Falun Gong Berkah Bagi Tiongkok dan Dunia, Bukan Bagian Dari Mata Rantai Agen Bioterorisme

Bagikan artikel ini

Sanggahan Terhadap Analisis Berjudul “Benarkah Falun Gong, Mata-Rantai dari Bio-Terorisme yang Dilancarkan Para Aktor Non Negara?”

Oleh: Gatot Machali, Himpunan Falun Dafa Indonesia (HFDI)

Dalam analisis Hendrajit (Direktur Eksekutif The Global Review) yang berjudul “Benarkah Falun Gong Mata Rantai dari Bio-Terorisme yang Dilancarkan Para Aktor Non Negara?” yang dipublis di media www.theglobal-review.com pada 5 Mei 2020, disebutkan sejumlah tuduhan yang tidak benar tentang Falun Gong dalam kaitannya dengan virus Covid-19.

Dalam analisisnya tersebut Falun Gong ditempatkan sebagai tersangka utama, baik dalam menebarkan maupun memprogandakan virus Covid-19. Bahkan turut menyamakan Falun Gong dengan Gerakan Aum Shinrikyo Jepang yang telah melancarkan terorisme biologis-kimia berupa serangan gas Sarin, pada 20 Maret 1995 yang menewaskan beberapa orang. Dituduhkan juga indikasi keterlibatan Falun Gong dalam melancarkan perang biologis, yang dianggap sejalan dengan laporan intelijen Inggris pada Februari 2014 lalu, UK Secret UK Eyes Only, yang disampaikan oleh the Defense Science and Technology Laboratory (DSTL), di Porton Down, Inggris. Dalam artikel tersebut dikatakan bahwa Non State Actors akan berupaya merekayasa virus yang sama mematikannya dengan virus Ebola. Dan dengan tanpa bukti apapun, tiba-tiba dikatakan Falun Gong masuk dalam kategori Non State Actors yang merekayasa virus.

Analis tersebut sangat mendeskriditkan Falun Gong, dan tentu semua tuduhan itu salah – tidak benar dan sangat menyesatkan, tulisan itu bisa menimbulkan kesalahpahaman bagi orang yang membacanya, sehingga memberikan penilaian yang buruk/negative terhadap Falun Gong.

Ajaran Falun Gong, yang diperkenalkan Master Li Hongzhi, sangat jelas melarang membunuh mahluk hidup, tidak mungkin melancarkan terorisme biologis-kimia semacam itu. Falun Gong sepenuhnya adalah suatu metode latihan kultivasi jiwa dan raga, bukan sebuah organisasi kejahatan spiritual yang hendak mencelakakan orang lain. Falun Gong juga tidak berpolitik, kami hanya menyampaikan kebenaran dan mengklarifikasi fakta yang sebenarnya terjadi, mengungkap penganiayaan genosida yang masih dialami oleh praktisi Falun Gong di Tiongkok agar penganiayaan segera berakhir.

Tulisan Hendrajit juga salah dalam menyebut seolah Media The Epoch Times adalah corong Falun Gong. Hal ini perlu kami jelaskan bahwa Falun Gong itu tidak mempunyai Media. Falun Gong sepenuhnya adalah murni latihan kultivasi, kegiatannya meliputi latihan lima perangkat gerakan dan meditasi, serta belajar prinsip-prinsip Sejati Baik Sabar. Jikalau ada praktisi Falun Gong yang bekerja di media Epoch Times, atau berbisnis di bidang media lainnya, itu adalah urusan pribadi praktisi yang bersangkutan tidak ada hubungannya dengan Falun Gong.

Gambar mungkin berisi: satu orang atau lebih, orang berdiri, orang menari, pohon, luar ruangan dan alam

