Hugo Chaves dan 45 Juta Bolivar

Bagikan artikel ini

 Adelia “Citra” Wardhani, penggiat studi Amerika Latin, tinggal di Jakarta

Di istana presiden Miraflores, Caracas, Presiden Hugo Chavez tampak gelisah. Ia sedang membutuhkan dana 45 juta bolivar, atau kira-kira 10,5 juta USD, yang diperlukan untuk membiayai misi-sosialnya.

Hari itu, 1 Juni 2011, Chavez kebingungan bagaimana ia bisa meminta tambahan dana itu kepada Majelis Nasional: apakah menggunakan peraturan undang-undang ataukah menggunakan sebuah dekrit. Akhirnya, setelah melalui pertimbangan yang matang, Chavez memilih untuk mengajukan Undang-Undang.

Menteri sudah menyepakati Undang-Undang itu. Tinggal, setelah itu, Undang-Undang itu akan diteruskan kepada Majelis Nasional untuk mendapat pertimbangan dan diperdebatkan. Kalau berhasil disetujui Majelis Nasional, maka kaum miskin Venezuela akan kembali bersuka-cita.

Rencananya, jika dana 45 juta bolivar itu disetujui, maka 20 juta bolivar akan dipakai untuk mendanai program perumahan bagi rakyat, 10 juta bolivar untuk menciptakan lapangan kerja baru, 10 juta bolivar untuk menalangi utang publik, dan 5 juta bolivar untuk membantu korban banjir.

Chavez memang salah satu presiden yang paling populis di dunia. Venezuela, salah satu negara yang kaya minyak, telah menggunakan 60% keuntungan produksi minyaknya untuk mendanai program sosial. Diantara program sosial yang dijalankan oleh Chavez adalah program kesehatan gratis, pendidikan gratis, penciptaan lapangan kerja dan latihan kerja, program perumahan, pembangunan media komunitas, bank untuk kaum miskin, subsidi makanan, dan lain-lain.

Jesús Faria, Wakil Presiden untuk komisi keuangan dan pembangunan ekonomi, menyebut program sosial itu sebagai salah satu cara untuk memperdalam revolusi Bolivarian, sekaligus sebagai langkah maju menuju kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial.

Pemerintah Venezuela telah menetapkan target untuk membangun 2 juta rumah baru bagi rakyatnya hingga 2017. Selain itu, pemerintah juga punya target mulia untuk mempekerjakan 3,5 juta rakyat Venezuela pada pekerjaan produktif, humanis, dan sosialis.

Pada tahun 2010, kantor berita Bolivarian melaporkan, pembelanjaan pemerintah untuk membiayai berbagai program sosial sudah mencapai 330,6 juta USD. Padahal total pemasukan pemerintah pada kurun waktu hanya 500 juta USD.

Tetapi, usaha Chavez memajukan program sosial tidaklah berjalan mulus. Sebagian kritikus, terutama kritikus dari luar negeri, menganggap program sosial itu telah memicu lonjakan utang nasional. Menurut Bloomberg, utang Venezuela telah meningkat 53 %, dari 35,2 bolivar pada tahun 2010 menjadi 54 miliar bolivar pada tahun 2011.

Akan tetapi, Faria mengingatkan, Venezuela masih punya pendapatan dari penjualan minyak dan cadangan perbankan. “Lagi pula, sebagian besar pengeluaran itu dipergunakan untuk sektor produktif, yaitu pembangunan sosial dan ekonomi negara,” katanya.

Misi sosial ini sangat berkontribusi dalam pengurangan kemiskinan dan memperluas ketersediaan layanan sosial yang vital bagi seluruh rakyat Venezuela.

Sumber :www.berdikarionline.com

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com