Kemenangan Trump Untungkan Rusia, Suriah dan Mesir

Bagikan artikel ini
“Trump adalah orang yang sangat salut kepada Putin, memandangnya sebagai orang yang berperang melawan para ‘jihadis’ di Suriah, dan karena itu Trump akan ikut memerangi mereka dan berada di satu kubu dengan Putin. Dia tidak akan memerangi Presiden al-Assad, melainkan memerangi IS (ISIS), dan dia menolak mengecam serangan Rusia di Aleppo dan lain-lain,” tulis Atwan.
Dia juga menyebutkan bahwa Trump menentang pendudukan AS atas Irak, menolak campurtangan NATO di Libya, dan tidak menghendaki “ekspor” demokrasi AS dan suksesi di negara-negara Timteng sehingga menguntungkan sejumlah rezim, terutama rezim Bashar al-Assad yang selama ini diperangi oleh banyak negara.
Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, menurut Atwan, juga merupakan pihak yang paling diuntungkan, karena Trump telah menunjukkan penghormatannya kepada el-Sisi dalam pertemuan di sela-sela sidang Majelis Umum PBB. Saat itu dia menjanjikan perbaikan hubungan dengan Mesir jika menang dalam pilpres, dan mengritik kebijakan Obama mendukung gerakan Ikhwanul Muslimin.
Sedangkan Iran, di satu sisi diuntungkan tapi disisi lain dirugikan. Diuntungkan karena Iran sekubu dengan Rusia, dan dirugikan apabila Trump berusaha mengubah perjanjian nuklir nuklir Iran. Tapi kemungkinan demikian kecil karena selain tidak semua yang diucapkan oleh seorang kandidat dalam kampanye akan dilaksanakan ketika sudah terpilih, juga karena kesepakatan nuklir Iran bukanlah kesepakatan bilateral AS-Iran, melainkan Iran dengan enam negara besar andalan PBB.
Kemudian, lanjut Atwan, pengubahan atau pembatalan perjanjian itu juga berpotensi memprovokasi Iran untuk melakukan pengayaan uranium dan membuat bom nuklir.
“Hal ini dapat menjurus pada konfrontasi militer, dan saya kira Trump tidak menghendakinya,” tulis Atwan.
Lebih lanjut, jurnalis kondang kelahiran Palestina dan mantan pemimpin redaksi al-Quds al-Arabi ini menyebutkan bahwa  dengan diuntungkannya kubu Rusia dan Bashar al-Assad, maka pihak yang dirugikan praktis adalah kubu oposisi dan kelompok-kelompok bersenjata Suriah serta negara-negara Arab pendukungnya, terutama Arab Saudi.
Apalagi, ketika Barack Obama pernah mengatakan bahwa Saudi ingin menunggangi AS secara gratis, Trump menegaskan bahwa sejak sekarang Saudi harus membayar semua dukungan Washington yang dinikmati Riyadh. Parahnya lagi, Trump termasuk orang yang paling menggebu mengupayakan undang-undang JASTA yang memungkinkan korban Tragedi 9/11 AS untuk menuntut orang Saudi dan mendapatkan ganti rugi dana dalam jumlah besar.
Mengenai Israel dan Palestina, Atwan menyatakan sulit untuk memasukkan dua pihak ini berada dalam kategori yang diuntungkan atau yang dirugikan, karena lobi Yahudi di AS, (American Israel Public Affairs Committee/AIPAC), sama sekali tidak berperan dalam kemenangan Trump.
Namun demikian, menurut Atwan, siapapun yang berkuasa di AS, Israel tetap merupakan sekutu bagi AS sehingga Palestina sebaiknya dimasukkan dalam kategori pihak yang dirugikan.
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com