Embay Supriyantoro
Pada 24 Juni 2010, sebuah penghimpunan massa diorganisir oleh Jammu Kashmir National Student Federation atau Federasi Mahasiswa Nasional Jammu Kashmir (JKNSF) yang dimulai dari Lapangan Kolese Rawlakot. Penghimpunan-massa itu dipimpin oleh kamerad Amjad Shahsawar (Ketua JKNSF) dan ribuan kaum muda dari seluruh Kashmir berpartisipasi. Para demonstran mengibarkan slogan-slogan revolusioner, seperti “Inqalab, Inqalab, Socialist Inqalab” (Revolusi, Revolusi, Revolusi Sosialis), “Kali raat jaway e jaway-Surkh sawera away e aaway” (Sebuah fajar merah akan mengakhiri malam yang gelap ini), dsb. Setelah menjalani segenap kota, penghimpunan-massa bergabung dengan Konferensi Revolusioner Kashmir yang diorganisir di Stadion Sabir Shaheed.
Konferensi ini diketuai oleh kamerad Amjad Shahsawar, dan kamerad Lal Khan diundang sebagai tamu kehormatan. Yousuf Tarigami (Sekretaris Jenderal Partai Komunis India [Maois] Jammu & Kashmir dan seorang anggota parlemen di Majelis Negara) memberikan pidato khusus via pesawat telepon dari Srinagar (wilayah Kashmir yang diduduki India). Dalam pidato-pidato mereka para partisipan menekankan bahwa kapitalisme sebagai sebuah sistem ekonomi dunia telah lama berhenti memainkan peran progresif dan sekarang tidak dapat memberikan apa-apa kepada umat manusia, kecuali kemelaratan, kelaparan, pengangguran, perang, lonjakan harga, dan terorisme. Kelas penguasa sedang mengikuti kebijakan-kebijakan imperialisme dan ingin mengambil sebanyak mungkin dari kelas pekerja miskin. Kelas kelas penguasa Pakistan, Afghanistan, Irak, dan Amerika bertanggungjawab atas pembantaian massal atas nama “Perang Melawan Terorisme”. Di lain pihak, IMF, Bank Dunia, dan lembaga-lembaga imperialis lainnya melalui kebijakan-kebijakan mereka sedang melancarkan terorisme ekonomi di seluruh dunia. Orang-orang muda melakukan bunuh-diri karena pengangguran dan kaum perempuan terpakas menjual tubuh-tubuh mereka karena kemiskinan.
Kamerad Lal Khan berkata bahwa kita melawan segala macam pemecahbelahan, entah atas nama agama atau etnik. Pada tahun 1947 sebuah garis-berdarah ditarik membelah sub-benua Asian Selatan (menjadi India dan Pakistan) atas nama agama dan 2,7 juta orang kehilangan nyawa mereka karenanya. Klas-klas penguasa baik India maupun Pakistan mengorganisir pembelahan ini demi pasar-pasar yang terpisah dan mandiri dengan kompetisi yang lebih kecil guna memperbesar keuntungan mereka sendiri. Gara-gara pembagian artisifial Punjab, Bengal, dan Kashmir, massa-rakyat di sana menanggung penderitaan sampai saat ini. Dalam era imperialisme internasional ini, kemerdekaan nasional Kashmir hanya dimungkinkan melalui sebuah agenda sosialis yang akan membawa klas pekerja Kashmir, India, dan Pakistan ke dalam satu platform yang membentuk sebuah Federasi Sosialis Sub-Benua Asia Selatan. Hanya dalam masyarakat seperti itulah stabilitas ekonomi dan keselarasan agamawi dapat tercapai berdasarkan basis proletarian. Umat manusia mempunyai dua pilihan di hadapannya: Sosialisme atau Barbarisme, dan perjuangan demi Sosialisme perlu diperkuat. Kita akan melancarkan perjuangan kita di sepanjang jalur ilmiah dan waktu berdirinya sebuah Federasi Sosialis sedunia bukan nun di masa depan yang terlalu jauh.