Setelah membaca artikel di atas secara teliti disertai penelusuran sumber yang disebut-sebut dalam tulisan penuh rumor tersebut, kami menemukan bahwa tulisan Hendrajit adalah hasil copy paste dari artikel berjudul Cults and Bioterrorism: A Toxic Duo (https://www.strategic-culture.org/news/2020/05/04/cults-and-bioterrorism-toxic-duo/) yang ditulis oleh Wayne Madsen, seorang yang menyebut dirinya sebagai Jurnalis investigasi, pengarang dan kolumnis yang tersindikasi, anggota the Society of Professional Journalists (SPJ) and the National Press Club yang tayang di situs www.strategic-culture.org. Tindakan copy paste yang dilakukan oleh situs wwww.global-review.com seolah karya sendiri masuk kategori plagiarisme, tak layak disebut sebagai karya jurnalistik yang bermutu, apalagi artikel ilmiah yang layak tampil di jurnal ilmiah yang bereputasi dan layak dipercaya. Tulisan Wayne Madsen tersebut bukan kategori suatu yang layak dipercaya karena pembahasannya partisan, spekulatif dan tidak andal, dan tidak mengulas sisi fakta yang sebenarnya terjadi tentang Falun Gong, yang mana sebenarnya sudah ada artikel ilmiah yang mengulasnya (https://scholarcommons.usf.edu/gsp/vol12/iss1/6/) artikel berjudul Gold Genocide: Falun Gong in China, dan beberapa laporan New Investigarive Report Exposing China’s Lucrative Organ Transplant Industry (https://endtransplantabuse.org/an-update/) yang dilakukan David Kalgour dan David Matas yang membongkar praktek pengambilan organ paksa yang dilakukan oleh Rejim Partai Komunis Tiongkok (PKT). Dan juga melupakan perkembangan terakhir disidangkannya kasus penindasan genosida HAM terhadap praktisi Falun Gong disebuah pengadilan independen China Tribunal
(https://www.youtube.com/watch?v=naJFMfDv3Tc&feature=emb_logo)
yang putusan finalnya telah dirilis pada Maret 2020 yang menghadirkan fakta sangat mengejutkan tentang indikasi kuat praktik pengambilan organ paksa dan genosida yang dilakukan oleh Rejim PKT terhadap tahanan hati nurani praktisi Falun Gong di Tiongkok (dan kelompok lain seperti Muslim Uighur).

Tuduhan dan narasi yang ditulis Wayne Madsen tak berdasarkan fakta-fakta diatas dan justru malah terindikasi kuat bagian dari Beijing’s Global Megaphone, sebuah laporan dari Freedom House tentang jejaring propaganda Rejim PKT untuk membentuk opini dunia.

Sumber : Beijing’s Global Megaphone yang dirilis oleh freedomhouse.org

Analisis Hendrajit yang ikut melabeli dan menuduh Falun Gong yang justru korban penindasan genosida HAM dan praktik perampasan organ tubuh sebagai bagian dari jejaring bioterorisme merupakan suatu hal yang serius dan mempunyai implikasi hukum. Sebagai situs yang mengklaim sebagai wahana penelitian atau publikasi jurnalistik, www.global-review.com tidak layak dipercaya karena tidak ada keseimbangan penjelasan dari pihak Falun Gong dalam analisisnya. Praktisi Falun Gong yang berada & sering berlatih di banyak taman kota-kota besar di seluruh dunia terbuka untuk dimintai konfirmasi dan bukan sebuah organisasi rahasia. Publikasi yang berusaha menyudutkan Falun Gong dan menuduhnya sebagai bagian dari bioterotrisme sama halnya membiarkan korban pelanggaran HAM dan genosida ini dalam bahaya terus menerus dan bisa dimaknai sebagai bagian dari kejahatan itu sendiri. Secara nurani dan nilai ketuhanan mendukung kejahatan pasti ada balasan dari Sang Pencipta dan tidak menutup kemungkinan dituntut secara hokum di pengadilan.

Tuduhan-tuduhan dan juga analogi yang tidak berdasar ini tentu sangat mencemarkan nama baik Falun Gong. Karena faktanya Falun Gong justru merupakan latihan kultivasi Qigong yang sangat populer dan mempunyai konstribusi positif terhadap masyarakat Tiongkok dan Dunia.

