Menelisik Jejak-Jejak Keterlibatan Pentagon Dalam Proyek-Proyek Biomiliter di Ukraina

Bagikan artikel ini

Sebagaimana dilansir Kantor Berita Antara pada 9 Maret 2022 lalu, 30 laboratorium biomiliter Ukraina yang didanai oleh Pentagon AS, telah membuat sejumlah patogen berbahaya seperti pes, antraks, tularemia, kolera dan penyakit-penyakit mematikan lainnya. Sebagai laboratorium biomiliter yang didanai Pentagon atau kementerian pertahanan AS, nampaknya merupakan bagian integral dari program pembuatan senjata biologis.

Terlepas adanya pro kontra terkait keberadaan laboratorium biomiliter Ukraina, fakta yang tak terbantahkan adalah bahwa Ukraina memang memiliki sejumlah laboratorium yang didukung AS, Uni Eropa, Kanada, dan WHO, untuk meneliti mikroorganisme penyebab penyakit (patogen), di antaranya yang menyebabkan antraks, wabah, dan demam berdarah pada manusia. Bahwa dengan alasan tersebut Ukraina membantah telah memanfaatkan keberadaan 30 laboratorium biomiliter itu untuk membuat senjata biologis, masih belum bisa jadi bukti yang cukup meyakinkan.

Apalagi dengan terbongkarnya laboratorium bertujuan ganda NAMRU-2  AS di Indonesia pada 2009, membuktikan bahwa NAMRU-2 AS meskipun di permukaan merupakan lembaga penelitian penyakit endemi seperti TBC atau Pes, ternyata laboratorium NAMRU-2 AS telah digunakan sebagai sarang operasi intelijen Angkatan Laut AS,  untuk mengirim virus H5NI dari Indonesia ke luar negeri, tanpa melewati pemeriksaaan imigrasi lantaran di bawah perlindungan hak kekebalan diplomatik para karyawan NAMRU-2 AS.

Selain itu, ada satu fakta penting lagi yang tidak bisa dianggapn enteng. Melalui skema kerjasama antara Kementerian Pertahanan AS/Pentagon dengan pemerintah Ukraina, AS telah memberikan dana bantuan lewat Program Pengurangan Ancaman Biologis (BTRP) sebesar  200 juta dolar AS sejak 2005 untuk dengan dalih untuk bantuan pembangunan  laboratorium biologi, fasilitas kesehatan, dan situs diagnostik di Ukraina.

Namun seperti saya katakan tadi, bukan berarti dana bantuan sebesar 200 juta dolar AS tersebut sematga-mata untuk skema kerjasama kesehatan dan penelitian penyakit endemi/pandemi. Kemungkinan untuk tujuan terselubung membuat senjata biologis tetap berpotensi ancaman bagi dunia internasional, tak terkecuali Indonesia, mengingat pengalaman buruknya terkait proyek Laboratorium NAMRI-2 AS.

 

Baca:

Ukraina disebut hancurkan patogen mematikan di lab senjata biologis AS

Baca juga :

Document On Wikileaks ‘a Proof’ US Manufactured ‘components Of Bioweapons’ In Kyiv: Russia

Beberapa indikasi sepertinya semakin diperkuat dengan keterlibatan salah seorang pemain kunci dari Pentagon yaitu Robert Pope, Direktur Kementerian Pertahanan AS Bidang Kerjasama Program Pengurangan Ancaman/ US Departemen’s Cooperative Threat Reduction Program yang berada di bawah naungan The Defense Reduction Agency atau kerap populer dengan sebutan the Nunn-Lugar Program.

Adapun peran yang dimainkan oleh Robert Pope adalah menyediakan para ahli dari AS yang punya akses terhadap fasilitas-fasilitas bahan-bahan biologis/bio-materials maupun dalam membangun tempat-tempat penyimpanan mikro-organisme/micro-organism.

Yang lebih mencurigakan lagi, seperti dilansir Kantor Berita Antara, sejumlah patogen berbahaya tersebut di atas telah dimusnahkan oleh otoritas politik dan keamanan di Kiev.  Sepertinya indikasi adanya “tangan-tangan AS” di balik keberadaan laboratorium biomiliter Ukraina nampaknya bukan isapan jempol belaka.

https: img.okezone.com content 2022 04 01 18 2571359 rusia-beri-bukti-baru-biolab-ukraina-yang-didanai-as-anak-biden-ikut-terlibat-07IqUNMbOd.jpg

Seturut dengan temuan 30 Lab biomiliter Ukaina, Pemerintah Cina, dalam hal ini kementerian luar negeri Cina, telah mendesak AS untuk segera merilis informasi secara lebih rinci laboratorium-laboratorium biologisnya di Ukraina. Termasuk jenis virus apa  yang disimpan maupun penelitian-penelitian apa saja yang sudah dilakukan.

Desakan pihak Cina kiranya memang sangat penting, apalagi berkembang informasi bahwa bahan-bahan biologis seperti sejumlah patogen berbahaya sebagaimana disebut di atas, pada Februari 2022 lalu telah dipindahkan dari tempat penyimpanan pada awal Februari 2022 lalu. Lantas kemudian dibawa oleh pesawat militer ke AS melalui Odessa.

