Ekonomi Indonesia Tak akan Banyak Terpengaruh oleh Krisis Eropa

Bagikan artikel ini

Rachmat Adhani/GFI

Ekonomi Indonesia saat ini dalam kondisi stabil dan tak akan banyak terpengaruh oleh dampak krisis keuangan di Eropa, karena masih didukung pasar domestik yang besar terutama di sektor non-tradable.

Pertumbuhan produktivitas tenaga kerja di Indonesia juga meningkat. Potensi demografis tersebut membantu perekonomian untuk tetap aman. Di sisi lain, pangsa ekspor Indonesia di zona euro hanya 10% sehingga krisis keuangan di Eropa tidak akan berdampak langsung.

Namun, ekspor Indonesia dapat terpengaruh jika Cina sebagai salah satu mitra dagang utama Indonesia terkena imbas krisis keuangan Eropa.

Para analis menyarankan pemerintah mempertahankan serta memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi, menegakkan peraturan dan pengawasan, memperkuat sistem peringatan dini, meningkatkan disiplin serta ruang fiskal sekaligus mencari peluang pasar ekspor yang baru.

Percepatan pembangunan inter-konektivitas juga diperlukan untuk menghubungkan kepulauan Indonesia dan memangkas biaya tinggi, menjaga stabilitas ekspor, melindungi pasar domestik serta mengantisipasi dampak langsung dari impor yang meningkat dengan cepat.

Peluang Ekspor ke Afrika

Adanya peluang untuk ekspor dan investasi diharapkan mendorong produk Indonesia meraih pangsa pasar yang lebih luas di kawasan Afrika yang ekonominya terus tumbuh. Pendekatan ganda tersebut sebelumnya berhasil di Afrika Barat.

Ekpor produk non-migas Indonesia ke Nigeria yang mencapai US$316 juta tahun lalu, hampir menyamai total penjualan perusahaan Indonesia yang berinvestasi di negara Afrika pada tahun 2010.

Perdagangan dan investasi sangat efektif untuk diversifikasi pasar dan produk guna mengurangi dampak perlambatan ekonomi global terhadap ekspor Indonesia. Pendekatan tersebut akan meningkatkan daya saing produk Indonesia di negara-negara tujuan ekspor tujuan dan di negara mitra dagang yang baru.

Indonesia juga melihat peluang kemitraan dengan Dewan Kakao Ghana. Ghana merupakan produsen kakao terbesar kedua di dunia, diikuti oleh Indonesia yang berada di tempat ketiga. Kerjasama tersebut akan menguntungkan kedua negara terutama dalam mendorong produksi dan nilai tambah.

Polandia, Negara Eropa yang ”Sehat”

Sementara itu, pemerintah juga bisa melirik peluang kerjasama dengan Polandia di bidang ekonomi, termasuk memproduksi bersama berbagai barang berteknologi tinggi. Polandia adalah satu-satunya negara di Eropa yang mengalami pertumbuhan ekonomi positif serta memiliki teknologi penambangan batubara canggih.

Sementara itu, Indonesia sudah mengekspor banyak komoditas dan produk ke Polandia, seperti kopi, tembakau furnitur, tekstil, alat elektronik dan bahan kimia. Perdagangan antara Indonesia dan Polandia pada 2010 mencapai US$485 juta, naik 20% dari tahun sebelumnya.

Kerjasama dengan Polandia bisa mencakup produksi bersama barang berteknologi tinggi seperti turbin, perangkat penginderaan jarak jauh dan conveyor belts. Kedua negara juga akan bekerja sama di bidang tambang batubara, energi, pembangunan infrastruktur dan pelabuhan, serta produksi senjata.

 

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com