Kemunduran Geopolitik Amerika Serikat

Bagikan artikel ini

Fika M. Komara

Semenjak 2007, muncul diskursus pada banyak kalangan yang menyimpulkan bahwa Amerika Serikat tengah mengalami kemunduran pengaruh secara perlahan dalam jangka panjang. Beberapa indikasi memperlihatkan itu. Perang Irak berfungsi sebagai konflik yang telah menyedot oksigen kebijakan luar negeri AS, sementara krisis keuangan global 2008 adalah merupakan sinyal dari berakhirnya model keuangan kapitalisme AS.

Dalam beberapa tahun terakhir, berdasarkan pengamatan analis keamanan swasta Strategic Forecasting, Amerika tidak akan lagi berada pada kemampuan yang sama untuk menjadi pemberi bantuan bencana di laut Asia Tenggara. Dalam bencana berikutnya, kapal-kapal Amerika akan berbagi keunggulan dengan kapal-kapal dari Australia, Jepang, Korea Selatan, India, dan mungkin Cina.

Betapa tidak, dalam beberapa dekade terakhir Angkatan Laut AS telah perlahan mengalami penurunan. Pada akhir Perang Dunia II, Amerika Serikat memiliki 6.700 kapal. Sepanjang Perang Dingin memiliki sekitar 600 kapal. Pada 1990-an, setelah runtuhnya Tembok Berlin, telah lebih dari 350. Sekarang kita turun untuk kurang dari 280.

Semua angka ini menunjukkan era unipolar Amerika di samudera-samudera dunia mulai memudar, khususnya di Samudera India dan Pasifik Barat dimana AS telah menguasai dua lautan itu selama lebih kurang 60 tahun. Hal ini terjadi karena Cina –pesaing Amerika di abad ke-21– semakin menerjemahkan kekuatan ekonominya menjadi kekuatan laut (seapower).

[1] Bagi Amerika Serikat, mencegah kekuatan baru yang bisa menyaingi hegemoninya adalah faktor konstanta dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Di Asia Timur, faktor ini bisa diterjemahkan dengan –antara lain- mencegah Weapon of Mass Destruction (WMD), juga penempatan pasukan Amerika Serikat di kala damai maupun perang yang tentu membutuhkan akses udara yang aman dan kebebasan navigasi di “strategic choke point” atau SLOC.

[2] Strategi maritim baru Angkatan Laut AS, yang diresmikan pada bulan Oktober 2007 di Naval College War, Newport Rhode Island menyatakan bahwa Angkatan laut AS mulai sekarang akan berupaya terus hadir secara berkelanjutan di Samudra Hindia dan Pasifik Barat yang berdekatan, tetapi tidak demikian di Samudera Atlantik.”

[1] Robert. D. Kaplan, China’s Two Ocean Strategy, dalam laporan China’s Arrival: A Strategic Framework for a Global Relationship, Center of New American Century, 2009 [2] Nur Rahmat Yuliantoro, Keamanan Selat Malaka : “Nafas Hidup” Sang Naga versus “Kebebalan” Paman Sam, 9 Mei 2005.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com