Gambar mungkin berisi: 1 orang, berdiri dan luar ruangan, teks yang menyatakan 'Hentikan Penindasan terhadap praktisi Falun Gong di China 停止迫害法轮物 Falun Gong China Stop Persecution of'

Namun karena tulisan yang menyudutkan yang dipublis dalam situs www.global-review.com sudah terlanjur tersebar sekalian memanfaatkan momentum ini untuk mengklarifikasi fakta yang sebenarnya tentang Falun Gong dan kisah penindasan terhadap disiplin spiritual tradisional kuno asal Tiongkok ini. Supaya pelaku kejahatan kemanusian bisa mempertanggungjawabkan di pengadilan, dan tidak berpotensi menimpa kelompak lain yang menjadi korban. Sikap diamnya banyak pihak terhadap penindasan Falun Gong oleh Jiang Zemin (mantan Presiden) dan Rejim Partai Komunis Tiongkok (PKT) dari 1999 sampai dengan sekarang, telah membuat Rejim PKT percaya diri bahwa kejahatannya tak terungkap sehingga fakta penindasan juga menimpa kelompok yang lain seperti Muslim Uighir di Xinjiang, Kristen rumahan, Budha Tibet, dan lain-lain termasuk penumpasan demokrasi di Hongkong dengan UU Keamanan Nasional-nya. Ini semua menegaskan bahwa Rejim PKT dengan “watak jahatnya” telah membawa masyarakat dunia kepada ketidakpedulain terhadap HAM, pudarnya nilai-nilai universal dan kemerosotan moralitas.

Dengan adanya pandemi yang berasal dari Wuhan ini pun mengkonfirmasi bahwa elite PKT yang awalnya menutupi peringatan dari dokter akan bahaya wabah yang mirip SARS, membungkam fakta seperti yang menimpa dr Wei Liang bahkan harus menjadi korban ganasnya pandemi, dan akhirnya wabah ini menjadi Pandemi Global. Sampai-sampai sebuah surat kabar kecil The Bild di Jerman membuat editorial berjudul You Are Endengering The World (https://www.bild.de/politik/international/bild-international/bild-chief-editor-responds-to-the-chinese-president-70098436.bild.html) yang ditujukan pada pemimpin PKT yang juga presiden RRT Xi Jinping dan mereka menuntut ganti rugi ekonomi sebagai dampak dari penutupan informasi awal pandemi sehingga negara-negara di dunia terlambat mengantisipasi. Pandemi ini mengkonfirmasi bahwa ini sudah kesekian kalinya Rejim PKT membahayakan dunia. Narasi yang menuduh reputasi Falun Gong sebagai agen bioterorisme bisa dipastikan ikut berkolusi dengan Rejim PKT mencari kambing hitam atas dosa-dosanya sendiri, karena sejak awal mengenai sumber wabah Covid-19 selalu mengubah-ubah narasi asal muasal virus dari kelelawar, virus buatan Amerika, buatan Italia, bahkan ada berita bahwa virus bersumber dari Indonesia. Sejak awal Jiang Zemin dan Rejim PKT telah bersumpah untuk melenyapkan Falun Gong dengan motto, “Busukkan Reputasinya, Bangkrutkan Ekonominya, dan Hancurkan Fisiknya” dan upaya ini masih berlangsung sampai sekarang.

Beberapa Fakta Falun Gong Yang Perlu Diketahui
Dengan adanya tuduhan yang tidak berdasar ini, HFDI memaparkan beberapa hal tentang fakta Falun Gong yang sebenarnya sehingga publik bisa menilai secara benar agar tidak hanya mendengar dari salah satu pihak:

Fakta Pertama,
# Populer dan berkontribusi Positif terhadap kesehatan dan moralitas masyarakat
Falun Gong (disebut juga Falun Dafa) – adalah sebuah latihan qigong/kultivasi spiritual Tiongkok kuno yang berlandaskan pada prinsip Alam Semesta “Sejati Baik Sabar” (https://falundafa.org/), mulai diperkenalkannya di masyarakat umum oleh Master Li Hongzhi tahun 1992.