Mendiskusikan situasi terakhir dari Partai Rakyat Pakistan (Pakistan People’s Party, PPP) Lal Khan berkata bahwa ada tertulis dalam dokumen-dokumen pendirian PPP bahwa tujuan akhir dari kebijakan-kebijakan partai haruslah sebuah masyarakat tanpa klas yang hanya mungkin tercapai melalui sosialisme. Dengan rujukan pada kemerdekaan nasional Kahsmir, ia berkata bahwa hanya melalui sebuah revolusi sosialis hak untuk menentukan nasib sendiri dapat diraih, karena tanpa kemerdekaan ekonomi tidak ada kemerdekaan sama sekali.
Dalam pidato yang disampaikannya melalui telepon, Kawan Yousuf Tarigami berkata bahwa kelas buruh harus memperjuangkan sebuah dunia yang lebih baik dengan mengabaikan segala pembagian geografis. Proletariat di seluruh dunia harus bersatu melawan penghisapan dan hanya melalui persatuan ini kita dapat mencapai sebuah masyarakat yang sesuai bagi umat manusia. Bahkan sebuah analisa yang sangat singkat tentang sejarah menuturkan kepada kita bahwa jalan keluar satu-satunya dari sistem yang menghisap dan menindas ini adalah sosialisme.
Kamerad Jawad Ahmad berkata bahwa hanya sebuah sistem yang didasarkan pada kesetaraan dapat menyelesaikan problem-problem yang menghadapi umat manusia. Kemudian ia menyanyikan sebuah puisi revolusioner karya Faiz Ahmed Faiz yang menggugah antusiasme para pendengar.
Kamerad Zuhaib Butt, Presiden Federasi Mahasiswa Rakyat Punjab (Punjab People’s Students Federation) menyatakan rasa hormat terhadap perjuangan-perjuangan para mahasiswa JKNSF dan berkata bahwa kita akan bergandeng tangan untuk mengenyahkan kemelaratan, kebodohan, dan penderitaan di wilayah ini bersama-sama melalui sebuah revolusi sosialis.
Sardar Khalid Ibrahim, Presiden JKPP menyatakan rasa hormat terhadap perjuangan JKNSF, kendati mengungkapkan perbedaan-perbedaan politiknya. Kawan Ali Wazir dari Waziristan berkata bahwa di wilayahnya Tentara dan Taliban sama-sama membunuhi rakyat tak bersalah dan ini terjadi dalam sebuah pertempuran untuk mengendalikan narkotika dan penyelundupan senjata. Ia berkata bahwa ia datang untuk memperoleh pembaharuan enerji dan kekuatan untuk bertarung menghadapi pasukan-pasukan reaksioner gelap ini yang hanya dapat dienyahkan melalui sebuah revolusi sosialis.
Kamerad Riaz Hussain Baluch, President PTUDC, dan Kawan Ilyas Khan, Sekretaris Jenderal Forum Pengacara Rakyat Pakistan (Pakistan People’s Lawyers Forum) juga mengekspresikan solidaritas terhadap perjuangan kemerdekaan Kahsmir dan menekankan bahwa hanya sosialisme solusi atas isu maha penting Kahsmir.
Di akhir Konferensi, kamerad Amjad Shahsawar, Ketua JKNSF, menyampaikan terimakasih kepada semua partisipan dan berkata bahwa kita akan melanjutkan perjuangan kita sampai mencapai kejayaan sosialis.
Yang lain-lain yang berbicara dalam kesempatan itu adalah Sardar Sagher Khan (Ketua JKLF), Habib-ur-Rehman (PSF), Dr. Hareesh Kumar (Editor The Struggle edisi bahasa Sindhi), kamerad Rashid Sheikh (Sekretaris Jenderal JKNSF), kamerad Rehana Akhtar, Sumera Saeed, Kamerad Basharat Ali (Presiden Distrik dari JKNSF), Faran Mushtaq, Waseem Abbasi (Mantan Organisator Kepala JKNSF), Ghazanfer (PSF AJK), dan banyak lagi yang lainnya. Kamerad Sajid Kashir adalah sekretaris penyelenggara.
Diterjemahkan oleh Pandu dari “Inqilab-e-Kashmir Conference: Our Aim Independence! Our Goal Socialism!”, Imran, 2 Juli 2010
Source: Militan (Indonesia)