetap menjadi sumber utama. Maka sarana-sarana dalam orientasi Dasasila Bandung masih dapat di jadikan untuk output dalam membangun kerjasama Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Dengan sistuasi disrupsi global yang baru saja berlangsung, akan membawa dunia kembali mereset semua sistem yang dapat memperlambat aktivitas ekonomi dan industri serta suplay chain barang dan jasa. Pada bulan april 2022, PBB membentuk Global Crisis Response Group on Food, Energy, and Finance. Kelompok ini melacak tiga krisis utama yaitu inflasi pangan, inflasi bahan bakar, dan kesulitan keuangan. Pengarahan kedua mereka,  dirilis pada 8 Juni 2022, mencatat bahwa, setelah dua tahun pendemi Covid-19: ekonomi
dunia dibiarkan dalam keadaan rapuh. Saat ini, 60 persen pekerja memiliki pendapatan yang riil yang lebih rendah daripada sebelum pendemi; 60 persen dari negara-negara termiskin berada dalam kesulitan utang atau beresiko tinggi; negara berkembang kehilangan $1,2 triliun per tahun untuk mengisi kesenjangan perlindungan sosial; dan $4,3 triliun dibutuhkan pertahun-lebih banyak uang daripada sebelumnya-untuk memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan –SDGs (thetricontinental.org, 2022).

Sebetulnya persoalan-persoalan demikian dapat di atasi perlahan-lahan dan tidak perlu cepat untuk sampai pada paket maksimal siklus ekonomi-politik, padahal di dalam kondisi regional pun belum semuanya  teratasi, diantaranya kemiskinan, suplai pangan, maupun keuangan dan perbankan. Sebab terlau cepat dan mendahulukan perkembangan kondisi negara-negara dalam orbit ASEAN, akan dapat dipastikan tidak korelasi dengan plan multilateralisme.

Mulitelateralisme yang bangkit beriringan dengan dunia pasca COVID-19, dunia telah bermusyawarah, perlunya forum global yang baru, terlepas dari G20 yang di selenggarakan di Bali-Indonesia pada akhir tahun 2022. Mulitalteralisme yang mebentuk jalan baru bagi semua forum regional yang bebas tanpa ada ancaman apapun. Dengan adanya Dasasila Bnadung sebagai resolusi, akan dapat menyumbangkan gagasan-gagasan geopolitik kawasan regional.

Dasasila Bandung yang hakikatnya adalah tujuan awal multilateralisme, tetapi belum seutuhnya berlangsung, untuk itu dengan menjemput agenda ASEAN selanjutnya, tentunya Dassasila Bandung masih relevan.

Roslan Samad

Biodata Singkat
Roslan Samad adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Maluku Utara dan Jurusan Hukum Tata Negara di Fakultas Ilmu Hukum. Dan pegiat geopolitik global dari semenjak 2015 hingga sekarang.

—–

Referensi:
About asean the founding of asean.https://asean.org/ (diakses pada 8 Desember 2022).  Andrian Desmond S, International Women University,Upaya Reorientasi Studi Hubungan Internasional Indonesia melalui marhaenisme sebagai Sumber Belajar Hubungan Internasional di Indonesia. desmond@iwu.ac.id.

Backman Michael (2008). ASIA FUTURE SHOCK: Gejolak, Peluang, Kegoncangan, Ancaman Masa Depan Asia. Jakarta: Ufuk Press.

Hendrajit & M.Arif Pranoto (2016). PERANG ASIMETRIS & SKEMA PENJAJAHAN GAYA BARU. Jakarta : Global Future Institute. KAA dan Dasasila Bandung 1955 Sebagai Senjata Geopolitik Masih Relevan.
https://www.theglobal-review.com/2020/07/03 (diakses pada 8 Desember 2022)

Museum Konperensi Asia-Afrika, Sejarah Konferensi Asia Afrika-KONDISI DUNIA
INTERNASIONAL SEBELUM KONFERENSI ASIA AFRIKA. https://www.asiaafrcamuseum.org
(diakses pada 8 Desember 2022).

News letter issue global economi crisis. https://thetricontinental.org/2022/06/23 (diakses pada
8 Desember 2022)

Sulaiman Dina Y (2103). PRAHARA SURIAH Membongkar Pesekongkolan Multinasional. Depok : Pustaka IIman

Tamburaka Apriadi S.IP (2011). REVOLUSI TIMUR TENGAH Kejatuhan Para Penguasa Otoriter di Negara-negara Timur Tengah, Yogya karta : Narasi

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com