Karena efektifitas Falun Gong dan efeknya untuk perbaikan kesehatan masyarakat. Latihan ini sempat populer di Tiongkok, dan banyak anggota PKT yang ikut berlatih juga dan merasakan manfaatnya. Ini sebelum penindasan juli 1999. Dari laporan yang dirilis PKT yang berlatih mencapai angka 100 juta. Untuk menentukan pengaruh dari berlatih Falun Gong terhadap kesehatan, telah dilakukan suatu survey terhadap beberapa praktisi di lima daerah di Beijing, dari 12.731 kuisioner yang sah, dihasilkan: Tingkat penyembuhan penyakit karena latihan Falun Gong mencapai 99,1% dengan tingkat penyembuhan totalnya 58,5%. Penyembuhan kesehatan fisik adalah 80,3% dan penyembuhan kesehatan mental 96,5%. Hasil survai tersebut menunjukkan berlatih Falun Gong memiliki efek yang sangat berarti dalam hal penyembuhan penyakit dan meningkatkan kesehatan tubuh. Falun Gong adalah suatu Qigong yang sangat unggul, baik untuk meningkatkan kesehatan fisik maupun meningkatkan kesehatan mental. (Survey tentang efektifitas berlatih falun gong https://id.minghui.org/html/articles/2008/10/23/23.html)
Sementara hasil riset di tiga negara (Cek hasil penelitian di tiga negara https://id.minghui.org/html/articles/2008/10/23/28.html) menyimpulkan beberapa keistimewaan Falun Gong dalam menghalau penyakit dan menyehatkan tubuh:

Pertama, efektivitas Falun Gong terhadap kesehatan, menunjukkan bahwa praktisi yang tadinya berpenyakit, setelah latihan Falun Gong, tingkat penyembuhan serta tingkat pemulihannya berada di atas 70%, total efektivitasnya adalah 98%.

Kedua, Efektivitas Falun Gong dalam hal penyembuhan, dapat terlihat dari beberapa sisi. Hasil riset menunjukkan kalau dibagi menurut kategori penyakit, rata-rata tingkat penyembuhan total atau pulih secara fundamental adalah 70% ke atas, apalagi penyakit kanker yang dianggap penyakit yang tak ada obatnya, penyakit yang menyangkut kekebalan tubuh seperti lupus erithema. Juga tingkat kesembuhan serta pemulihan secara fundamental dari penyakit sistem saraf seperti parkinson adalah 66%, tingkat penyembuhan dari beberapa penyakit rumit seperti bengkak di sekujur badan adalah 58%. Khasiat penyembuhan secara keseluruhan terhadap kondisi jiwa dan mental mengalami perubahan yang besar, riset dari Beijing menemukan bahwa perubahan antara kondisi fisik dan jiwa saling berkaitan. Latihan Falun Gong dapat bermanfaat bagi penyembuhan secara menyeluruh antara jiwa dan raga. Sisi lain pun menerangkan bahwa khasiatnya juga ditentukan oleh latihan individu praktisi itu sendiri, bukan banyak atau sedikitnya jenis penyakit itu.

Ketiga, Pengaruh baik latihan Falun Gong terhadap metode kehidupan dan perilaku, mayoritas dari siswa yang mengikuti latihan secara kolektif di Tiongkok, membuat disiplin kehidupannya, mayoritas siswa berhenti merokok, minuman keras, berjudi dan kebiasaan buruk lainnya, dan mereka menganggap setelah melalui latihan maka wataknya berubah baik, akhlak pun kembali membaik, mental mendapat peningkatan dan dapat mengendalikan diri secara tuntas serta daya tahan mentalitas pun meningkat, dan perasaan jiwa stabil. Perubahan kesehatan siswa setelah latihan, dengan perangainya yang membaik juga mendatangkan pengaruh positif terhadap keluarga, pekerjaan dan kehidupan sosialnya.

Keempat, Mayoritas dari praktisi mendapat perubahan pesat pada kondisi wataknya, khasiat serta pesatnya perubahan tersebut membuat orang terperanjat. Ada yang setelah selesai mendengarkan ceramah dari Master Li Hongzhi atau membaca buku “Zhuan Falun” di rumah, beberapa hari kemudian hilanglah gejala penyakitnya, rasa ringan di sekujur tubuh, kebanyakan dari mereka dalam satu bulan atau 1-2 tahun, gejala penyakitnya membaik atau hilang sama sekali.

