Israel Versus Palestina (Bagian ke 2)

Bagikan artikel ini
Telaah Kecil Geopolitik
Membaca peperangan antara Palestina versus Israel, selain harus komprehensif mulai dari latar sejarah, misalnya, atau visi misi Israel Raya, ataupun ideologi, dogma dan seterusnya — juga kudu jeli dan jernih. Artinya, pengamat atau seorang analisis mutlak menjauh dulu dari hiruk pikuk sentimen (agama dan ras) yang kerap mendominasi persepsi publik. Pisau telaah pun harus tajam, tepat dan akurat.
Dari perspektif geopolitik misalnya —timbul dugaan— jangan-jangan konflik tersebut cuma test case menjelang Perang Dunia III yang sudah di pekarangan masing-masing adidaya yang berseteru. Dengan kata lain, para adidaya tengah mencoba kecanggihan produksi mesin perangnya. Perlombaan senjata atas nama security dilemma. Untuk itu, dicarilah medan tempur (war theatre) alias proxy war pada negara-negara yang sedang dirundung konflik entah intrastate (konflik internal dalam negara) maupun interstate, konflik antarnegara.
Konflik Palestina-Israel misalnya, jangan-jangan merupakan by design sekelompok negara produsen mesin perang. Jadi, konflik yang muncul di permukaan merupakan rekayasa dalam rangka uji coba senjata produksi terbaru mereka. Mungkin saja. Israel disuplai senjata oleh AS dan Eropa Barat, misalnya, atau Palestina dipasok dari Cina, Iran dan seterusnya. Namun ini hanya asumsi berbasis pola geopolitik yang sudah-sudah.
Bahkan kemungkinan, konflik internal di Myanmar pun berpola sama, oposisi disuplai senjata oleh AS dan sekutu, sementara junta militer dipasok oleh Cina dan aliansinya. Itulah sekilas pola war theater dalam konstelasi geopolitik global.
Sekali lagi, dalam membaca sebuah konflik kudu jernih, tidak boleh menyeret dan terseret isu sentimen baik ras maupun isu sentimen agama. Kenapa? Geopolitik mengajarkan, bahwa peperangan hanyalah sebuah agenda (geostrategi) belaka. Tak lebih. Oleh karena tujuan akhir perang ialah menguasai dan mencaplok (geo) ekonomi. Entah perolehan geoekonomi berupa penguasaan SDA negara target — ini sudah jamak; atau pembekuan (dan bancaan) rekening sang tokoh yang di luar negeri sebagaimana kasus di Lybia (baca: Perampok Internasional dan Kisah Utang Dibayar Bom di www.theglobal-review.com); ataupun laris manis penjualan mesin perang dan lain-lain.
Persoalan semakin kompleks ketika pintu masuk konflik justru dipicu oleh isu sentimen agama sebagaimana peristiwa al-Aqsa di Yerusalem. Itu isu atau pintu yang salah karena justru memunculkan gelombang solidaritas di satu sisi, juga dapat meluaskan konflik-konflik lainnya pada sisi seberang.
Menurut hemat saya, inilah blunder Israel — ia menyentuh hal paling sensitif dalam kehidupan: ‘sentimen agama’. Mengapa begitu, karena sentimen itu hidup serta berkembang di lingkungan umat muslim dan pribumi. Berbeda dengan masyarakat di jajaran negara Barat, isu sentimen tidak tumbuh-berkembang karena rata-rata negaranya sekuler. Agama itu privacy — tidak boleh bergulir di ruang publik.
Dan kerap kali, persepsi publik sangat mudah diaduk-aduk melalui isu agama meskipun peperangan (Israel versus Palestina) sebenarnya bukanlah perang agama, namun meluasnya medan konflik gegara dipicu oleh sentimen agama, sedang tujuannya ialah aneksasi —pengambilan secara paksa— wilayah Palestina oleh Israel. (baca analisa sebelumnya: Israel Versus Palestina)
Selanjutnya tentang war theater di atas memang masih sebatas asumsi. Artinya, bisa benar, bisa juga keliru. Sekurang-kurangnya, bila merujuk asumsi tersebut — konflik antara Israel melawan Palestina di awal 1442 Hijriyah, memunculkan pertanyaan menggelitik: “Pada peperangan beberapa hari tersebut, senjata siapa yang unggul lagi lebih canggih?”
Nah, dari jawaban atas pertanyaan tadi dapat ditelusuri lebih lanjut tentang kemajuan dan kecanggihan teknologi perang para adidaya di balik layar, kendati tidak hitam putih. Kenapa? Karena memenangkan pertempuran belum berarti memenangkan sebuah peperangan.
*) Bersambung ke Bagian 3 
M Arief Pranoto, Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute (GFI)
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com