Venesia abad 16, ceritanya seorang pemuda miskin bernama Bassanio ingin melamar wanita tercantik di Venesia, Portia, maka ia mendatangi temannya Antonio untuk meminta uang agar ia bisa melamar Portia.
Antonio adalah pedagang kaya dan memiliki beberapa armada kapal dagang yang tersebar dari Meksiko sampai East Indies, namun saat itu Antonio sedang tidak memiliki uang maka ia pergi ke seorang Yahudi bernama Shylock untuk membuat surat hutang (bonds) dengan jaminan hasil keuntungan dari perniagaannya
Shylock malah menawarkan pinjaman tanpa bunga namun Antonio harus membayar utangnya dengan potongan daging dari tubuhnya jika Antonio tidak bisa membayar utangnya itu. Terkesan dengan penawaran itu Antonio yakin bisa membayar utangnya maka surat utang itu pun dibuat dengan harga 3000 koin emas dukat Venesia
Maka Bassanio melamar kekasihnya Portia, namun untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, armada kapal Antonio hilang di lautan, maka Shylock meminta janji bayaran atas utangnya itu dengan potongan daging tubuhnya.
Untungnya Portia, istri Bassanio ini bukan cuma cantik tapi sangat pintar. Seperti miss Universe yang punya Brain, Beauty and Behavior itu, Portia menyusun rencana untuk menyelamatkan Antonio dan suaminya, juga menyadarkan Shylock agar bertaubat dari perbuatannya itu.
Merchant of Venice karangan William Shakespeare ini adalah novel drama yang menggambarkan bagaimana situasi pada abad 16. Banyak yang menuduh novel ini sebagai karangan antisemitic, padahal memang seperti itu kondisi kaum Yahudi, dimana mereka bisa bebas meminjamkan uang dengan bunga tinggi karena hukum agama Kristen (yang melarang meminjamkan uang dengan bunga) tidak berlaku untuk kaum Yahudi.
Maka tidak heran kalau kaum Yahudi dalam novel klasik selalu digambarkan sebagai tokoh yang licik dan tamak, seperti juga dalam novel Dostoyevsky; Crime and Punishment.
Tokoh Portia terinspirasi dari Ratu Elizabeth 1, sangat menarik bagaimana Shakespeare menyusupkan tokoh wanita yang diawali cerita seperti cuma tokoh pemanis saja, namun setelah cerita makin berkembang maka Portia semakin dominan perannya, juga karena dia memiliki wawasan luas tentang kondisi politik dan konflik agama di Venesia.
Tentang emas dukat, itu adalah koin emas resmi di Eropa abad 16, satu koin dukat seberat 3,5 gram emas, dengan kadar emas sekitar 99,5% yang merupakan emas kualitas terbaik di masa itu.
Setelah Belanda merdeka dari Spanyol dan menguasai perdagangan Eropa (berkat jajahan di East Indies) koin emas dukat banyak dikuasai oleh negeri kincir angin itu.
Maka jika Antonio menerbitkan surat utang senilai 3000 koin emas dukat, jika satu koin bernilai sekitar 200 US dollar maka surat utang Antonio bernilai sekitar 600.000 us dollar.
Merchant of Venice, novel yang dramatis, sederhana, menarik dan menghibur dimana semua tokoh mendapatkan happy ending, tidak seperti kisah Romeo dan Julliet.
Susan Devy, Pegiat Sosial-Ekonomi dan Peminat Seni-Budaya, alumni Institut Pertanian Bogor (IPB)
Facebook Comments