Kelima, Segi ekonomis dalam berlatih Falun Gong. Latihan Falun Gong untuk penyebarannya menggunakan metode mengajar, tanpa biaya. Falun Gong dapat diakses secara gratis di situs internet, oleh karena itu, belajar dan latihan Falun Gong pun tanpa biaya yang berarti, sebaliknya, khasiat penyembuhan dan penghalauan terhadap penyakit sangat besar, menghemat banyak biaya bagi praktisi, pemerintah dan negara. Penelitian tersebut di atas menemukan bahwa penghematan biaya pengobatannya setiap praktisi rata-rata 2.600 Yuan ke atas setiap tahunnya, dapat dilihat manfaat ekonomisnya juga sangat besar. Riset dari Taiwan pun menunjukkan biaya pengobatan dari praktisi Falun Gong, hanya separuhnya dari sebelum latihan, ini semua pun masih belum termasuk kerugian yang dialami karena sakit sewaktu kerja; energi dan waktu yang dihabiskan keluarga untuk merawat penderita.

Dari sisi manfaatnya yang banyak ini Falun Gong sejatinya adalah berkah bagi Tiongkok dan Dunia. Namun Jiang Zemin karena perasaan iri hati melihat mudahnya Falun Gong mendapat simpati rakyat. Kemudian Jiang Zemin memandang Falun Gong sebagai ancaman yang layak dimusnahkan.

Fakta Kedua,
# Penindasan 20 Juli 1999 dan Drama Palsu Bakar Diri di Lapangan Tiannanmen.
(https://en.minghui.org/cc/88/)

Pada akhir tahun 2000 – satu setengah tahun setelah Rejim PKT melancarkan penindasan terhadap Falun Gong – kampanye dianggap telah gagal untuk menggalang dukungan dari banyak pejabat dan kader PKT. Sebelumnya di tahun yang sama, Jiang Zemin telah melakukan kunjungan ke provinsi selatan – berharap memperoleh lebih banyak dukungan dari para pemimpin lokal. Sementara itu, dukungan publik bagi penindasan yang lebih luas telah memudar. Pada tanggal 23 Januari 2001, lima orang diduga melakukan bakar diri di Lapangan Tiananmen, Beijing. Seluruh kejadian terekam kamera dari berbagai sudut. Hanya beberapa jam setelah kejadian, media yang dikendalikan pemerintah secara gencar melaporkan bahwa pelaku bakar diri adalah praktisi Falun Gong. Laporan-laporan ini memutar rekaman mengenaskan dari para korban, yang menggambarkan ajaran Falun Gong sebagai penyebab langsung atas tragedi tersebut.

Permasalahan: Minggu-minggu berikutnya setelah peristiwa tersebut, banyak bukti yang ditemukan (termasuk artikel Washington Post menemukan bahwa dua dari pelaku bakar diri tidak pernah berlatih Falun Gong) mengindikasikan seluruh peristiwa adalah rekayasa. Namun, orang-orang di Tiongkok tidak memiliki akses ke informasi ini, media yang dikendalikan PKT terus melakukan propaganda gencar untuk menggambarkan “para pelaku bakar diri” sebagai praktisi Falun Gong. Orang-orang di seluruh Tiongkok berubah dari menghormati dan bersimpati pada Falun Gong, menjadi marah dan menyerang metode latihan ini. Kejahatan kebencian dengan sasaran praktisi Falun Gong meningkat dan Rejim PKT memanfaatkan kesempatan dengan mengintensifkan penangkapan, penyiksaan, pembunuhan, dan bahkan perampasan paksa organ tubuh para praktisi.

Mengapa Penting: Dengan 70-100 juta orang berlatih Falun Gong di Tiongkok, pada tahun 1999 metode latihan tradisional ini secara luas menjadi bagian dari demikian banyak rumah tangga dan juga dihormati. Namun, rekayasa “bakar diri” telah mengubah semuanya, dan sampai hari ini tetap merupakan faktor yang paling dominan dalam memupuk rasa jijik dan benci terhadap Falun Gong di antara orang-orang Tionghoa. Sikap apatis atau benci terhadap Falun Gong di Tiongkok (yang diakibatkan propaganda kebohongan tersebut) telah sangat menguntungkan upaya Rejim PKT untuk membasmi metode latihan ini, dan merupakan penyebab utama bagi puluhan ribu laporan pelecehan dan penyiksaan.