Baca juga: US Involved In Making Biological Weapons In Ukraine, Claims Russia

Selain itu, kantor Defense Threat Reduction atau Badan Pengurangan Ancaman Pertahanan (DTRA) yang berkantor di Ukraina, nampaknya juga perlu sorotan khusus. Lantaran Kepala DTRA yang berkantor Ukaina, Joanna Wintrall, merupakan pemain utama dalam mengkoordinasikan proyek biomiliter maupun seleksi para personil yang dilibatkan dalam proyek biomiliter yang beroperasi di Ukraina.

Adalah Joanna Wintrall yang juga telah memberikan arahan-arahan strategis pelaksanaan beberapa proyek biomiliter Ukraina seperti UP-4, UP-6, dan UP-8. Selain itu menurut dokumen, AS telah melakukan eksperimen di Ukraina dengan virus dalam kerangka proyek P-382, P-444 dan P-568 yang juga berada di bawah pengawasan kepala Badan Pengurangan Ancaman Pertahanan ( DTRA) di kedutaan AS di Kyiv, Joanna Wintrall.

Dengan begitu sejumlah patogen berbahaya selain antraks, juga meliputi apa yang disebut Crimean-Congo hemorrhagic fewer dan leptospirosis.

Yang juga perlu dicermati adalah keterlibatan sebuah perusahaan bernama the Black and Veatch cabang Ukraina, berikut peran dari kepala cabangnya, Lance Lippencott, sebagai contact person dengan pihak kementerian kesehatan dan pertahanan Ukraina.

Perusahaan itu terindikasi telah bekerja untuk kepentingan Pentagon sejak 2008 dalam Proyek Penelitian tentang potensi bahan-bahan biologis, termasuk terlibat dalam Proyek UP-1 untuk mengkaji infeksi Rickettsia di sebelah Barat Laut Ukraina.  Rickettsia adalah genus bakteri gram-negatif. Rickettsia bersifat parasit intraselular obligat, dan dapat menyebabkan penyakit Rickettsia.

ukraina lab

Riketsia atau tipus adalah infeksi bakteri yang disebarkan melalui kutu dan tungau. Penyakit ini sering disamakan dengan tipes (tifus atau demam tifoid). Masuk akal jika kemudian muncul dugaan bahwa Proyek UP-1 yang diarahkan untuk mengkaji infeksi Rickettsia, pada kenyataannya ditujukan untuk meneliti bahan-bahan patogen berbahaya, khususnya yang bisa membuat penyakit-penyakit berbahaya yang timbul akibat infeksi.

Untuk mengamankan Proyek UP-2 seraya memegang kendali kontrol terkait proyek-proyek biomiliter lainnya, Black and Veatch membuat sistem monitoring terhadap Tularemia dan Antraks pada beberapa fasilitas biomiliter Ukraina.

Sehingga kantor DTRA kemudian menggunakan the Black and Veatch untuk membuat sistem pengawasan dan pengamanan aktivitas-aktivitas laboratorium-laboratorium biomiliter Ukraina dalam meneliti bahan-bahan patogen berbahaya yang bisa menimbulkan penyakit-penyakit epidemic akibat infeksi.

Sekadar informasi, tularemia adalah penyakit menular yang langka yang dapat menginfeksi hewan dan manusia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis dan sering menyerang kulit, mata, kelenjar getah bening dan paru-paru.

Black and Veatch Company nampaknya bukan satu-satunya yang bekerja untuk Pentagon. Metabiota, juga merupakan kontraktor yang bekerja untuk Pentagon. David Mustra dari DTRA yang berwenang dalam Pengawasan dan Monitoring proyek-proyek biomiliter di Ukraina, selain mengkoordinasikan kerjasama DTRA dan Metabiota, juga berwenang sebagai koordinator proyek-proyek biomiliter di Ukraina maupun Eropa Timur.

Nampaknya Metabiota sangat diandalkan oleh Pentagon maupun DTRA karena reputasinya dalam penelitian ihwal masa depan wabah penyakit yang diakibatkan infeksi. Menariknya lagi, perwakilan Metabiota di Ukraina adalah Mary Gutierez, yang menjabat sebagai wakil presiden Metabiota, dan salah seorang kepercayaan Presiden AS Joe Biden. Adapun Scott Thornton, bertanggungjawab terkait kinerja laboratorium maupun pelatihan para staf serta karyawan laboratorium.

Yang lebih mengerikan lagi, Thornton juga diberi wewenang untuk memberikan nasehat kepada para staf lokal dalam menangani bahan-bahan patogen yang masuk kategori sangat berbahaya dari proyek-proyek biomiliter yang berada dalam pengawasan DTRA. Hal ini tentu saja merupakan fakta yang tak terbantahkan adanya keterlibatan Pentagon maupun para kontraktor kementerian pertahanan AS baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan proyek-proyek yang berada dalam kendali dan pengawasan Pentagon di Ukraina.

Hendrajit, Pengkaji Geopolitik, Global Future Institute (GFI)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com