“Intervensi Kemanusiaan”, Doktrin “Daerah Utama”, dan Strategi Global AS

Bagikan artikel ini

Hans Morgenthau, penggagas teori realisme dalam Hubungan Internasional pernah menulis bahwa Amerika Serikat (AS) punya tujuan transedental membangun perdamaian dan kebebasan baik di dalam maupun luar negeri. Oleh sebab itu maka Strategi Global AS bertumpu pada gagasan untuk mempromosikan tujuan tersebut meliputi seluruh dunia.

Noam Chomsky dalam bukunya bertajuk Who Rules The World? Menggambarkan benih-benih ekspansionis AS tersebut sebagai “Kota di Atas Bukit.” Sebagai gagasan, tulis Chomsky, doktrin “Kota di Atas Bukit” itu bersemayam dalam jiwa Amerika dan negara-negara Eropa pada umumnya, sebagai landasan pembenaran untuk melancarkan Ekspansi Barat ke Timur.

Inilah hakekat kenyataan sebenarnya dari Amerika, Inggris dan negara-negara Eropa Barat lainnya, untuk menjelaskan watak imperialistik dan ekspansionisnya ke negara-negara kawasan Asia, Afrika, Timur-Tengah dan Amerika Selatan/Latin. Maka seturut dengan skema global AS dan sekutu-sekutu strategisnya itu, maka kemudian dikembangkan suatu tema untuk menjembatani Strategi Global tersebut, yaitu Humanitarian Intervention. Intervensi Kemanusiaan. Paradoks bukan? Namun pada kenyataannya, itulah cerminan dari Hasrat Imperialistik Global AS.

Jadi memahami sepak-terjang AS di pelbagai belahan dunia harus memahami gagasan tersebut tadi. Seperti penuturan Chomsky, ungkapan inspirasional “Kota di Atas Bukit” itu diciptakan oleh John Winthrop pada 1630 untuk menggambarkan betapa para kolonialis Inggris yang menjarah benua Amerika yang berpenduduk orang-orang Indian itu, merupakan sosok yang berperikemanusiaan dan baik hati.

Di sinilah konteks dari ungkapan kekinian yang dijadikan alasan pembenaran intervensi AS ke negara-negara lain. Humanitarian Intervention, intervensi kemanusiaan. Senyatanya, intervensi kemanusiaan yang diproklamirkan AS tersebut lebih banyak memicu bencana daripada manfaat bagi negara-negara yang jadi sasaran jargon intervensi kemanusiaan tersebut.

Pemusnahan total suku Indian sebagai penduduk asli benua Amerka baik yang dari Utara maupun Selatan. Inilah jargon yang digunakan para pemukim penjajah untuk menerapkan bentuk imperialisme kejam dari para ekspansionis Barat terhadap Meksiko, Peru, Kuba dan Venezuela.

Riwayat imperialisme Amerika dapat dilacak hingga pengambila-alihan Kuba, Puerto Rico, dan Hawai pada 1898. Setelah itu, dengan dalih menolong rakyat pribumi membebaskan diri dari penjajahan Spanyol, Amerika merebut Filipina sebagai koloni barunya dari tangan Spanyol. Tentu saja dengan dalih Campur-Tangan Kemanusiaan. Model serupa juga diadopsi di pelbagai negara lain, di tempat mana Amerika memosisikan diri sebagai “penjaga nasional” yang brutal.

Inilah jabaran dari doktrin “Kota di Atas Bukit” dan ungkapan Intervensi Kemanusiaan yang bersemayam pada jiwa Amerika, dan seterusnya menjadi gagasan yang mendasari penyusunan arah kebijakan luar negeri AS.

Maka tak heran ketika Perang Dunia II berakhir, AS beranggapan dirinya muncul secara alami sebagai negara adikuasa baru yang tak tertandingi, menggantikan Kerajaan Inggris. Menurut Geoffrey Warner, pakar sejarah diplomasi seperti dikutip Chomsky, menjelang berakhirnya Perang Dunia II Presiden Frank Delano Roosevelt sudah membuat perencanaan strategis agar AS dapat menguasai apa yang disebut “Daerah Utama,” yang mencakup seluruh dunia. Menurut  Geoffrey Warner, doktrin tersebut masih jadi pedoman Washington hingga kini, meski capaiannya sudah jauh menurun.

Untuk merangkul negara-negara dari blok Selatan yang masuk kategori negara-negara berkembang inilah, teman Humanitarian Intervention dikumandangkan. Ini pula yang kemudian jadi dasar untuk meningkatkan kehadiran kekuatan militernya di Asia-Pasifik, Timur-Tengah, Afrika Utara, dan Teluk Parsi.

Kembali ke skema “Daerah Utama” sebagaimana perencanaan strategis yang disusun Washington pada pasca Perang Dunia, mereka menggambarkan Daerah Utama yang harus didominiasi AS adalah belahan Barat, Timur Jauh, dan Timur-Tengah yang merupakan wilayah eks jajahan Kerajaan Inggris yang kaya sumberdaya alam terutama minyak dan gas bumi. AS akan menguasai “Daerah Utama” tersebut dengan menegakkan supremasi militer dan ekonomi. Seraya membatasi dan menghalangi menguatnya pelaksanaan kedaulatan dari negara-negara di dalam lingkup “Daerah Utama” tersebut yang dipandang bakal menghalangi skema rancangan global tersebut.

Di sinilah konteks berdirinya Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebagai bentuk persekutuan militer antara AS dan negara-negara Eropa Barat. Selain fakta bahwa NATO merupakan kekuatan intervensi yang dijalankan AS dengan ruang lingkup yang sangat luas, namun ada sebuah pernyataan Sekretaris Jenderal NATO Jaap de Hoop Scheffer yang kala itu di depan konferensi NATO pernah berkata bahwa pasukan NATO harus menjaga pipa-pipa yang mengalirkan minyak dan gas yang mengarah ke Barat.”

Berarti, melalui pernyataan Sekjen NATO tersebut, NATO secara umum juga berfungsi melindungi jalur laut yang digunakan oleh kapal tanker serta “infrastruktur penting sistem energi lainnya.

Doktrin Daerah Utama juga membolehkan dan membenarkan intervensi militer sesuka Amerika sendiri, bahkan isyarat tersebut secara terang-terangan diucapkan sendiri oleh mantan Presiden Bill Clinton. Yang mana Clinton menegaskan bahwa AS berhak menggunakan kekuatan militer untuk memastikan akses seluas-luasnya terhadap pasar utama pasokan energi, dan sumberdaya strategis. Sehingga harus mempertahankan pasukan militer berskala besar dan dalam jumlah yang banyak. Yang kemudian bergerak ke Eropa dan Asia. Denga tujuan untuk mengarahkan pendapat orang-orang tentang Amerika dan mengarahkan peristiwa yang akan memengaruhi kehidupan dan keamanan Amerika. Demikian penegasan Bill Clinton.

Inilah yang menjelaskan sepak-terjan dan perilaku AS sebagai adikuasa ketika memutuskan menginvasi Afghanistan, Irak, Libia, Serbia, dan Suriah.

Doktrin “Kota di Atas Bukit,” Intervensi Kemanusiaan, dan Penguasaan “Daerah Utama” pasca Perang Dunia II.

Hendrajit, Pengkaji Geopolitik Global Future Institute (GFI)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com