Analisa Utama: (https://www.falsefire.com/en/)
Film Dokumenter ini tak terbantahkan mengenai hal-hal mencurigakan dari insiden rekayasa “bakar diri”. Dokumenter ini telah memenangkan penghargaan di Festival Film Internasional Columbia ke-51 untuk pendekatan analisis dan paparan dari peristiwa tragis tersebut.

Fakta Ketiga,
# Data terakhir sejak dimulainya penindasan sampai hari ini, setidaknya 4.363 orang telah dikonfirmasi tewas akibat penganiayaan, dan diperkirakan masih ribuan lebih banyak lagi kasus kematian namun belum bisa dikonfirmasi. Angka ini hanyalah puncak gunung es, ketika fakta kebenaran nanti telah terungkap dan pengadilan akhir terhadap pelaku kejahatan disidangkan, total jumlah kematian dan korban lainnya bakal bisa mengejutkan lebih tinggi. (https://en.minghui.org/emh/special_column/death_cases/)

Selain kematian, sebanyak ratusan ribu praktisi saat ini masih terancam jiwanya mendekam di penjara. Praktisi Falun Dafa dipaksa agar melepas keyakinannya terhadap prinsip “Sejati Baik Sabar”, jika praktisi tidak mau menandatangi surat pernyataan maka disiksa secara brutal, dihukum kerja paksa, dimasukkan rumah sakit jiwa, pencucian otak, dibius dengan obat antipsikotik, praktisi wanita ditelanjangi dimasukkan kedalam sel narapidana untuk diperkosa beramai-ramai, dan penyiksaan secara keji lainnya.

Puncak dari penganiayaan yang paling mengerikan dan telah menjadi sorotan dunia internasional adalah perampasan organ tubuh secara hidup-hidup dari puluhan ribu praktisi Falun Dafa untuk kebutuhan industri transplantasi di Tiongkok, yang melibatkan pejabat PKT sampai ke tingkat Politbiro, (https://endtransplantabuse.org/).

Hal ini adalah penindasan HAM “genosida” yang paling keji terhadap sekelompok spiritual yang ingin menjadi Sejati Baik Sabar, yang tidak tertarik dengan politik dan kekuasaan duniawi. “Sebuah kejahatan yang belum pernah ada sebelumnya di planet ini”.

# Falun Gong Bank Hidup Industri Transplantasi di Tiongkok yang menjamur dan Sasaran Genosida PKT untuk menutupi kejahatannya.
(https://endtransplantabuse.org/wp-content/uploads/2017/05/Bloody_Harvest-The_Slaughter-2016-Update-V3-and-Addendum-20170430.pdf)

Sebuah laporan berjudul AN UPDATE TO ‘BLOODY HARVEST’ & ‘THE SLAUGHTER’ menyimpulkan dan merekomendasikan beberapa hal antara lain :
1. Volume transplantasi organ di China jauh lebih besar daripada yang diindikasikan oleh statistik resmi pemerintah China;
2. Sumber dari sebagian besar volume besar organ untuk transplantasi adalah pembunuhan orang tak berdosa: Uyghur, Tibet, Kristen Rumah dan terutama, praktisi perangkat latihan berbasis spiritual Falun Gong;
3. Penjarahan organ di China adalah kejahatan di mana Partai Komunis, institusi Negara, sistem kesehatan, rumah sakit dan profesi pencangkokan semuanya terlibat;
4. Komunitas antar pemerintah global harus membentuk investigasi independen berbasis institusi terhadap penyalahgunaan transplantasi organ di China;
5. Komunitas transplantasi global harus terhubung dan berkolaborasi dengan komunitas transplantasi China hanya jika dan ketika kriteria yang ditetapkan terpenuhi;
6. Wisata organ ke China tidak boleh dilindungi oleh kerahasiaan medis, tetapi dipantau secara terbuka;
7. Tidak ada negara yang boleh mengizinkan warganya pergi ke China untuk mengambil organ sampai China mengizinkan penyelidikan penuh atas pengambilan organ tahanan yang tidak bersalah, baik dulu maupun sekarang.

# China Independen Tribunal, pengadilan rakyat independen yang didirikan untuk menyelidiki pengambilan organ secara paksa dari tahanan hati nurani di China, pada 17 Juni 2019, di London
(https://chinatribunal.com/wp-content/uploads/2020/03/ChinaTribunal_JUDGMENT_1stMarch_2020.pdf versi ringkasan https://chinatribunal.com/wp-content/uploads/2020/02/China-Tribunal-SHORT-FORM-CONCLUSION_Final.pdf)

Telah merilis putusannya pada Maret 2020 yang memutuskan sebagai berikut :
1. Anggota Tribunal yakin – dengan suara bulat, dan pasti tanpa keraguan – bahwa di China telah dipraktekkan secara substansial pengambilan organ secara paksa dari tahanan hati nurani yang melibatkan jumlah korban yang sangat besar.
2. Bahwa pengambilan organ secara paksa telah dilakukan di China selama bertahun-tahun dalam skala yang signifikan dan praktisi Falun Gong telah menjadi salah satu – sumber utama – pasokan organ.
3. Pengadilan tidak memiliki bukti terkait telah dibongkar nya infrastruktur industri transplantasi di China, dan tidak ada penjelasan yang memuaskan tentang sumber siap organ yang tersedia, hal ini menyimpulkan bahwa pengambilan organ secara paksa masih terus berlanjut sampai hari ini.
4. Pengadilan mempertimbangkan apakah ini merupakan kejahatan Genosida; Para praktisi Falun Gong dan Uyghur di RRC masing-masing memenuhi syarat sebagai ‘kelompok’ tujuan kejahatan Genosida. Bagi Falun Gong, elemen kejahatan Genosida lebih menyolok yakni: membunuh anggota kelompok, sehingga menyebabkan cedera fisik atau mental yang serius.
5. Pengadilan mencatat bahwa pengambilan organ secara paksa adalah kejahatan yang tak tertandingi bahkan dibandingkan dengan pembunuhan oleh kejahatan massal yang terjadi dalam satu abad terakhir.
6. Komisi Kejahatan Terhadap Kemanusiaan terhadap Falun Gong dan Uyghur telah membuktikan tanpa keraguan seperti: pembunuhan, pemusnahan, pemenjaraan, penyiksaan, pemerkosaan atau bentuk kekerasan seksual lainnya, penganiayaan atas dasar ras, kebangsaan, etnis, budaya atau agama diakui secara universal sebagai tidak diizinkan menurut hukum internasional, dan penghilangan paksa atau serangan yang meluas dan sistematis terhadap Falun Gong dan Uyghur.
7. Pemerintah dan siapa pun yang berhubungan dengan RRC termasuk: Dokter dan institusi medis; Industri, dan bisnis, terutama maskapai penerbangan, perusahaan perjalanan, bisnis jasa keuangan, firma hukum dan farmasi dan asuransi perusahaan bersama dengan wisatawan individu, lembaga pendidikan; perusahaan seni, sekarang semua harus menyadari bahwa mereka, sejauh yang diungkapkan di atas, telah berinteraksi dengan negara kriminal (RRC).

Fakta Keempat,
# Fakta di balik keajaiban Kata Kunci 9 Karakter “Falun Dafa Hao Zhen Shan Ren Hao” (Falun Dafa Baik, Sejati Baik Sabar Baik) dalam Mengahdapi Pandemi
Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=VaV6W4EdHkQ

Dari Fakta-fakta tersebut perlu dipikirkan ulang bagi pihak-pihak yang menuduh bahwa Falun Gong adalah bagian dari mata rantai bioterrorisme dari nonstate actor, dari fakta-fakta diatas sejatinya Falun Gong adalah berkah atau hadiah dari Sang Pencipta. Adil seharusnya dimulai dari fikiran dan memberikan kesempatan dengan suara-suara yang berbeda. Perlu diingat sebuah ungkapan “Dimana kebenaran berada? Lihatlah ke mana ribuan anak panah mengarah. Bisa jadi kebenaran ada di sana”. Praktisi Falun Gong diperkusi, ditindas, dirampas organnya hidup-hidup, dibusukkan namanya, dibangkrutkan ekonominya dan dimusnahkan fisiknya. Semua itu bak ribuan anak panah yang menyasar pada Falun Gong. Ada apa dengan Falun Gong? Pertanyaan yang bisa dibuat refleksi di era yang penuh ancaman eksistensial ini, yaitu di era di mana hidup dan mati bukan kata bualan.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com